13. Don't leave Me

26.3K 2.6K 204
                                    

Hi, Wellcome!

Satu kata untuk Figuran Wife!

Bucin Sagara angkat kakinya?!

Happy reading <3
Enjoy!

***

Chapter 13. Don't leave Me

Malam itu, udara jadi terasa lebih dingin sebab hujan mengguyur kota dengan deras. Suara petir yang saling menyambar terdengar keras, menambah kesan mencekam bagi siapa saja yang mendengarnya. Sagara terlihat terusik dalam tidurnya karena mendengar suara yang berada di langit itu. Cowok itu membuka mata dengan jantung yang berdetak kencang sebab terkejut. Dia menoleh, menatap Ziva yang tertidur pulas di sebelahnya, sama sekali tak terganggu dengan suara guntur yang bergemuruh itu.

Ketika suara petir menyambar kembali terdengar, Sagara memejamkan mata dengan kening ynag mengerut dalam. Dia mengigit bibir bawahnya, sebelum menarik Ziva kedalam pelukan, membuat tidur perempuan itu terusik.

Ziva membuka matanya yang terasa berat dengan perlahan. Dia menoleh pada Sagara yang tengah memeluknya. Ziva menatap Sagara bingung. Mata cowok itu terpejam, namun dahinya mengerut dalam, seperti tengah menahan ketakutan.

Ziva tersentak saat mendengar suara petir menyambar. Namun, bukan itu yang membuatnya terkejut, melainkan Sagara yang menariknya semakin masuk kedalam pelukan cowok itu, di detik yang sama saat suara petir terdengar. Sagara semakin menelusupkan wajahnya di leher Ziva.

"Ga, lo kenapa?" tanya Ziva.

"Dingin,"

"Tapi 'kan, kita pake selimut," balas Ziva heran. Ziva tahu kalau udara sekarang sedang dingin, namun Ziva tidak sampai kedinginan. Apa Sagara sakit?

Ziva kemudian menyentuh tengkuk Sagara, namun suhu tubuhnya normal-normal saja. Tidak tinggi sama sekali. Namun, Ziva baru menyadari kalau Sagara pasti akan tersentak jika suara petir yang menyambar terdengar. Tubuhnya juga bergetar meski terasa samar. Membuat Ziva tahu kalau cowok itu takut dengan suara petir.

Tapi, bagaimana mungkin Sagara bisa takut? Ziva saja biasa-biasa saja meski terkadang terkejut.

"Ga, jangan bilang... Lo takut petir lagi?" tanya Ziva curiga.

"Nggak," jawab Sagara cepat. Namun, sesaat kemudian cowok itu berdesis karena suara petir kembali terdengar hingga membuat jantungnya belum juga berdetak normal sampai sekarang. Malah semakin kencang hingga membuat dadanya terasa sakit.

"Ya udah, kalau gitu gue lepas pelukannya," Ziva tersenyum geli saat Sagara semakin merapatkan tubuhnya pada Ziva. Tidak mau Ziva melepaskan pelukannya.

"Jangan,"

"Katanya nggak--"

"Gue takut, Va. Hug me back,"

Ziva tertawa pelan karena akhirnya Sagara mau mengaku. Dia merasa lucu saja, si dinosaurus ini takut pada suara petir. "Ada ya, dinosaurus takut suara petir?" tanya nya berniat meledek sambil membalas pelukan Sagara.

"Do not tease me," lirih Sagara kesal.

"Iya, iya." kata Ziva mengalah. Belum pernah dia melihat Sagara ketakutan seperti ini. Ziva jadi tidak tega.

Perempuan itu lantas mengelus kepala dan punggung Sagara, berusaha menenangkan cowok itu. Sedangkan Sagara juga berusaha untuk mengontrol diri dari rasa takut yang kini masih menguasai dirinya.

Sejak kecil, Sagara memang sudah memiliki ketakutan tersendiri dengan suara petir. Diapun tidak mengerti. Sagara selalu berusaha menghalau rasa takutnya jika saja hujan datang disertai dengan suara petir yang menyambar. Namun, Sagara selalu tidak bisa.

Figuran Wife [Republish]Where stories live. Discover now