Tawa tawa riuh anak panti asuhan membuat wanita bercadar itu terasa tenang dan tenteram, "Ayo main sama umi".
Dengan senang hati para anak anak kecil itu memeluk tubuh Saskia erat, anak anak kecil ini sudah sering bertemu dengan Bima yang sudah mereka anggap Abinya, jadi pantas saja Bima menyukai anak kecil.
Bima membagikan kotak kotak makanan kepada anak anak kecil tersebut, lalu tiba tiba datang seorang anak kecil wanita menarik narik baju Bima.
"Abi lihat deh ada dede bayi" ucap bocah itu bernama Naya, ia menunjuk nunjuk bayi yang ada di gendongan ibu ketua panti.
"Loh kok ada bayi Bu?" tanya Bima.
Setahunya panti ini tidak ada anak bayi, ia hanya tau jika di panti ini anak anak berumur 3 tahun ke atas.
"Iya semalam ada yang naruh di depan panti nak" ucap Bu Sumi kepada lelaki yang sudah ia anggap anaknya itu, Bima merasa kasihan pada Bu Sumi yang sudah berumur dan harus merawat anak bayi lagi.
Bima berusaha menggendong anak bayi itu lembut, anak lelaki itu sungguh tampan menurutnya, kira kira bayi ini masih berumur dua bulan.
Lalu Bima mendekati istrinya yang masih memeluk anak anak kecil di dekat tikar, ia menunjukkan bayi kecil itu di dekat istrinya.
"Ganteng kan?" tanya Bima pada istrinya.
Saskia tersenyum pelan, "Anak siapa?".
"Anak kita" seru Bima membuat Saskia berusaha mengendong anak kecil itu.
"Namanya siapa sayang ututut" ucap Saskia pada bayi itu, Bima dengar tadi jika anak ini belum mempunyai nama, entah kenapa hatinya tertarik pada bayi ini.
"Ganteng banget cih ututut sayang" seloroh Saskia mencium bayi itu dari cadarnya.
Bima menatap bahagia pada Saskia yang ternyata juga sangat menyukai anak kecil, jiwa keibuan Saskia ternyata sudah terlihat jelas.
Setelah itu Bima kembali memberikan anak itu kepada Bu Sumi. Wanita paruh baya itu tersenyum pelan.
"Besok saya adopsi ya Bu" ucap Bima membuat Bu Sumi tertawa, "Ya buat sendiri loh nak".
Mendengar itu membuat Saskia malu parah, sungguh Bima membuatnya tak berhenti ketawa. Apalagi manusia manusia yang ia kenal adalah orang orang yang baik dan humor nya setara dengannya.
Bima mengusap usap beberapa anak yang tadi memeluk Saskia, "Abi beliin buku cerita lho tadi".
Lelaki itu buru buru mengambil kardus besar yang memang khusus ia pesankan untuk anak anak angkatnya ini.
Anak anak kecil itu berkerumun, Bima mengambilkan sekantong plastik totebag berisikan hijab untuk anak anak perempuan kecil.
"Siapa yang mau Abi ajarin ngaji lagi?".
Anak anak itu langsung mengacungkan tangan semangat, "Kami senang deh Abi kesini" ucap anak bernama Lede.
Anak bermata cokelat itu berkata, "Lede udah juz tiga lho Abi".
Saskia yang mendengar itu tentu saja kagum bukan main, dia saja baru Al Baqarah yang tak kunjung hafal hafal sampai sepuluh ayat.
"Ayo ambil wudhu semua".
Perintah itu berhasil membuat riuh anak anak kecil itu untuk berlarian mencari kerja untuk wudhu, Bima mengusap pipi istrinya lalu menggenggam tangan istrinya itu untuk mengikutinya ke ruangan mushola kecil panti asuhan.
Di sana Bima menggelar tikar panjang yang biasanya ia pakai untuk mengajari anak anak angkatnya.
"Setiap Minggu biasanya aku kesini lho, tapi kemarin itu aku nggak kesini karena sibuk" ucap Bima membuat Saskia mengangguk faham, Saskia mengikuti langkah langkah kaki suaminya hingga mengikuti Bima duduk sambil membawa Al Qur'an berwarna cokelat.
YOU ARE READING
Ketika Allah Mencintaimu
General FictionMenikahlah namun sebelum menikah berilmulah. Lalu terus terang ku bimbing lagi engkau menuju Jannah dan engkau kokohkan imanku menjadi imammu. Bima seorang lelaki yang sudah lama bingung dengan rasa cintanya sendiri setelah kehilangan cinta pertaman...