~ Dunia kita berbeda! Jadi, jangan rubah kehidupan tenangku ~
•••
"Jeremy," panggil Yasmine pada seorang pria monoton yang datang menemuinya setelah sekian lama.
"Hai, ini buat lo seperti biasa." Yuda tersenyum di balik maskernya, menyerahkan bucket bunga mawar pada gadis berbaju kaus dan celana hitam panjang yang terlihat santai.
"Akhir-akhir ini, bunga mawarnya diantarkan sama kurir, ya. Kamu sibuk, Jeremy?" Yasmine menerima pemberian Yuda dengan senang hati. Saat menerima bunga dari orang lain yang berbeda, Yasmine kadang mempertanyakan keberadaan pria misterius itu.
"Iya, gue sibuk. Kenapa, lo kangen, ya?" goda Yuda sambil menyentil pipi Yasmine berani.
"Hah?!" Yasmine melotot tajam, menggosok pipinya dengan punggung tangan. "Kapan aku bilang begitu? Aku cuman khawatir."
"Terima kasih udah mengkhawatirkan gue." Yuda menurunkan masker hitam hingga ke dagu, tersenyum hangat pada lawan bicaranya. "Kabar lo sendiri kayak gimana?"
"Seperti yang kamu lihat, biasa aja." Bagi Yasmine tidak ada yang menarik, karena hidupnya terlalu monoton.
Seperti biasa, rute perjalanan Yasmine dan Yuda selalu sama. Hanya menikmati mie goreng atau sekadar berkeliling di area gang yang Yasmine tinggali.
"Setiap kali ketemu aku, kita pasti jalan-jalan di gang yang kumuh ini. Kamu pasti nggak nyaman banget." Yasmine menoleh pada Yuda, merasa bersalah.
"I am okay, asal sama lo!" jawab Yuda tenang tanpa beban.
"Kamu jangan gombal, deh!" protes Yasmine.
"Gue serius, asal lo tahu." Yuda tidak malu mengakui perasaannya.
Karena sangat terbiasa dengan gang sempit itu, Yuda bahkan berjalan di depan lebih dulu saat Yasmine berhenti dengan sendirinya.
Yasmine menatap punggung Yuda, lalu melirik bucket mawar yang sedang ia pegang.
"Jer," panggil Yasmine.
"Iya?" Yuda menoleh pada Yasmine, lalu tersadar gadis itu tertinggal di belakang. Yuda menghampiri gadis cantik itu.
"Gue tiba-tiba pengen jalan-jalan ke luar."
"Mau ke mana?"
"Terserah aja, sih."
Yuda tampak berpikir keras, ia tidak biasa datang ke tempat-tempat yang ramai. Alasannya, karena Yuda takut dikenali dan kedua ia ingin merasakan hidup tenang seperti orang biasa.
"Hmm. Lo mau ke rumah gue?"
Memang terdengar ambigu, tapi satu-satunya tempat teraman baginya adalah kediaman yang ditempatinya sekarang.
Mendengar itu, Yasmine memasang wajah waspada lalu menolak dengan tegas. "Nggak mau!"
Respon berlebihan Yasmine, membuat Yuda menyimpulkan bahwa gadis itu sedang memikirkan hal yang pastinya akan dipikirkan mayoritas orang.
"Kalau gitu, kita ke Bon' Resto aja, udah lama kita nggak ke sana, kan?"
Selain kediamannya, Yuda masih punya sahabatnya Jeremy. Ia harus menghubungi pria berambut ikal itu mengosongkan tempat tertutup di restoran terkenal yang lumayan aman, baik untuknya ataupun Yasmine.
"Terserah."
Setelah puluhan menit, mobil Yuda berhenti di parkiran restoran. Yasmine turun lebih dulu.
"Tumben hari ini, ada cukup banyak pengunjung." Yasmine buka suara, melihat parkiran dan suasana ramai di dalam restoran itu adalah hal yang baru baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Girl, Mine!
ChickLitYasmine bercita-cita menjadi seorang pengacara dengan Regan dan mendirikan firma hukum bersama. Tapi, mimpi itu pupus saat Regan memutuskan untuk pergi ke luar negeri dan kuliah bersama Sarah, kekasihnya. Yasmine pun harus mengubur perasaan terpen...