🍁ZeLiko-27🍁

4.4K 695 137
                                    

Jangan sider, sider tuh setan.

Dah mau End, 2 part lagi, keknya besok end.

Vote diawal atau diakhir chapter.

250 vote dan 70 komen.

Zetta-Liko

"Lo bego!"

Liko hanya menunjukan tawa halusnya, dia demam dan saat ini tengah dirawat di rumah sakit, Zetta memarahinya habis-habisan.

"Maaf.." cicitnya.

"Kenapa sih lo sampai kaya gitu?" keluh Zetta.

"Karena Iko kangen sama kakak.."

Zetta hanya mampu menatap Liko sayu, hela napas kasar Zetta berikan, dia berjalan kearah Liko lalu menangkup wajah manis Liko dan mengunyel-unyelnya.

"Lo tau, gue gak perduli dikatai tolol, bego, idiot, goblok, paok, bucin tolol atau semacamnya, selagi lo setia sama gue, lo gak nyakitin mental atau fisik gue, lo gak selingkuh dan lo cuma nyingkirin orang yang ngusik lo, gue hilangin logika gue demi lo! Gue cinta banget sama lo anjir!"

Liko mengerjab kaget, matanya yang semula sayu kini terlihat terbuka lebar dan berbinar akan kebahagiaan.

"B-beneran? T-tapi kalau kakak dikatai sama orang gimana?"

"Persetan anjir! Mereka cuma bisa komen, kan jalani gue sama lo, lagian nyari laki-laki yang setia, baik, royal, loyal, submissive dan penurut kaya lo, di jaman sekarang susah! Biasanya kebanyakan yang mukanya kaya tapak sepatu tapi gayanya kaya tapak kuda, mana bangsat lagi, terus kalau ada yang ganteng pasti kebanyakan gay! Sialan!"

Liko hanya tertawa pelan, dia menatap Zetta dengan tatapan penuh cinta dan kelembutan, mendengarkan perkataan gadis itu dengan tenang dan baik.

Zetta memeluk Liko mesra "Gue kangen sama lo huuhuuuu, maaf yah gue kasar kemariiin, maafin gueeee."

Liko tertawa halus, dia membalas pelukan Zetta "Iya Kak.."

Zetta benar-benar tak perduli pada apa kata orang, mau dia dikatai tolol lah, goblok lah, atau idiot karena balik ke Liko, gak perduli.

Yang penting Zetta dapat apa yang menurut dia sempurna, Zetta gak punya waktu lagi buat nyari pria lain dan memulai semuanya dari awal, capek.

"Eh gue mau tanya, lo kenapa bisa obsess banget sama gue?" tanya nya penasaran.

Liko mengulas senyum lebar, dia menepuk pinggir kasur inap, meminta Zetta untuk duduk.

"Dulu, kakak adalah alasan Liko terus hidup,"

"Hah? Tapi kan kita baru ketemu pas lo buka toko bunga."

Liko mengangguk, menerawang pada masa lalu, saat Liko berusia 18 tahun, saat Liko melarikan diri dari RSJR dan berniat bunuh diri di jembatan.

Saat itu hujan, Liko yang sudah putus asa pada kehidupannya, hanya duduk dipagar besi jembatan, menatap air sungai besar dibawahnya.

Bunda dan ayahnya sering bertengkar, Liko sering dibully, sering mendapatkan kata-kata penuh pelecehan.

"Bagusan Iko mati aja.." lirihnya kosong dengan pandangan yang benar-benar putus asa.

Sesaat sebelum Liko terjun, dia merasakan sebuah payung menutupinya dari derasnya hujan, Iko merasakan seseorang menggendongnya turun dari pagar besi jembatan.

Rambutnya seleher, poni nya menutupi bagian mata Liko.

Dia tak bisa melihat wajah orang didepannya, Liko di dudukan di trotoar pinggir jalan dengan payung diatasnya.

"Hei anak manis, sayang sekali remaja manis, imut dan indah sepertimu bunuh diri, nanti stock cowok manis bakal hilang. Ini, bunga mawar pink, matamu warna nya pink, cantik banget tau. Tadi aku baru beli bucket buat Papi aku karena dia ulang tahun, nih aku kasih 3 tangkai buat kamu,"

Liko diam dengan air mata yang mengalir tertutupi air hujan.

"N-nama...kakak..siapa?" tanya Liko terbata.

Gadis yang memekai kemeja biru gelap dan celana panjang hitam itu tersenyum manis.

"Zetta Sienna, artinya mawar merah yang indah."

Dan, yah Liko merasakan secercah harapannya untuk hidup, dia..dia benar-benar merasakan adanya harapan untuk terus hidup.

3 tangkai bunga mawar pemberian Zetta, bahkan masih ada sampai sekarang.

Zetta yang mendengar cerita Liko hanya bisa shock "Anjir, jadi gara-gara itu lo obsses banget sama gue?" tanya nya shock.

Kekehan Liko berikan. Tatapan matanya begitu lembut dan hangat.

Dia mengjulurkan tangannya guna mengelus pipi Zetta.

"Yah..karena kakak harapan Liko, kakak bunga kesayangan Liko, kakak..adalah kenapa Liko masih bertahan sampai sekarang, kalau pun suatu hari kakak gak mau sama Liko lagi..Liko gak akan maksa, Liko akan pergi dari hidup kakak, karena Liko gak mau nyakitin kakak..Liko memang gak waras..Liko jahat..tapi..Liko udah janji sama diri Liko supaya gak nyakitin kakak..."

ZETTA BAPER ANJAI! Zetta menepuk bahu Liko pelan, baper dia tuh.

"Bisa aja lo ah!" saltingnya.

Liko tertawa melihat pipi Zetta memerah, lucu sekali, Liko benar-benar bahagia.

Kalau pun Zetta sudah tak membutuhkan Liko, Liko tinggal menenggak racun terakhir agar Liko mati.

Selama ini Liko menjadikan dirinya bahan uji coba untuk racun-racunnya, dalam tubuh Liko, semua sudah terkontaminasi dengan racun namun Liko sudah meminum obat untuk menghentikan laju racun.

Sehingga racun-racun itu justru mengendap dan menyatu dalam jaringan sel di tubuh Liko.

Hanya satu kali lagi Liko meminum racun, maka semua racun di tubuhnya akan langsung bereaksi dan membunuh Liko dengan cepat.

Rencananya Liko mau minum racun terakhir kalau Zetta benar-benar membuangnya, tapi ternyata tidak jadi, syukurlah.

Jika suatu hari Zetta duluan mati, Liko bisa langsung meminum racun untuk menyusul Zetta.

Yah, segitu dalam cinta dan kegilaan Liko pada Zetta.

🍁Bersambung🍁

Softie Yandere [End]Where stories live. Discover now