Bagian 35

202 28 6
                                    

Pagi telah datang, matahari bersinar begitu terang mengusir awan gelap digantikan dengan awan yang begitu cerah. Cuaca hari ini cukup bersahabat suasana hati gundah pasti akan mereda setelah melihat bagaimana indahnya alam mengubah suasana tapi mungkin itu untuk orang lain tidak untuk Nanon.

Ini masih pagi tapi ia sudah dibuat jengah dengan tingkah konyol Primily. Ini sudah hari ke 9  hanya tersisa beberapa hari lagi maka semuanya akan selesai. Nanon jengah dengan Primily yang setiap pagi sudah mengapel didepan pintu kamar Ohm. Ia selalu saja menganggu aktifitas pagi yang selalu Ohm dan Nanon buat, seperti tadi ia mengganggu Ohm dan Nanon yang sedang sarapan pagi bersama. Ayolah teman ia ingin menghabiskan waktunya dengan Ohm mengukir segalanya dengan indah dan tidak boleh ada seorang pun yang mengganggunya.

Nanon agak menyesal memberitahu kepada Primily bahwa mereka akan menikah tidak seharusnya ia memberitahu Primily soal pernikahan yang tidak ia inginkan itu. Sejak saat itu Primily selalu menempel padanya seperti lintah yang menempel pada batang kayu.

Lupakan tentang kejadian tadi pagi sekarang Nanon berfokus pada satu masalah yang muncul. Sebenarnya bukan masalah baru ini hanya masalah lama yang baru di ketahui dalangnya. Ingat soal tugas Nanon yang hilang? Iya Nanon sudah tau siapa pelakunya, dugaannya ternyata benar.

Tadi malam Nanon mendapat pesan dari Ploy, dosennya itu mengatakan kalau tugas yang Nanon kerjakan sama persis dengan tugas yang Jack kumpulkan padanya itu berarti Jack yang telah mencuri tugasnya.

Nanon sangat marah siapa yang tidak marah tugasnya di curi oleh orang lain? Sudah susah-susah berfikir malah di ambil begitu saja.

Nanon menyandarkan punggungnya pada dinding  ia mengetuk ujung sepatunya di lantai menunggu kedatangan Jack. Ya Nanon langsung mengabari Jack memintanya untuk bertemu di atap kampus ia ingin membicarakan perihal tugas ini. Lelaki berkulit putih itu menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya 30 menit berlalu begitu saja dan Jack belum juga datang.

"Sebaiknya ku telfon saja" ujarnya, ketika hendak menelepon Jack pintu atap terbuka orang yang ia tunggu-tunggu akhirnya datang. Nanon tidak jadi menelpon ia kembali memasukan ponselnya dalam saku.

"Apa aku terlambat?" Tanya Jack dengan santai kakinya melangkah pada sebuah kursi panjang yang ada di sana lalu duduk dengan manis.

"Kau telat 30 menit" ucap Nanon lalu menghampirinya ia tidak duduk di sampingnya Jack ia berdiri di hadapannya.

"Oh hanya 30 menit" Nanon menatap Jack lelaki di hadapannya ini sangat tidak tepat waktu sudah telat bukannya minta maaf malah berkata seperti itu

"30 menit sama saja dengan setengah jam kalau kau tau diri kau pasti akan datang tepat waktu" tukas Nanon

Jack menatap Nanon dengan tatapan bingung lelaki itu terdengar kesal. Jack tau Nanon memang tidak menyukainya tapi nada bicaranya tidak seperti ini

"Kau terlihat kesal ada apa denganmu?" Tanya Jack

Nanon terkekeh oh Tuhan Jack masih bisa bertanya seperti itu setelah apa yang dia lakukan?

"Kau ini sebenarnya pura-pura bodoh atau memang bodoh?" Jack mengernyit tidak mengerti kini ia berdiri menatap Nanon. Di mata Nanon hanya ada kemarahan yang terlihat, yang dia sendiri tidak mengerti alasannya.

"Apa maksudmu?" Jack mulai mengingat-ingat apa kesalahan yang telah ia lakukan pada Nanon sebab sekarang ia yakin bahwa Nanon marah padanya. Meskipun Nanon orang yang memiliki emosi tinggi tapi ia juga masih tau adat. Ia akan marah jika memang benar-benar orang itu melakukan kesalahan, Jack terus mengingat hingga akhirnya dia mengingat satu hal..

"Kau mencuri tugasku Jack" jawab Nanon penuh tekanan, ia bisa melihat raut wajah Jack yang terkejut namun segera ia sembunyikan

"Kau gila? Aku tidak mencuri tugasmu untuk apa aku melakukannya!"

Masih Ada Sisa Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang