15 - MOOD

80 13 1
                                    

~ Suasana hati yang sangat mempengaruhi cara dunia bekerja ~

•••

"WHAT?!" Silvi berteriak saat mendengar cerita Yasmine. Pantas saja, ia merasa ada yang aneh saat Yasmine mengunjungi salonnya mendadak. "Coba aja lo dengerin saran gue buat berhenti di sekolah itu, pasti lo nggak bakal ketemu Regan!"

"Sekarang, aku harus kayak gimana menghadapi Regan, Sil?" tanya Yasmine pusing sendiri.

"Lo takut kalau Regan tahu kondisi lo dan kejadian yang sebenarnya, kan?"

"Iya, jangan sampai dia tahu tentang apapun. Aku juga bohong soal kita tinggal bareng."

Bertemu Regan mendadak, bagi Yasmine seperti tersambar petir di siang bolong. Karena, Regan bersikeras ingin mengantarkannya pulang, mau tidak mau Yasmine harus memilih lokasi yang pas, yaitu salon Silvi.

"Lo bisa maanfatin gue sebanyak yang lo mau, Honey." Silvi mengelus lembut rambut Yasmine.

"Makasih, Sil."

Silvi menatap Yasmine dalam, mencoba membaca pikiran gadis itu. "Tapi, apa lo masih punya perasaan sama dia?"

Pertanyaan tidak terduga itu, meluncur bebas dari mulut Silvi. Namun, Yasmine memilih diam dan berakting tuli.

"Nah, kan!" Silvi sudah dapat menyimpulkan, bahwa sahabatnya itu masih belum bisa move on sepenuhnya dari Regan. Mudah sekali ditebak. "Sekarang, lo punya peluang, Yas. Sarah dan Regan juga sudah putus!"

"Nggak semudah itu juga, Sil."

"Terus lo mau kayak gimana lagi?" Silvi beranjak, ia mengambil tasnya yang berada di atas meja. Membalik papan 'open-closed- salonnya.

"Aku nggak tahu."

"Kebiasaan, deh, lo!"

"Sil, kamu mau ke mana?" tanya Yasmine, menyadari dirinya ditinggal sendiri dan Silvi juga menutup salonnya.

"Gue ada kelas di akademi tembikar, lo di sini aja jagain salon."

"Lama nggak?"

"Lumayan."

"Kalau gitu, aku ikut sampai halte depan, deh. Aku juga udah mau pulang."

Siapa yang betah berlama-lama di salon tutup, sementara pemiliknya pergi ke luar. Silvi memang ada-ada saja.

•••

"Mana fotonya?!" tanya Regan ketika tiba di rumah, ia langsung menghampiri Digo untuk mengambil barangnya yang telah lama hilang.

"Foto apa?" Digo pura-pura tidak mengerti.

"Foto yang lo temuin di gudang."

"Oooh, gue jadi curiga, nih!" Digo menyerahkan satu-satunya barang yang bisa ia selamatkan dari gudang penyimpanan milik Regan. "Siapa, sih, sebenarnya Bu Yasmine itu?

"Bukan siapa-siapa!!" bantah Regan terlalu malas untuk menjelaskan.

"Cewek yang lo suka, kan?" terka Digo.

My Favorite Girl, Mine!Where stories live. Discover now