Hai aku kembali lagi.
Yo dukung saya dengan Voment kalian.Happy reading ...
"Maksud lo Helena?" Anzel mengernyit karena mendapati Najma mengangguk. Kok bisa? Pikir Anzel.
"Dia gak bakal marah. Dahlah serah lo aja mau di buang atau mau di apain. Yang penting gue temenan sama lo." lanjut Anzel mengakhiri topik tentang Helena, tapi Ray malah memperumitnya.
"Kasihan banget Najma dikasih barang bekas." Ray mencibir bermaksud memanas-manasi Najma.
"Itu bukan bekas, masih baru, belum gue buka. Cuma gak keburu dikasih-"
"Keburu putus?" potong Ray.
"Putus apaan? Kita gak akan pernah putus. Dahlah jangan bahas dia lagi. Eh lo ngapain tadi basah-basahan? Lo pengen mati?" tanya Anzel sarkas.
"Lho bukannya Kak Anzel yang nyiram aku?" sedari tadi Najma curiga pelaku penyiramannya itu Anzel.
"Kok gue? Terus apa maksudnya lo di siram?" Anzel bersungut tak terima disalahkan.
"Maaf aku kira itu Kakak. Karena pas aku lewat dibawah kelas Kakak." Najma menunduk dia merasa bersalah karena telah menuduh Anzel.
"Kalau emang gue, kenapa gue yang bantuin lo," ujar Anzel geram.
"Mungkin flirting" Ray menyahut tanpa beban yang berakhir dapat tendangan dari Anzel.
"Itu bukan gue." Anzel kesal, dia keluar dari ruangan dan membanting pintunya cukup keras yang membuat Ray tertawa puas.
"Itu bukan dia." Ray tersenyum penuh arti.
"Terus Kak Ray tahu siapa orangnya?"
"Nanti juga lo bakal tahu."
"Kenapa gak langsung kasih tahu aja kalau memang Kakak tahu. Biar aku gak su'udzon ke sembarang orang."
"Itu bukan tugas gue."
"Aku mau balik kelas aja" sahut Najma kesal.
Najma memutar tubuhnya hendak keluar, tapi tangannya dicekal Ray. Terpaksa Najma harus berbalik kembali dan berhadapan dengan Ray.
"Gue boleh minta nomor Najma?"
"Najma? Aku?"
"Bukan. Gue gak butuh nomor lo. Nomor kembaran lo."
"Iya iya. Tapi aku tanyain dulu."
Ray mengangguk. "Gue tunggu."
Najma berbalik 'kayanya kak Ray beneran suka sama Naya' lantas keluar dari perpustakaan dan menutup pintunya.
Anzel kembali ke kelasnya. Dia mendapati Anzar baru saja duduk di kursinya dengan membawa kantong kresek berukuran sedang di tangannya. Baru saja Anzel hendak bertanya, Taqi sudah menyambar dan mengeluarkan isi dari kresek itu.
"Pramuka cewek?" tanya Taqi heran.
Anzar memasukkan kembali seragam pramuka ke dalam kresek dengan kasar. Dia kesal karena Taqi membukanya tanpa izin darinya.
"Punya siapa?" tanya Anzel pura-pura tidak tahu.
Ya Anzel tahu untuk siapa pramuka itu kira-kira. Tadi pas Anzel keluar dari perpustakaan dia melihat Anzar yang baru pergi dari sana dengan kresek itu. Kayanya dia mau ngasih itu buat Najma tapi telat, pikir Anzel.
Anzel tersenyum licik, "Buat mantan lo ya?"
"Bukan. Buat adek gue." jawab Anzar acuh sambil memasukkan kantong kresek berisi pramuka itu ke dalam tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Najma Sagara (END)
RandomKarena kekeliruan dalam mengenali presensi tubuh, Najma salah memeluk sembarang orang. Kesalahan itu menjadi alasan garis hidup Najma bersinggungan dengan Anzel, seorang badboy yang mengidap haphephobia. Banyak hal rumit terjadi setelah tragedi itu...