01. Dunia Novel?

44K 3.4K 26
                                    

Hi, Wellcome!

Baca part ini jam berapa? Jangan lupa untuk kasih Voment! Tandai typo juga. Terimakasih :)

Enjoy!
Happy reading <3

***

Chapter 1. Dunia Novel?

Cheryl benar-benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi padanya saat ini. Seingatnya, baru semalam dia tertidur setelah menamatkan novel 'My Love'. Dan sekarang dia malah jadi tokoh antagonis dalam novel tesebut. Ah, tidak! Lebih tepatnya, dia terbangun dalam raga antagonis novel 'My Love' bernama Ziva Kanaya.

Ralat, peran antagonis kini tak tersematkan lagi dalam diri Ziva Kanaya. Statusnya kini adalah istri dari seorang figuran dalam novel 'My Love', bernama Sagara Pradipta yang merupakan teman dekat protagonis utama bernama Altair Gardapati. Ah, seharusnya dia tidak perlu lagi membicarakan tokoh-tokoh dalam novel itu, karena kisah dari novel 'My Love' sudah berakhir.

Terbukti saat Cheryl terbangun, dia berada di kamarnya yang berada di rumah milik mereka berdua. Maksudnya, rumah Ziva dan Sagara setelah mereka menikah. Nuansa kamar ini sangat berbeda dari kamar Ziva. Cheryl bisa tahu karena sang penulis begitu detail dalam membuat narasi. Sampai letak barang-barang di kamar Ziva pun sang penulis menjelaskannya.

Ah, itu artinya dia tidak akan mendapat peran apapun lagi karena cerita telah usai kan? Dan saat ini baik Ziva maupun semua tokoh-tokoh dalam novel tidak lagi di kendalikan oleh penulis. Dalam arti lain, dunia ini adalah kehidupan asli para tokoh novel 'My Love'. Tidak lagi ada naskah ataupun bergerak sesuai alur yang berjalan.

Cheryl cukup bersyukur akan hal itu, meski merasa kesal sekarang dia berstatus sebagai istri orang, apalagi kini dia tengah mengandung. Aish, benar-benar tidak masuk akal! Seharusnya kini dia menghabiskan masa-masa bebas dari tugas-tugas sekolah, bukan malah jadi ibu rumah tangga yang diam di rumah mengurus suami dan pekerjaan rumah!

Aish, Cheryl harus bagaimana sekarang?! Apa yang harus ia lakukan sementara dia saja tidak tahu bagaimana cara kembali ke dunia aslinya.

Yang lebih parahnya lagi, Cheryl sekarang berbaring dengan Sagara yang masih tertidur pulas di sebelahnya. Sebenarnya itu tidak masalah, namun yang membuat Cheryl berbaring kaku di sebelah Sagara karena, cowok itu sangatlah tampan.

Wajah Cheryl sampai merona hanya dengan menatapnya. Sagara benar-benar tampan untuk seorang figuran. Tubuh jangkung, alis tebal, hidung bangir, bibir tipis dan juga jakun menonjol yang nampak sangat menggoda. Tunggu, kenapa dia sampai berpikiran seperti itu sih?! Sepertinya otak Cheryl mulai tidak beres.

Cheryl jadi mau mengumpat pada Ziva sekarang. Kenapa dia sampai saat ini belum bisa menerima cowok tampan yang bisa menerima Ziva dan anaknya dengan sepenuh hati seperti Sagara? Jangan lupakan kalau Sagara mendapat peran untuk mencintai Ziva dalam diam dan selalu ada di dekat perempuan itu saat Ziva merasa sedih. Kalau Cheryl jadi Ziva, dia tidak akan menyia-nyiakan jodoh yang telah diberikan Tuhan untuknya.

Tapi... bukannya sekarang Cheryl sudah jadi Ziva ya?

Namun, Cheryl jadi ragu sekarang. Apakah Sagara masih mencintai Ziva, sementara kisah novel 'My Love' ini saja sudah berakhir?

Cheryl tersentak saat melihat ada pergerakan dari Sagara. Cowok itu sempat menggeliat, sebelum akhirnya membuka mata menatap Cheryl dengan mata khas seseorang yang baru saja bangun tidur. Sayu dan terlihat berat, karena posisi tidur Sagara menyamping ke arahnya.

Wajah Cheryl sontak kembali merona. Sial, apa yang harus ia lakukan sekarang?! Siapapun tolong kirimkan Cheryl pintu kemana saja milik Doraemon agar Cheryl bisa pergi saat itu juga. Cheryl tidak kuat melihat wajah tampan milik cowok itu! Oke, ini berlebihan.

"Gimana keadaan lo?"

Cheryl merinding mendengar suara berat cowok itu. Tanpa tahu ingin menjawab apa, perempuan itu hanya bisa menatap Sagara. Cheryl semakin panas dingin di tempatnya saat tangan kekar milik Sagara menyentuh keningnya. Perempuan itu mengerjap sambil menatap Sagara linglung.

"Udah nggak panas. Tapi kenapa muka lo merah?"

"H-hah?!" Cheryl refleks menepis tangan Sagara dari keningnya -- Karena terkejut sekaligus tidak menyangka Sagara mengatakan hal demikian -- membuat cowok itu tersinggung sehingga kini Sagara menatapnya datar. "Itu... Anu,"

Cheryl bangun saat Sagara beranjak duduk. Dia memperhatikan Sagara yang bangun dari kasur tanpa menatapnya lagi, membuat rasa tidak enak langsung menyerang hati Cheryl. Dia paham dengan perubahan sikap Sagara karena Cheryl bersikap demikian. Cowok itu pasti mengira dia masih belum bisa menerimanya.

Karena selama ini Ziva selalu menolak di sentuh olehnya bahkan tidur satu kamar pun perempuan itu tidak mau.

"S-sagara--"

"Gue ketiduran disini. Sorry for that," Sagara memotong ucapan Cheryl, seolah tidak ingin istrinya salah paham dan berakhir marah padanya. Sebelum berjalan menuju pintu kamar.

"Sagara tunggu dulu!" Cheryl melompat dari atas kasur melupakan bahwa dia kini tengah hamil, membuat Sagara menoleh terkejut atas tindakannya.

"Lo nggak bisa pelan-pelan sedikit?!" desis Sagara. Wajahnya nampak keras, namun sorot matanya terlihat khawatir saat menunduk menatap Cheryl yang lebih pendek darinya.

Cheryl tersentak. Dia lupa kalau saat ini dia tidak sendiri lagi. Ada kehidupan lain dalam perutnya sekarang. "M-maaf. Tapi, tadi gue nggak bermaksud gitu. Gue cuma...,"

"Cuma apa?" Sagara berbalik hingga kini posisinya berhadapan sempurna dengan Cheryl. Tatapannya begitu datar saat menatap perempuan itu.

Sagara mendengkus saat Cheryl tidak bisa menjawabnya. "Bukannya itu yang selalu lo lakuin gue?"

"Maksud lo?" Cheryl mendongak menatap Sagara bingung.

"Lo nggak suka gue sentuh. Lo nggak pernah kasih gue tempat di hati lo."

"S-sagara...," Cheryl menatap Sagara sendu. Saat Sagara mengatakan itu dengan sorot mata yang terluka entah kenapa membuat hati Cheryl teriris. Terlihat ada kesedihan besar yang dia pendam disana. Namun di satu sisi, Cheryl merasa senang. Jika berkata demikian, artinya perasaan Sagara untuk Ziva nyata bukan?

"Ah, gue terlalu berharap buat punya tempat di hati lo, sementara lo aja nggak pernah kasih gue kesempatan buat masuk,"

Sialan Ziva!

Cheryl hanya bisa mengumpati Ziva sekarang ketika Cheryl tidak bisa berkutik dengan apa yang Sagara katakan barusan. Dia hanya bisa berdiri sambil menatap Sagara sedih tidak tahu harus mengatakan apa sementara yang Sagara katakan seperti sebuah skakmat dalam permainan catur yang artinya dia tidak bisa melakukan apapun lagi.

Cheryl hanya bisa menghela napas saat Sagara keluar dari kamarnya.

-- To Be Continued --

Figuran Wife [Republish]Where stories live. Discover now