Lima belas menit berlalu. Tablet yang sejak tadi ditatap Ali berbalik menghadap Ama.
"Bagaimana? Lebih bagus, 'kan?"
Ama menyipitkan sedikit matanya. Bergantian menatap layar dan wajah yang ada di belakang tablet. "Lumayan."
"Lumayan?" keluh Ali tak terima. "Hey, bahkan ini lebih baik dari buatan kamu tadi!"
"Jelas ini tidak ada apa-apanya dari buatan Fiora," tutur Ama tak acuh.
"Terserah kamu saja. Yang penting Fiora yang akan membayar biaya cafe-nya. Selagi tugasnya selesai, bagus atau tidak itu tidak masalah." Ali beranjak menilik rak buku yang tersusun rapi di sudut ruangan.
"Ama!" panggil pemilik cafe. "Kebetulan tidak ada pelanggan, Tante titip cafe sebentar, ya. Kalau ada yang datang, tolong disuruh menunggu."
Ama mengangguk meng-iya-kan. "Baik, Tante."
Cafe seketika hening setelah kepergian sang pemiliknya. Hanya ada suara langkah kali Ali yang sedang bolak-balik di depan rak.
"Am!" panggil Ali. Gadis itu hanya berdeham.
"Ama!"
"Hmm!"
"Amaa!"
"Ya, ampun, Ali! Ada apa?" sahut Ama kesal.
"Coba lihat! Aku menemukan sesuatu."
Tepat saat Ama berbalik untuk melihat sesuatu yang ditemukan Ali. Cahaya biru tiba-tiba terpancar dari balik rak yang ditarik oleh Ali.
"Ali, apa yang kamu lakukan?"
"Aku menemukan pintu rahasia, Am," sahutnya antusias.
"Bagaimana kamu bisa menemukannya?"
"Aku mengikuti petunjuk dari syair yang ada di buku ini." Ali menunjuk salah satu buku yang sempat Ia baca sebelum tertidur tadi.
By: Ukara Fareeda
YOU ARE READING
Cerbung Kelompok Akusara
FanfictionPenulisan cerbung atau yang biasa disebut dengan cerita bersambung adalah salah satu projek yang dijalankan oleh member Frissa Literasi selama bulan Ramadhan. Berbagai jenis kreativitas dan buah pemikiran menjadi bumbu-bumbu yang mewarnai tulisan p...