2 opsi tak adil

123 23 0
                                    

Jari jemari lentik nya tengah berkutat dengan Tab kesayanganya, entah sudah berapa lama wanita cantik itu duduk dimeja kerjanya.

Dengan rambut sebahu yang membuat aura wanita itu menjadi lebih segar dan tak lupa poni yang melewati alis yang terkadang ia singkirkan agar tidak mengganggu.

Kim Chaewon adalah nama wanita cantik itu, si wanita bertalenta yang ditimang timang dikantor nya. Semua nya menyukai Chaewon, semua nya ingin bekerja sama dengan wanita cantik itu.

Kesibukan nya yang melampaui batas terkadang membuat teman teman nya bergidik ngeri. Bagaimana bisa Chaewon tetap bersemangat dan tersenyum seharian setelah diterpa pekerjaan yang begitu banyak ?

Entah lah, jawaban nya hanya ada ditangan Kim Chaewon.

"Gak pulang Mbak ? Sudah jam 8 malam" Ujar teman seruangan nya.

"Ini sebentar lagi aku pulang hehehe, kamu mau duluan ?" Jawab Chaewon sekaligus bertanya kepada gadis muda bernama Yuna itu.

"Iya mbak, sudah ditanyain ayah hehehe" Jawab Yuna sambil merapihkan meja kerja nya.

"Yasudah, hati hati ya Yuna" Ujar Chaewon lalu dibalas anggukan oleh Yuna.

5 menit kemudian yang tersisa diruangan itu hanyalah Chaewon seorang. Rasanya lebih nyaman ketika suasana kantor sepi dan sunyi. Chaewon bisa bisa lupa waktu dan tidak pulang kerumah nya.

Kriingg kriingg

Chaewon buru buru mengambil ponsel nya yang ada diatas meja kerja nya. Melihat siapa yang menelpon dirinya. Ah ternyata itu adalah sang ibu.

"Halo bu"

"Chaewon astaga ini sudah jam delapan malam, kamu lembur lagi ?"

"Tidak lembur bu, aku hanya sedang menyicil pekerjaan agar bisa mengambil cuti di hari Jum'at agar bisa datang ke acara teman ibu"

"Nak jika harus sampai begini sebaik nya tidak usah"

"Tidak masalah bu, aku sudah berjanji akan datang"

"Yasudah, tapi pulang ya ? Sudah terlalu larut untuk seukuran wanita berkeliaran"

"Hahahaha iya bu, ini aku rapih rapih dulu ya"

"Hati hati lho nak, ibu tunggu ya"

"Iya bu, aku tutup ya telpon nya"

Chaewon segera menutup telpon nya dan menghembuskan nafas nya pelan. Ia harus bersiap untuk pulang, benar kata ibunya perempuan tidak baik berkeliaran jam segini.

Chaewon mematikan Tab nya dan memasukkan nya kedalam tas nya. Lalu wanita itu merapihkan meja kerja nya. Membuang sampah bekas makanan tadi sore.

Setelah semua siap Chaewon pun mengambil tas nya dan keluar dari ruangan kerja nya. Mematikan lampu dan tak lupa memastikan pintu tertutup rapat.

Chaewon sudah berada didalam lift yang kini menuju lantai dasar, beruntung hari ini Chaewon membawa mobil nya, jadi tidak ada lagi drama berdesak desakan didalam kereta api atau ditolak oleh ojek online.

Chaewon segera keluar dari gedung bertingkat itu, berjalan menuju parkiran tempat dimana mobil nya berada. Hanya butuh 5 menit dan Chaewon kini sudah berada didalam Mercy hitam itu.

Segera saja Chaewon tancap gas menuju rumah hangat nya, dimana keluarga yang menyayangi nya menunggu kedatangan anak semata wayang nya itu.

~~~~

Pintu gerbang super tinggi itu terbuka perlahan, menunjukan Pak Satya selaku penjaga rumah yang kini tengah melemparkan senyum ramah nya kearah Chaewon.

Bisa dibilang keluarga Chaewon adalah keluarga yang sangat berkecukupan, jika Chaewon meminta sesuatu maka dihari itu juga Chaewon akan mendapatkan nya. Namun, Chaewon bukan lah anak manja yang memanfaatkan privilege nya dengan semena mena.

Buktinya gadis kelahiran tahun 2000 itu bekerja di kantor sang ayah tanpa menggunakan koneksi orang dalam. Chaewon memulai semua nya dari bawah.

"Pak Satya bisa parkirin mobil saya ? Ibu udah nyariin soal nya" Ujar Chaewon ketika wanita itu baru saja turun dari mobil.

"Bisa Mbak, nanti kunci nya saya kasih ke Bi Ella ya" Jawab Pak Satya.

Chaewon segera memberikan kunci mobil nya dan berjalan masuk kedalam rumah yang bernuansa Victoria itu.

"Ibu, aku pulang" Ujar Chaewon saat baru saja melangkahkan kaki kedalam rumah.

Sang ibu pun langsung berdiri dari duduk nya, menghampiri Chaewon yang tengah melepas sepatu kerja nya.

"Malam amat nak, lain kali jangan begini ya" Ujar Sang Ibu yang dibalas anggukan dari Chaewon.

"Ke ruang tengah dulu ya nak ? Ayah sama ibu mau ngomongin sesuatu" Lagi lagi sang ibu berujar dan Chaewon hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.

Kini Ibu dan Chaewon sudah duduk disofa ruang tengah, disana sudah ada ayah yang sudah siap mengatakan kalimat nya.

"Jadi ada apa, ayah ? Ibu ?" Tanya Chaewon.

"Kamu ayah jodohkan" Ujar sang ayah tanpa berbasa basi lagi.

Chaewon diam sejenak, mencoba mencerna kalimat yang ayah nya baru saja katakan. Otak cerdas nya tiba tiba tidak berfungsi, entah kenapa kalimat sang ayah begitu rumit.

"Dicoba dulu ya nak ? Ayah dan ibu kenal sama orang nya kok, anak dari partner ayah" kini sang ibu yang membuka suara. Mengerti anak nya terlalu larut pada pikiran nya sendiri.

"Ayah, ibu, bukan nya Chaewon ingin menolak tapi Chaewon ingin fokus bekerja" Ujar Chaewon berusaha membuat kedua orang tua nya menghentikan omong kosong ini.

"Jika menikah kamu ayah izinkan untuk tetap bekerja, namun jika kamu menolak maka ayah akan meminta kamu untuk duduk manis dirumah" Kemudian sang ayang mengeluarkan 2 opsi yang sangat tak adil itu.

"Ayah....."

"Pilihan ada ditangan kamu nak, Ayah sudah mulai lelah mengurus perusahan, sudah saat nya ayah duduk santai dirumah dan tak memusingkan masalah perusahaan lagi"

"Sehabis menikah ambilah jabatan ayah, jalin kerja sama dengan perusahaan suami mu nanti, itu akan terdengar baik di telinga ayah"

"Berikan ayah dan ibu keturunan untuk melanjutkan perusahaan dimasa depan, dan juga untuk melengkapi kebahagiaan keluarga kalian nanti, ayah tau itu akan sulit namun ayah ingin kamu mencoba nya"

"Tak masalah jika kamu meminta waktu untuk pendekatan, ayah mempersilahkan nya" Ujar sang ayah panjang lebar.

Rasanya Chaewon sangat pusing sekarang, begitu banyak pertanyaan yang muncul diotak cerdas nya.

"Berikan Chaewon waktu, aku butuh berpikir sejenak" Jawab Chaewon yang masih termenung dengan pikiran nya.

HOLD IT IN

HOLD IT IN | Jihoon x Chaewon ✅Where stories live. Discover now