14. 2 Tidak Akan Ada Penyesalan

805 172 13
                                    

Kenapa perkataan Sue yang terakhir itu membuatnya merasa bersalah? Memang ia yang lebih dulu mengabaikan Sue dan membuat suasana menjadi canggung kemarin. Akan agak aneh jika sekarang ia menempel terus pada Sue. Terlebih, sejak dulu mereka memang tidak terlalu akrab.

Zoe hanya akan semakin bertanya-tanya dan akhirnya adiknya itu akan menebak-nebak hingga menemukan jawaban yang tepat. Tidak boleh ada yang tahu mengenai 'hubungan terlarangnya' dengan Sue ini.

Yah, setidaknya tadi ia bersyukur Byron menginterupsi penghakiman Zoe. Jika tidak, akan ada semakin banyak kebohongan yang Zac ucapkan pada Zoe. Dan ia benci berbohong pada Zoe.

"Ana, apa kau bisa memberi anak muda ini makan siang yang lezat? Aku kelaparan dan adikku malah membuat acara makan siangku semakin tertunda?" ucapnya sambil mencium pipi Ana yang masih sibuk di dapur.

Ana menatapnya dan tersenyum. "Jadi kau kemari hanya karena kau sudah tidak bisa menahan rasa laparmu?"

Zac memeluknya dengan erat. "Maafkan aku. Kemarin aku..." Zac berhenti bicara. Apa yang akan ia katakan pada Ana? Bahwa ia tidak kemari karena menghindari Sue? Karena ia tidak bisa menghadapi gadis itu tanpa keinginan untuk menidurinya?

"Tidak usah kau jelaskan padaku. Aku sudah bisa menduganya."

"Dan apa yang kau duga itu?" Tanya Zac dengan waspada.

Ana menepuk lengannya dengan lembut. "Aku menyukai Sue. Dia gadis yang baik," ucapnya tanpa menjawab pertanyaan Zac.

Zac mendesah dan membenamkan wajahnya di bahu Ana. Bahkan Ana pun bisa melihatnya dengan jelas.

"Hubungan kami tidak seperti itu. Kami... tidak ada yang bisa kuberikan padanya, Ana."

Dengan Ana, selalu lebih baik untuk bicara apa adanya. Atau mendekati kenyataan setidaknya. Ia tahu Ana tidak akan bicara apa-apa pada Zoe. Ana adalah tipe wanita yang selalu bisa menyimpan rahasia dengan baik.

Ana berbalik hingga kini mereka berdiri berhadapan. Tangannya yang mulai keriput itu membelai rahang Zac dengan lembut.

Zac memejamkan mata saat kerinduan akan belaian seorang ibu itu menghantamnya. Jika ada satu hal yang paling ia syukuri setelah berbagai kemalangan dalam hidupnya, itu adalah kehadiran Ana. Wanita ini memberikan semua yang Zac inginkan dari sosok seorang ibu.

"Aku ingin kau bahagia dengan wanita yang tepat, Nak. Kau tidak berhak hidup sendirian."

Zac tersenyum muram. "Aku bahagia dengan hidupku sekarang."

"Tetapi kau sendirian."

"Aku punya kau, Zoe, Byron, dan Zane. Bagiku itu sudah cukup."

Mungkin jawaban itu terdengar tidak menyakinkan bahkan untuk dirinya sendiri. Namun, untuk saat ini, hal itu sudah cukup baginya. Ia tidak akan meminta lebih kepada Tuhan. Terutama, ia tidak akan meminta seorang wanita mendampinginya. Ini sudah cukup. Lebih dari cukup.

***

Meskipun mata Zoe selalu tampak mengawasi mereka dengan tajam seperti seekor singa yang menatap mangsanya, tetapi malam itu bisa dilalui Zac dan Sue dengan aman. Tidak ada lagi interogasi penuh intimidasi dari Zoe meskipun Zac tahu jika wanita itu sangat ingin melakukannya.

Hal itu juga tidak lepas dari bantuan Byron dan Ana yang selalu membuat Zoe sibuk dengan Zane, atau dengan makan malam, dan menjauhkan Sue dari jarak dekat dengan Zoe.

Zac bersyukur untuk itu meskipun ia juga tidak bisa menyembunyikan perasaan bersalahnya karena tidak bisa mengatakan yang sebenarnya pada dua orang yang sudah membantunya itu.

Untuk saat ini, Ana mengasumsikan jika ia memiliki perasaan pada Sue tetapi masih ragu dengan hatinya. Sementara, Byron melindunginya dari Zoe karena tahu jika ia memang pernah tidur dengan Sue. Setidaknya, tidak ada yang tahu perjanjian antara dirinya dan Sue dan itu aman untuk sementara ini.

My Dear Mr. Pilot - Spin Off REVERBERE (TAMAT)Where stories live. Discover now