20 : Villain Failure

177 62 95
                                    

Ruangan gelap gulita tanpa penerangan apapun itu menjadi tempat dimana Tasya dibaringkan pada lantai yang begitu dingin hingga menusuk tulang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ruangan gelap gulita tanpa penerangan apapun itu menjadi tempat dimana Tasya dibaringkan pada lantai yang begitu dingin hingga menusuk tulang. Gadis bertopeng, dengan gaun hitam yang sangat menjuntai ke lantai itu nampak menunjukkan smirk-nya saat melihat Tasya yang tergeletak tak berdaya sehabis di bekap olehnya barusan.

Tangannya yang di lapisi sarung tangan panjang berwarna hitam sampai ke siku itu nampak memegang sebuah belati. Ia sedikit mengangkat belati tersebut ke udara, kemudian dengan telunjuknya yang lentik itu mengusap-usap ujung belati tersebut.

Seuntai kata-kata ia lontarkan sambil mengelus pipi Tasya, "Gue di sini cuman mau membantu lo agar gak terus menderita, Tasya." ucapnya begitu pelan namun sangat menggema di ruangan kosong tersebut.

"Yahh, gue gak tau kalau ternyata mangsa terakhir gue waktu itu Si Alvaro. Semoga lo udah sadar ya? Pasti sekarang lo lagi pura-pura masih pingsan karena takut sama gue kan?"

Gadis itu tertawa, tawa nya yang suram dan mencekam itu terdengar menggema di seluruh ruangan. Ia merasa lucu dengan kata-katanya sendiri.

"Jadi, sebelum lo tau gue dalang dari semua itu, lebih baik gue bunuh lo sekarang, ya?" lanjut gadis itu sembari menahan kegelian hatinya. Ia Menyimpan ujung belati itu pada perut Tasya, "i'm sorry girl, kayaknya memang paling bener lebih baik lo susul dia aja."





Jleb!





Belati itu berhasil menembus perut Tasya, sudut bibir gadis itu semakin mengembang menjadi sebuah seringaian.

Namun, seperkian detik senyuman asimetris nya perlahan memudar disaat ia mencabut belati nya---tikamannya sama sekali tak membekas 'kan luka sedikitpun.

Karena kesal, gadis itu pun menusukkan lagi belati itu dengan membabi buta ke bagian perut Tasya, namun pada akhirnya ia pun frustasi karena setiap kali dia mencabut belati itu tidak menyisakan luka di tubuh Tasya.

"Kenapa begini???!!" erangnya sambil meremat rambutnya.

Terlintas satu ide di pikirannya secara tiba-tiba. Ia mencoba menusukkan belati itu pada dada Tasya.





Jleb.






Crakk!!





"Berhasil!"

Darah muncrat kemana-mana saat Gadis itu berhasil menusukkan belati nya pada dada Tasya, disaat pisau itu tercabut darah segar langsung mengalir dari dada kiri Tasya dan menyisakan luka cukup dalam.

Namun kian detik kemudian, aneh sekali luka itu kembali rapat dan hilang.

Gadis itu tertegun, dengan amarah yang meluap-luap, "harus bagian mana lagi gue nusuk dia?" sergahnya kesal, kemudian dia melempar belati nya ke sembarang arah.

"Dia ini punya ilmu apa?" gumam gadis itu, kemudian dia menoleh, ia ambil belati yang tadi ia lempar kemudian ia sayat kan pada lengannya dan--

Berdarah.

OSIS Ghost : Endless Betrayal Where stories live. Discover now