1[ Januari 1999]

89 73 190
                                    

Biantara membuka pintu rumah ia pulang telat hari ini, kini sudah pukul sembilan lewat dua puluh malam. kepulangannya di sambut ocehan sang adik perempuan.

"mas Tara kalau belajar suka gak ingat waktu" ucap Arunika. Biantara tak mendengarkan ocehan Arunika ia segera masuk ke kamarnya,  jika adiknya itu mau marah, marah lah.

Sebelum masuk dalam kamarnya, Biantara menyodorkan sebungkus martabak manis pada Arunika. "makan,  mas udah ngantuk"  ujar Biantara dengan langkah kakinya menuju kamar.

"loh, pedagang apaan yang jual martabak malam gini? " tanya Arunika pada mas Tara. Namun Biantara tidak menjawab pertanyaan Arunika.  "mass!  Ini martabak apaan, masa iya pedagang jual martabak malam malam sekali! " tanya Arunika kembali sambil menggedor pintu kamar mas nya.

"Makan aja Runi... Gak di jampi jampi kok!" teriak Biantara dari dalam kamar.

"yakin berapa persen mas?!"

"sembilan puluh sembilan, udah mas ngantuk Runi!"

*****

Hari ini hari minggu, Runi pagi pagi sudah menggedor pintu kamar Tara "woi main badminton yook" ajak runi.

Dari dalam kamar Tara menjawab "males. masih ngantuk"

"yaelah  ayo lah cepet  kalau gak mau, Runi bilang ke ibu kalau kemarin Mas makan mie lagi" ancam Runi pada Tara.  Ibu selalu memperingati anaknya agar jangan suka makan mie. gak baik,  namun kemarin Biantara sudah makan mie lebih dari dua kali dalam seminggu.

Biantara Langsung membuka pintu kamarnya. "mau main?" tanya Tara pada runi. 

"iyaa lah" jawab Runi semangat. 

"kalau kalah jangan jelek mukanya" ucap Tara sambil meninggalkan Runi yang sedang kesal  merasa di remehkan.

Di depan rumah Runi dan Tara bermain bersama. Tara pura pura tak pandai main  agar Runi dapat menang. "mas, Tara sengaja? " tanya Runi.

"engga kok" jawabnya.

"bohong banget"

"dari mananya coba? " tanya Tara di selingi dengan tawa nya.

Runi menghentikan permainannya lalu berkata.  "Runi udah besar mas, Runi tau kok mas Tara pura pura gak pandai main secara mas Tara selalu juara kalau main badminton"

Biantara tertawa dan tersenyum manis.  "gak asik lah ketahuan" Tara pikir lulucon yang ia lakukan akan di balas lucu oleh sang adik. namun, ternyata malah menjadi percakapan yang serius.

"mas kenapa suka bohong?" tanya Runi dengan wajah tanpa ekspresi.

"mas gak bohong kok" jawab Tara santai.

"gak cape yah mas Bohong terus?"

"emang mas suka bohong?"

"selalu"

"heheh, mas gak lakuin lagi."

*****

Mentari terbit dari timur, sinarnya yang menderang mempertandakan bahwa hari telah berganti. Sang pemeran utama pagi ini mengantar adik perempuan tersayangnya ke sekolah. yang tak lain dan tak bukan adalah Runi.

Runi membuka helm yang ia kenakan ia memperbaiki rambutnya  agar terlihat rapih. Seketika Tara berbicara, ini sudah seperti rutinitas seorang Arkana Biantara. "hei, jangan lupa makan bekalnya, belajar yang bagus, jangan buat masalah di sekolah, kalau hujan pakai payungnya, jangan keluyuran gak jelas, dan satu lagi... Berteman dengan anak yang bener jangan salah pertemanan" ucap Tara tanpa berhenti.

Runi hanya mengagguk sebagai jawaban. Tara mengacak rambut Runi yang telah tertata rapih. "mas! Runi udah rapi mass, jangan lah!" ujar Runi kesal. Ocehan Runi hanya di senyumi oleh sang kakak.

Disisi lain,  teman Runi tengah melihat interaksi antar Runi dan Tara.  "walah, kapan aku punya abang seperti mas Tara"

Sungguh perhatian, siapa yang tidak ingin saudara laki laki seperti Tara?.

-Romansa 1999
________

Kita bertemu kembali.
namun kali ini dengan cerita yang berbeda. Sedikit cerita, romansa 1999 sebelumnya saya sudah pernah menulisnya namun dengan judul yang berbeda, untuk tugas sekolah waktu itu. Saya mau menulis nya kembali dalam bentuk digital. Dengan sedikit perubahan.

Sabtu, 13 mei, 2023


Romansa 1999Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang