Part 9 : Tanya.

39 10 2
                                    

Hai guys, disini masih pada stay nggak sih? dimana kalian para seulmin lovers? kok nggak nampak batang hidungnya.. kapal kalian karam? ayo, kita bucinin lagi mereka! absen dulu yuk, sambil nikmatin cerita baru lagi~

***

Kris termenung, tepat setelah Melody menceritakan pertemuannya dengan Keenan, apalagi ketika ia tahu bahwa Melody tidak mengaku pada Keenan tentang pernikahan ini. Kris tahu, Soraya akan sangat marah jika hubungan keduanya sampai menyebar kemana mana, sebenarnya Kris pun merasa cemas karena telah mengaku pada Gwen, tetapi ibarat nasi telah menjadi bubur, Kris siap menghadapi segala resiko yang ada nanti. Baginya, pernikahan dengan Melody bukanlah suatu hal yang tabu, ia sangat menyayangi Melody jauh lebih dari apapun. Melody, wanita yang apa adanya dan berhati mulia, ingin sekali memiliki Melody tanpa batas waktu, ia memutar otak setiap hari, agar cinta nya untuk Melody tidak akan terhenti meski di halangi oleh Soraya sekalipun.

Melody merasa bersalah, ketika melihat Kris diam seperti sekarang, biasanya Kris tidak pernah bersikap seperti ini, mungkinkah Kris marah? Melody pun melangkah menghampiri Kris yang sedang termenung di balkon kamar. Ia sentuh pundak Kris hingga pria nya menoleh dan sadar akan kehadirannya.

"Aku buat salah ya?." tanya Melody.

Kris kembali menatap langit yang mulai gelap. "Nggak sepenuhnya salah, aku terlalu berekspetasi tinggi aja."

Melody tidak bodoh, bahkan dari gestur dan cara bicara Kris saja, sudah bisa menjadi bukti nyata bahwa dirinya telah melakukan sesuatu yang salah. "Kris.. kalo kamu nggak bilang salahku dimana, aku nggak tau.."

Kris menghela nafasnya secara perlahan, kemudian ia mengambil posisi berdiri tepat di belakang Melody, lalu ia merangkul Melody dari belakang, dagu nya ditempatkan tepat di pundak Melody. Dan Melody bisa merasakan bagaimana eratnya pelukan Kris padanya.

"Mel, aku takut kehilangan kamu. Mungkin, di awal emang aku nggak terlalu yakin sama pernikahan ini, tapi lama kelamaan, aku ngerasa kalo kamu adalah wanita yang selama ini aku cari, yang aku mau. Kalo kamu pergi, aku gimana?."

Melody menyentuh tangan Kris yang masih erat memeluknya. "Tapi, setelah bayi ini lahir.. bukannya kita harus.."

Kris memutar tubuh Melody, hingga keduanya saling bertatap muka dan saling menatap satu sama lain. Kris sengaja memotong jarak antara keduanya, tubuh keduanya benar benar berdempetan, dan hal itu membuat Melody merasa gerogi. "Mel, bisa nggak.. jangan bahas itu dulu? aku nggak mau pisah, aku nggak bisa bayangin gimana hari hariku kalo kamu pergi. Aku bakal berusaha yakinin mama, supaya kita nggak perlu pisah sesuai rencana awal."

Melody tertunduk, hatinya berkecamuk, ia tidak tahu bagaimana perasaan nya sekarang. Kris atau Keenan.

Mendapati Melody diam tak merespon, Kris semakin yakin bahwa Melody memang masih memiliki perasaan pada Keenan.

"Kris, aku bakal berusaha semaksimal mungkin sampai waktunya dateng. Jadi, kita jalanin aja semua tanpa mikir kapan akhir dari segalanya."

Kris tersenyum, jawaban Melody begitu ambigu, seolah ia yakin bahwa semua akan berakhir setelah bayi itu lahir.

"Keenan, apa kamu masih sayang sama dia?." Kris menatap Melody dengan tatapan sendu, mengharapkan jawaban yang dapat melegakan hatinya sendiri.

Melody merotasikan kedua bola matanya sebelum menjawab pertanyaan Kris, namun ia sendiri bingung harus menjawab seperti apa, ia benar benar tidak bisa menentukan pilihannya.

"Kalo emang sesusah itu, aku nggak akan maksa, apapun keputusan kamu nanti, semoga itu yang terbaik." Kris pasrah, ia melepas pelukannya dan berbalik melangkah pergi, namun Melody berlari dan memeluknya dari belakang, jauh lebih erat dari pelukan nya pada Melody tadi.

Melody menggesekkan pipinya dipunggung Kris, sampai Kris merasakan basah disana, sepertinya Melody menangis. "M-maaf, semua yang udah terjadi, nggak mudah aku terima Kris.. aku masih stuck, tapi aku harus ngadepin masalah ini, aku belum bisa tentuin apa yang ada di otakku, perasaanku, keduanya nggak sinkron. Aku kaya gini karena aku perempuan, posisiku juga sakit, aku nggak mau kehilangan kamu, tapi aku nggak bisa bohong kalo masih ada nama dia di hatiku. Aku nggak mau bohongin kamu, aku sayang sama kamu, aku juga mau kita sama sama, tapi aku bisa apa kalo mama Soraya udah nentuin kisah kita? aku bisa apa.. aku udah laluin banyak hal yang cukup bikin aku ancur, kalo aku harus ancur lagi karena perjanjian mama Soraya, aku gimana? kamu ngerti nggak sih? aku takut berharap sama kamu Kris, a-aku.. aku takut, kalo aku bener bener nggak bisa lepas dari kamu, aku bakal merugi seumur hidup!."

Tangis Melody pecah, diluar dugaan, Kris tidak mengira bahwa Melody bisa mengatakan hal sepanjang itu, harusnya Kris tahu bahwa Melody juga memiliki ketakutan, tetapi ia juga butuh sandaran manakala kisahnya dengan Kris harus berakhir atas perjanjiannya dengan Soraya. Kris tidak tahu, bagaimana penderitaan hati Melody, belum lagi Gwen yang selalu berulah. Dalam kata lain, bukankah ini adil? Melody tersakiti oleh hadirnya Gwen, dan Kris tersakiti atas kehadiran Keenan.

Melody terisak, tubuhnya sampai bergetar karena ia berusaha menahan isakannya yang menyesakkan dada. Kris memeluk tubuh Melody dengan erat, mengelus rambut panjang Melody dan berusaha membuat istrinya berhenti menangis.

"Aku disini sayang, aku disini, nanti kita cari cara ya? aku nggak akan biarin siapapun pisahin kita, kamu nggak perlu ragu sama aku, aku nggak akan pernah lepasin kamu, aku nggak akan pernah relain kamu sama Keenan, maaf." Kris mengecup pucuk kepala Melody, ia tidak pernah sangka bisa memiliki perasaan sayang sebesar ini pada Melody.

Sementara itu, ternyata Soraya mendengar obrolan mereka dari luar kamar, ia sengaja datang tiba tiba karena ingin berkunjung, bagaimanapun juga, ia ingin menemui Melody selaku menantu nya. Namun, ia justru mendengar bualan bualan yang membuatnya muak.

"Begitu ya? lakukan saja, kalau memang kalian berdua mampu menandingi semua rencanaku." ucapnya sebelum berlalu pergi meninggalkan rumah.

***

Bukan Keenan kalau tidak nekat, ia datang ke panti asuhan tempat Melody tinggal, niat hati memang ingin berkunjung. Kedatangan nya disambut hangat oleh ayah Melody, sama hal nya Melody, ayah pun sangat bahagia karena Keenan muncul setelah sekian lama menghilang.

"Masuk nak, sudah lama sekali ya? duduk dulu, kenapa juga repot repot bawa macam macam kesini?." tanya Ayah seraya mempersilahkan Keenan untuk duduk.

Keenan menyambut sambutan tersebut dengan senang hati, ia duduk di sofa samping sambil tersenyum. "Iya, Keenan baru pulang dari Amerika yah. Kebetulan pengen mampir, tadi ketemu Melody juga di taman."

"Oh ya? bagus deh kalau sudah ketemu Melody.. sebenarnya, ayah nggak mau cerita, tapi andai Keenan tahu, setelah kalian berpisah, Melody benar benar kehilangan dunia nya. Maaf ya nak, bukannya ayah mau ungkit atau bikin posisi kamu jadi serba salah, tapi sebagai ayah, perasaan ayan juga ikut hancur melihat anak ayah linglung sampai berat badan nya turun drastis, belum lagi dia selalu nolak kalau disuruh makan, menangis setiap hari.. ayah pernah tahu, Melody terisak sendirian di pojok kamar, dan dari situ ayah paham, sebesar apa perasaan dia untuk nak Keenan." jelas ayah sembari mengingat bagaimana hari hari Melody setelah Keenan pergi meninggalkannya.

Keenan yang mendengarkan penjelasan ayah pun merasa tidak enak, ia tahu perpisahan mereka adalah keputusan bersama, tetapi sebagai pihak perempuan, sudah pasti bahwa Melody sangat menderita kala itu. "Keenan minta maaf ya, Ayah? jujur, Keenan sendiri juga nggak baik baik aja, tapi disatu sisi Keenan harus lanjutin pendidikan, perlu belajar juga untuk handle perusahaan orangtua. Sekarang, Keenan udah balik, Keenan mau bicara serius, dan berniat meminang Melody, yah."

Ayah terkejut mendengar pernyataan Keenan di akhir kalimat, ia hanya terdiam sembari menatap Keenan tak percaya.

"Kenapa, yah? Keenan udah rencanain ini dari tahun kemarin, orangtua juga udah setuju, ayah gimana? Keenan janji, akan selalu jagain Melody dan sayang sama Melody sampe akhir."

Ayah masih terdiam, ia tidak tahu harus menjawab apa, tidak mungkin untuk jujur juga.

"Melody... dia sudah menikah."

***









~ TO BE CONTINUE ~

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 18, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

TERANG DALAM GELAP.Where stories live. Discover now