F1 - Syarat : Menikah Denganku

79 14 3
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

"Tidak, Tuan Mark. Berapapun harga yang Anda tawarkan, Ayahku tidak akan pernah menandatanganinya."

Mirana Samudra, gadis berusia dua puluh lima tahun itu berbicara dengan suara tegas tanpa rasa takut sedikit pun. Dia bahkan tidak segan membalas tatapan tajam seorang Mark Juan William, pengusaha besar yang kini duduk berhadapan dengannya, bersandar dengan kaki disilangkan dan satu tangan melintang di atas sandaran sofa.

Semua orang di sini tahu siapa Mark Juan William, sebab sejak beberapa bulan lalu laki-laki dengan rambut yang disisir klimis itu sudah mengincar perbukitan menjulang di belakang permukiman pesisir ini untuk ditambang besar-besaran.

"Kami, semua penduduk kampung pesisir ini, sudah sepakat tidak akan menyetujui perjanjian ini hanya untuk memenuhi ambisi Anda," imbuhnya lagi.

Pandangannya beralih ke meja bertaplak hijau dengan motif bunga-bunga yang di atasnya diletakkan map dan pulpen. Ujung jari-jarinya ditempelkan pada dokumen itu kemudian mendorongnya. Mengembalikan kertas yang akan ayahnya tanda tangani sebagai kepala desa.

Rana mendengus kasar melihat Mark terlihat tenang-tenang saja. Apa orang ini tidak bisa mengerti yang dia katakan?

"Mulai sekarang berhentilah seperti ini, Tuan Mark. Jangan membuang-buang waktu berharga Anda karena sampai kapanpun kami tidak akan menyetujui proyek ini berjalan." Rana mengatakannya dengan wajah tegang sambil menahan emosinya mati-matian agar tidak meledak.

Ya ampun! Kenapa ada orang bergeming macam menghadapi patung saat lawan bicara sudah bicara panjang lebar? Rana meradang.

Rana menepuk sedikit kasar dokumen yang ada di depannya, "Tuan Mark, aku tahu Anda paham maksudku. Aku tidak perlu memperjelas dimana letak pintu rumahku, bukan?"

Mark tersenyum timpang. Dengan santai dia menegakkan punggung, memegang dan mengangkat kuping cangkir lalu menyeruput isinya, seolah dia sedang ada dalam perjamuan teh langka para konglomerat dan Rana hanyalah pelayan yang menumpahkan kalimat tak berguna.

Dengan tenang laki-laki itu buka mulut, "tidak akan ada kerusakan seperti yang kalian takutkan, Nona Mirana Samudra. Semuanya akan dikelola dengan sangat baik."

Rana menarik napas panjang dan membuangnya kasar. Semua penduduk di bagian utara pulau ini sudah paham betul bagaimana cara kerja perusahaan Golden Land Corporation milik Mark. Sejak kejadian di pulau sebelah yang mengalami degradasi lingkungan akibat pencemaran dari usaha mereka, masyarakat kampung ini tidak mau hal itu terulang di tempat ini.

"Jangan membual, Tuan Mark. Bukankah itu juga yang Anda janjikan pada penduduk di pulau sebelah? Tapi, faktanya perusahaan Anda sudah merugikan banyak pihak. Semua kesulitan air bersih dan ekosistem laut juga hutannya menjadi terganggu. Anda kira kami tidak terkena dampaknya? Biar kuperjelas! Para nelayan semakin kesulitan mencari ikan."

FANTALAWhere stories live. Discover now