13 - ALASAN TERSENYUM

84 13 1
                                    

~ Bahagia sesederhana itu, misal tersenyum di dekatnya ~

•••

Regan melihat layar ponselnya yang terus menerus bergetar, namun saat ini ia berada dalam rapat penting. Tidak ingin diganggu oleh Digo yang terus-menerus menanyakan soal gudang untuk studio musiknya, ia akhirnya mematikan benda pipih itu.

Setelah rapat, Regan kembali ke kantornya. Dan, ia cukup terkejut saat seorang gadis tengah duduk di sofa sambil membolak-balik koran yang ia baca.

"Kak Regan!" Menyadari pemilik ruangan telah kembali, Meisha melipat koran tersebut dan meletakannya kembali.

"Meisha, lo ngapain di sini?" tanya Regan heran.

"Ayah ada urusan sama Pak Bram. Aku disuruh sama Beliau nunggu di ruangan Kak Regan, aja."

Sial. Regan tidak bisa berbuat apa-apa jika menyangkut Pak Bram atau yang lebih dikenal dengan Bramasta Jaya, Co-founder BE.LIVE dan atasannya.

"Tumben ya, Kak Liam nggak kelihatan? Aku coba hubungin dia juga nggak aktif."

"Dia ada urusan di luar kota."

Meisha bangkit dari posisinya, mengekori Regan.

"Oh, ya. Kak Regan masih punya hutang traktiran ke aku." Meisha mengingatkan, hari itu Regan berjanji mentraktir dirinya tapi pada akhirnya mereka malah makan malam di apartemen Meisha.

"Oh iya, lupa. Gue sibuk banget soalnya." Regan mengacak rambutnya, melihat berkas-berkas yang menumpuk di atas meja ditambah Liam yang dinas ke luar kota. Membuat Regan sepertinya harus lembur selama beberapa hari ke depan.

"Gimana kalau siang ini kita makan bareng di luar, Kak?"

Regan menatap pergelangan tangannya pada jam dari brand ternama yang ia beli dengan gaji pertamanya. Ia tidak punya banyak waktu luang. "Oke, gue punya 30 menit aja, nih. Sepertinya cukup ya, kita makan di dekat sini, aja."

"Yey, oke Kak!

Regan langsung mengambil jasnya yang tergantung, memakainya dengan cepat lalu berjalan keluar dari kantornya.

Meisha mengikuti Regan kesulitan, kaki janjang pria itu melangkah cepat dan panjang sehingga sulit dikejar oleh gadis setinggi 162 cm.

Tidak mau tertinggal semakin jauh, Meisha berlari mengejar Regan lalu menggandeng lengan pria itu agar bisa menyamai kecepatan langkahnya.

Regan menoleh sebentar, tidak bereaksi apa-apa pada tindakan Meisha.

Lift dari lantai 19 mengantarkan mereka pada lobi di lantai 1. Semua mata tertuju pada Regan dan Meisha yang terlihat serasi satu sama lain.

Saat tengah menangani kasus pembelaan diri Meisha. Gadis ceria itu berubah murung. Pak Roy bercerita panjang lebar bahwa putri tunggal keluarga mereka itu telah kehilangan senyumnya semenjak tragedi tersebut. Padahal, sebelumnya Meisha adalah gadis manis, kekanak-kanakan dan selalu bersikap manja.

Jadi, semua tindakan yang Meisha lakukan. Regan dapat memaklumi itu, sebagai bentuk penghiburan atas gadis malang yang pernah kehilangan senyumnya.

•••

I will never let you go
Cuz you're my red rose

Aku berdiri tanpa kabarmu
Detik waktu tak terhitung lagi
Caramu memandang dunia
Membuatku terpesona

Aku ....
Telah jatuh cinta

Dan kini~ cinta itu berhenti
Tak mudah tuk kembali
Tak sudi ku berpaling
Janji ku, takkan hilang

My Favorite Girl, Mine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang