"Versi Baru Kehidupan dan Cinta"
Chandrika tidak pernah menyangka jika pertemuannya dengan pemuda asing itu akan sangat mempengaruhi kehidupannya. Phobia hingga trauma. Bahkan gilanya ia harus menanggung rindu berkepanjangan.
Kasus pembunuhan yang t...
Pict hanya pemanis ya yeorobun, abisnya candu bgt sii fotonya, ehe😁
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tolong, berjanjilah untuk kembali dengan kondisi baik-baik saja.
[ s e c r e t ♪ y o u ]
Otomatis langkah terhenti tepat di depan pintu kamar, dimana pintu bernuansa putih itu hanya terbuka setengah. Ragu menyergap, sejujurnya tidak cukup berani untuk memasuki kamar seorang gadis seperti ini—setidaknya tidak lagi.
Tetapi tidak ada pilihan lain, Abhizard tidak bisa berbohong.. ia cukup cemas kala sempat menyadari seraut penuh beban Chandrika sebelum pergi tadi—meski ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada gadis itu.
Maka ia mendorong pintu berbahan kayu itu, membiarkannya terbuka lebar sebelum beranjak masuk. Kala atensi bertumbuk pada sang target—gadis itu berdiri tepat membelakanginya. Tidak ada tanda-tanda Chandrika akan berbalik, bahkan kala ia sampai di dekatnya—gadis itu masih tetap setia diposisinya, dengan kedua tangan terlipat di dada.
"Hey?" Lembut, Abhizard menyentuh belakang kepala Chandrika—mengusak surainya penuh sayang. "Kenapa?" Wajahnya bergerak maju, berupaya mencuri pandang wajah gadis itu.
Tetapi baru di detik pertama niat hati terpenuhi, mendadak gadis itu berbalik dan ..
grep!*
.. Abhizard cukup tersentak kala gadis itu menyambar tubuhnya—memeluknya erat sekali. Tidak ada suara yang lekas mengudara, Chandrika masih misuh-misuh mencari posisi nyaman kala wajahnya terbenam sempurna di dada bidang Abhizard.
"Cha?" Abhizard sungguh tidak mengerti atas sikap Chandrika—cukup aneh baginya.
Tetapi pada akhirnya Abhizard balas mendekap, tidak ada pilihan lain yang bisa dilakukan. Disela tangan kembali mengelus surai gadis itu, bermaksud menenangkan.
"Jangan pergi, Kak."
Tidak bisa ditepis, Abhizard mencelos tepat di ulu hati. Dimana dada tertekan nyeri, kala pada akhirnya menyadari ketakutan Chandrika atas kepergiannya.
Chandrika sungguh takut Abhizard tidak kembali lagi. Setidaknya, ia tidak ingin kehilangan lelaki ini untuk yang kedua kalinya. Sudah cukup di masa lalu, untuk sekarang.. jangan lagi.
"Sorry, Cha. Gue tetep harus." Abhizard tahu jika jawabannya ini jahat sekali—pun mungkin juga egois, tetapi ia sungguh tidak bisa melakukan apapun disini.
Sejujurnya, Abhizard pun tidak ingin pergi. Sudah terlalu banyak dan teramat panjang perjalanan menyakitkan yang perlu ia tempuh, hanya demi bertemu dengan Chandrika—dalam bentuk sesama manusia. Untuk saat ini, ia ingin sekali menghabiskan waktu dengan pengalaman-pengalaman manis dengan gadisnya ini.
Hanya saja, justru Abhizard akan lebih egois jika melakukan itu.
Pun di sisi lain, Abhizard pun tahu bagaimana keras kepalanya Libra. Apapun yang terjadi, lelaki itu pasti akan melakukan perjalanan ini. Dan ia tidak bisa membiarkan Libra pergi sendirian untuk menemui—bahkan melawan Leo disana.
