2. Pacar Aa.

108 90 23
                                    

Happy reading, please comment in each paragraph

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading, please comment in each paragraph. Don't forget to vote!

────────────────────────────────────────

Kini Bian, Lita, nenek dan sepupu-sepupunya sedang duduk diruang tengah. Mereka menonton tv bersama sambil mengobrol.

Kok sama neneknya?

Iya, Bian dan kembaran nya ini tinggal bersama neneknya. Orang tua mereka sudah memiliki keluarga masing-masing.

" Cuy, ayo mabar! " ajak Dani, sepupu Bian.

Bian menggelengkan kepala, " males ah, lagi ngga mood gue "

" Cielah, ngapa ngga mood? Kaya cewe aja lo "

" Bacot amat si ah " decak Bian.

" Heh, kalian ini ya ribut terus! " tegur nenek yang dibalas kekehan oleh mereka.

Bian melihat sekitar, mengambil HP nya dan mendekatkan diri pada nenek.

" Nek "

Nenek mengernyitkan dahi, melihat Bian yang tersenyum sambil menggelengkan kepala " Kenapa toh? "

Bian mengotak-atik HP nya, ia mencari foto kekasihnya, Asya. Foto cantik dengan baju berwarna hijau mint dan hijab bergo hitam, setelahnya ia menunjukkan foto tersebut pada nenek.

Nenek melihat foto tersebut kemudian tersenyum " Cantik, pacar aa?? ", Mendengar pertanyaan nenek Bian mengangguk antusias.

" Ohh, rumahnya dimana? " Tanya nenek lagi.

" Di Lampung nek, hehe "

Nenek kembali mengernyitkan dahi "Lampung? Jauh ya, kita di Bandung"

Tak berselang lama nenek kembali bertanya "kelas berapa? Seumuran?"

" Bocil nek, masih SMP " sambung Lita.

Bian menatap sengit lita, "nenek ngga nanya sama lu ah"

"Bener SMP? kirain seumuran. Kamu ngga laku kah sama yang seumuran? Ko sama bocil?" Kata nenek.

" Ngga gitu ya nek, Bian suka nya sama dia ya gimana coba " jawab Bian sembari memanyunkan bibir.

Nenek terkekeh dan menganggukkan kepala " iya iya, semangat jauhan nya nih "

***

Asya berjalan ke teras rumahnya lalu mendudukan badan. Sungguh, ia merasa bosan, Bian belum juga chat sejak tadi. " Kangen ih " ucap Asya sambil berdecak. Tak lama kemudian HP nya berdering, menunjukkan telfon dari sang kekasih, Asya tersenyum lalu mengangkatnya.

Asya & AbianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang