Part 2 : Sebab nya adalah...

33 13 13
                                    

Hai guys, disini masih pada stay nggak sih? dimana kalian para seulmin lovers? kok nggak nampak batang hidungnya.. kapal kalian karam? ayo, kita bucinin lagi mereka! absen dulu yuk, sambil nikmatin cerita baru lagi~


***

Melody terdiam memandangi semangkuk bubur kacang merah di depannya, ia tidak ada tenaga untuk sekedar membuka mulut atau bahkan mengunyah bubur tersebut. Bayangkan saja, hamil ketika masih virgin, dan menikah dengan seseorang yang harusnya tidak perlu ia kenali lebih dalam, serta luka di hati yang belum sepenuhnya pulih, bukankah ini sangat sulit diterima oleh kenyataan?

Kris yang mendapati Melody terdiam pun tidak bisa tinggal diam, ia meraih sendok didalam mangkuk, kemudian genggamkan pada tangan Melody. "Makan, kamu belum makan sejak pagi." ujarnya parau.

Melody tak menjawab, justru genggaman pada sendoknya pun perlahan melemah. Melihat kondisi Melody yang begitu mengenaskan, Kris langsung meraih sendok tersebut kemudian menyuapkan buburnya ke Melody. "Sudah malam, aku mohon." ucapnya sembari menyuapkan satu sendok bubur kedalam mulut Melody, mau tidakmau Melody harus menerima suapan itu, perlahan ia mengunyah buburnya dan mengambil alih sendok ditangan Kris.

"M-maaf, aku bisa sendiri. Istirahat saja dulu, sudah malam, besok kamu harus kerja." ucap Melody sambil mengaduk aduk bubur didalam mangkuknya.

Ada sedikit kelegaan dalam diri Kris ketika mendengar ucapan Melody, ia pun mengangguk dan berpaling dari meja makan, ia mengarah ke meja memasak dan membuatkan susu formula untuk ibu hamil. Jujur saja, Kris bukanlah tipikal laki laki perhatian, Melody lah satu satunya perempuan yang ia perhatikan sampai ia harus repot repot membuat bubur dan susu. Setelah susu nya telah siap, ia meletakkan segelas susu itu di samping mangkuk bubur Melody diatas meja. "Habiskan bubur dan susu nya, setelah itu kamu bisa istirahat di kamar. Oh iya, tadi aku sudah meminta pelayan untuk memasukkan buah yang sudah siap makan di kulkas kamar, kalau memang kamu masih sulit untuk tidur, kamu bisa ambil buah itu untuk menyegarkan pikiran kamu sebelum tidur." jelas Kris panjang lebar.

Melody menghentikkan kunyahan nya, kemudian ia menatap Kris lalu tersenyum simpul. "Terimakasih.."

Kris mengangguk. "Kalau ada apa apa, kamu bisa telfon pelayan. Istirahat yang cukup, sekali lagi aku ingatkan, bayi itu tidak bersalah.. tolong jangan menyiksa bayi itu." ujarnya sebelum ia melangkah pergi meninggalkan Melody sendirian.

Melody kembali menyantap bubur nya, sesekali ia juga menyeruput susu formula ibu hamil yang telah dibuatkan oleh Kris. Namun, otaknya kembali memutar kejadian itu dirumah sakit.

THROWBACK. . . .

Melody menangis tersedu sedu, ketika dokter memberitahu dirinya, bahwa salah satu staff yang seharusnya menyuntikkan vitamin, justru menyuntikkan embrio ke rahimnya, embrio milik Kris tentunya. Melody memang rutin melakukan pemeriksaan organ reproduksinya, karena ia sedikit ada masalah dengan itu, namun yang terjadi justru kesalahan fatal. Melody hampir pingsan setelah tahu bahwa yang di suntikkan bukanlah vitamin, melainkan embrio.

Melody sudah tidak ada tenaga jika harus mengobrak abrik rumah sakit ini, toh hal itu tidak membuat embrio nya hilang kan? ibarat kata, nasi sudah menjadi bubur, Melody pasrah jika memang takdir mempermainkannya.

Yang Melody tahu, ternyata Kris juga sering melakukan pengecekan, entah untuk apa, dia juga tidak ingin bertanya atau mau tahu. Sekarang, ia harus bersiap diri dan mental, ia sadar jika nantinya si bayi akan terus tumbuh dan membesar didalam perutnya.

***

Pagi pagi sekali, Kris sudah rapih dengan setelan tuxedo miliknya, namun kali ini ia tidak akan pergi ke kantor. Soraya, ibu dari Kris meminta putra nya untuk memperhatikan Melody seharian ini, sekaligus mencari tahu seperti apa sosok wanita yang kelak akan melahirkan bayi nya. Ia duduk di sofa sambil memangku kaki kirinya, tangan kanannya memegang gelas berisikan kopi dan segera ia menyeruput kopi tersebut.

TERANG DALAM GELAP.Where stories live. Discover now