BAB 3(kejadian memalukan)

121 69 7
                                    

Jangan jadi pembaca Goib!
Tinggalkan vote atau komentar.

Sudahkah bersholawat hari ini?
'Allahuma sholli ala Muhammad, Wa ala ali Muhammad'

BISMILAH SEMOGA SUKA 💗

"Dikagumi dan disukai oleh bocil-bocil itu, membuatku tahu bahwa cinta tidak memandang umur"
-Nasya adelia

HAPPY READING!

*********

Setelah shalat magrib, aku keluar kamar hendak menuju dapur, aku melihat emak yang tengah memakaikan kerudung pada adikku, Misya.

"Nasya anterin adik kamu gih, mengaji di masjid," perintah emak padaku, aku berpura-pura tidak mendengarnya lalu melangkah mengambil piring untuk makan.

"Yaudah kalau enggak mau nganterin. Padahal 'kan guru ngajinya Mas Fatih, ya, dek?" timpal emak lagi berbicara pada adikku Misya.

Aku menghentikan gerakan tanganku yang hendak menyendokkan nasi ke dalam piring.

"Misya, guru ngajinya bener Mas Fatih?" tanyaku memastikan dengan Netraku yang berbinar saat adikku mengangguk.

"GILIRAN SIH FATIH AJA, GERCEP!" sindir emak menatapku, Aku tak menghiraukan sindirannya malah aku menerbitkan senyum tidak jelas.

Mas Fatih! I'm coming.

Buru-buru aku menaruh piring ke atas meja makan. Lalu berlari ke arah kamar mengganti baju dengan gamis dan menggunakan kerudung instan. Lalu memakai sedikit makeup tipis.

Kemudian aku melangkah menuju adikku yang telah siap untuk pergi mengaji, "Ayo Mis, kakak anterin." sahutku semangat sambil menggandeng lengan adikku keluar rumah.

Tadinya aku sangat malas mengantarkan adikku mengaji di masjid. Akan tetapi setelah tahu siapa guru ngajinya, aku sangat bersemangat untuk mengantarkan adikku.

Bonus, ketemu gurunya!

"Kak Nasya, kok dibelakang kaya ada yang lari ke arah kita ya?" celetuk adikku di tengah-tengah perjalanan, keningku berkerut mendengar penuturan adikku.

Sangking bersemangatnya aku tidak terlalu fokus dengan keadaan sekitar. Aku yang kemudian mengerti apa yang akan terjadi ... hanya bisa menghela nafas kasar.

Baiklah, Nasya! Sepertinya kita akan berhadapan dengan ...

"TANTE SYA!" pekikkan suara segerombolan bocah-bocah nakal itu, terdengar memekik telingaku.

Hufh.

Oke, Sya! Sepertinya tidak ada kata tenang, saat kamu keluar rumah.

"Kak Nasya dibelakang ada ---"

Bruk!

Stt!

Auh!

Aduh!

"Ffthh, bwhahahaa" aku tertawa terbahak-bahak melihat bocah-bocah rese itu saling berjatuhan di atas aspal.

"Aduh Zam! badan kamu berat. Awas aku mau bangun!" keluh Iyan bocah itu tengah tertimpa tubuh sang teman.

"Aduh, bibir aku!" pekik Haikal meringis jemarinya tengah mengelap bibirnya dengan kasar.

Sepertinya bibir bocah itu, habis berciuman dengan aspal karena jatuh tadi.

"Kaki Adam sakit," rintih bocah itu, aku hanya meringis menatap mereka sambil menggaruk tengkukku yang gatal.

"Kamu enggak apa-apa, Dan?" tanyaku.

DIKEJAR-KEJAR BOCAH!(End) Where stories live. Discover now