01. Hari Pertama

9.2K 387 14
                                    

Sinar matahari yang masuk ke dalam kamar melalui celah-celah jendela mengganggu tidur nyenyaknya, Salma Salsabil Putri Mandaya gadis cantik yang sangat menyukai musik ini terbangun dari tidurnya.

"Mamaa, aku masih ngantuk." Gumamnya sambil menguap lebar.

Anggita Maharani, Ibu dari gadis cantik yang masih enggan untuk bangun tersebut, dia merupakan ibu rumah tangga, suaminya Putra Mandaya merupakan seorang pengusaha.

"Bangun Ca, kamu hari ini OSPEK kan? udah jam 7 ini." Sahutnya sambil menarik selimut anaknya.

Salma atau yang kerap di sapa Caca oleh keluarganya ini seketika membuka matanya sempurna, _'mampus telat'_ batinnya. Segera Salma bangun untuk mandi dan bersiap berangkat.

hanya memerlukan waktu 15 menit, gadis itu sudah siap untuk berangkat.

"Ma, Caca berangkat dulu, Assalamu'alaikum.." Salma mencium tangan ibunya yang hanya geleng-geleng melihat kelakuan anaknya yang tidak pernah berubah sedari dulu, setelahnya Salma langsung berlari ke arah mobilnya untuk menuju kampusnya.

***

Sesampainya di kampus, hal yang pertama kali Salma lihat adalah mahasiswa dan mahasiswi yang telah berbaris di tengah lapangan mendengarkan sambutan, Salma mengendap perlahan-lahan untuk masuk ke dalam barisan, beruntungnya tidak ada yang sadar dengan kelakuannya karena seluruh perhatian sedang tertuju pada seorang laki-laki di depan yang tengah memberikan sambutan serta arahan selama masa OSPEK beberapa hari kedepan.

"Untuk pembagian kelompok bisa cek di handphone masing-masing dalam group MAHASISWA BARU, setelah mengetahui nomor kelompok kalian bisa langsung mendatangai kakak-kakak pembimbing di depan yang sudah memegang kertas berisikan nomor kelompok, sampai di sini, apakah ada yang ingin ditanyakan?" Ucap seorang laki-laki di depan dengan pembawaan yang santai namun terlihat sangat berwibawa.

Semua mahasiswa baru terdiam tak ada yang berbicara satu pun.

"Baiklah, diam berarti paham, kalau tidak ada pertanyaan, sekali lagi saya ingatkan untuk mendatangi kakak pembimbing masing-masing, saya akhiri sampai di sini, sekian dan terimakasih."

Mahasiswa dan mahasiswi baru pun segera membuka handphone masing-masing dan menuju kakak pembimbing mereka.

Begitu juga dengan Salma yang saat ini telah berada di tengah-tengah kelompoknya, dia juga sudah mempunyai teman bernama Diman.

"Okey ini tugas pertama kalian hari ini, minta tanda tangan anggota BEM minimal 10 orang, dan jika berhasil mendapat tanda tangan presiden mahasiswa maka akan di bebaskan dari semua tugas OSPEK. Waktu kalian di mulai dari sekarang sampai jam 12.00 nanti, jika sudah berhasil langsung cari kaka dan kumpulkan tugas masing-masing, kalian paham!" Ucap kaka pembimbing kelompok Salma seraya membagikan lembaran kertas yang sudah terdapat stempel BEM Fakultas untuk tempat tanda tangan.

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 9, itu artinya mereka hanya punya sisa waktu 3 jam untuk menyelesaikan tugas. Salma dan teman-teman kelompok mengangguk paham, kemudian mulai berpencar untuk mencari kakak-kakak BEM.

Setelah setengah jam berlalu, Salma baru mendapatkan 3 tanda tangan yang artinya masih 7 lagi, saat ini Salma tengah berhenti disalah satu taman Universitas ini, meskipun di belakang kertas yang di bagikan tadi sudah terdapat rute tempat kakak-kakak BEM bersembunyi namun tetap saja cukup sulit menemukan mereka dikarenakan Salma asing dengan kampusnya yang sangat besar ini.

Di tengah-tengah mengistirahatkan diri di bangku taman tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya yang membuatnya terlonjak kaget, takut itu adalah seniornya.

"Woy Sal, enak banget lu yaa istirahat di sini, yang lain pada lari-lari nyari tanda tangan." Paul namanya, laki-laki blasteran itu adalah sepupu dari pihak ayahnya, ibu Paul merupakan adik dari ayah Salma. Salma menatap tajam ke arah sepupunya itu, sialan dia kaget.

Objek FavoritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang