Golongan Sayyidah Fatimah Az-Zahra

7 2 0
                                    

Jemari lembut Saskia menggendong Aksara pelan, anak itu sudah mulai mulai belajar berjalan namun sayangnya terjatuh dan menangis, akhirnya Saskia menggendongnya sambil tertawa pelan.

"Sas istirahat dulu ya" ucap Bima pada Saskia yang terduduk memangku Aksara, wanita itu menggeleng.

Bima membacakan halaman halaman novel yang ia buat dengan judul -Antara Aku dan Saskia-.

Saskia mendengarkan dengan penuh tenang, ia menyenderkan kepalanya ke bahu suaminya tepat di halaman rumah mereka kembali, dengan kucing putih piaraan yang sibuk memakan makanannya.

Sore hari ini terasa indah, sungguh.

Tawa Bima kembali hadir, bahkan Bi Layatul juga ikut senang dengan semua ini, jujur ia juga meminta kepada Allah agar Saskia kembali untuk majikannya itu.

Bima membacakan buku miliknya, "Tiada hari tanpa langit cerah dan gelapnya, tiada rasa aku jika tanpa dirimu, dirimu yang sendirian mencintaiku teduh tanpa peneduh, sungguh bahkan pemilik hati bak aku tidak siap dengan keadaan rasa yang terus menerpaku sendiri yaitu cinta pemilikmu".

Kalimat itu membuat Saskia tersenyum.

Aksara menarik narik rambut cantik milik Saskia, wanita itu tidak memakai hijab. Ia menatap wajah Bima.

"Bima maaf ya aku jelek" ucap Saskia membuat Bima menggelengkan kepalanya kuat.

"Kamu tau hanya cantik wajah itu adalah luka seorang wanita, cantik punya banyak versi, dan cantik mana yang lebih layak, aku harap kamu cantik dalam beretikat dan bersikap, aku gak suka kamu cantik secara fisik" ucap Bima membuat Saskia sendu.

"Tapi di luaran sana banyak wanita lebih dari aku".

"Jangan pernah membandingkan, karena yang lebih itu dibentuk bukan dibandingkan, aku siap membentuk kamu menjadi lebih baik karena aku bertanggung jawab atas semua dari kamu Saskia" ucap Bima.

Saskia mengusap lengan kiri suaminya pelan nan hangat, "Makasih ya Bima".

"Kamu sudah cantik sekali di mataku, aku siap pasang badan jika semua orang beranggapan negatif tentang fikiran fikiran kita" ucap Bima tegas namun tetap lembut pada istrinya.

Saskia beruntung menikah dengan Bima, lelaki yang pandai sekali menjaga pandangan itu memperlakukan Saskia layaknya bidadari surga.

Bima tersenyum, "Coba turunin Aksara, biar dia belajar jalan".

Saskia menggeleng, "Udah lima kali dia jatuh, nanti sakit".

Bima mengusap pipi istrinya lembut, "Kalau tak jatuh dulu nanti dia tak bisa sayang".

Lagi lagi Saskia menggeleng, "Kasihan".

Wanita memiliki hati yang benar benar lembut itulah mengapa saat Dajjal datang seluruh lelaki diwajibkan mengikat anak dan istrinya, Dajjal yang membawa makanan banyak dan sang istri pasti tak tega melihat anaknya kelaparan dan terus menangis sontak pasti berlari untuk mencari makanan walaupun di ujung kaki Dajjal sekalipun, hati wanita benar benar lembut beda halnya dengan kerasnya lelaki, MasyaAllah.

"Turunin ya sayang, kita coba dahulu" ucap Bima meyakinkan Saskia, wanita itu berhasil mengiyakan dan mengangguk.

Aksara kecil melangkah pelan dan jatuh, melangkah lalu terjatuh dan dilakukan tetap berulang ulang.

"Tolong dibantuin loh" ucap Saskia kesal.

Bima terkekeh, "Biarin dia berjalan sendiri, kalau dia dibantu dia bakalan nangis" ucap Bima.

Aksara kecil berusaha mengejar kecil kucing putih piaraan Saskia, Aksara kecil tertawa puas membuat Saskia gemas.

"Sini sayang sama Umi" ucap Saskia membuat Bima tersenyum.

Ketika Allah MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang