Bab 17 Cempaka lima

5 2 0
                                    


Alezya hanya diam tak menanggapi ucapan keanno yang terus memintanya turun. Namun ia terus menolak. Siapa yang tidak terkejut tiba-tiba di bawa ke rumah seorang cowok dan di suruh makan siang bersama keluarganya.

' padahal jadi pacar aja belum-eh-ralat bukan maksudnya ' batin Alezya.

Keanno menarik paksa tangan Alezya, membuat gadis itu langsung keluar dari dalam mobil, lalu menutup pintunya dan mengambil kuncinya.

Tatapan tak terima Alezya tunjukkan pada keanno. Ia berusaha mengambil kunci di tangan keanno yang dengan sengaja di angkat ke atas, namun nihil, tingginya hanya sebatas dada cowok itu.

Keanno tersenyum mengejek melihat Alezya yang terus berusaha mengambil kunci mobilnya. " Makanya, tumbuh tu ke atas, bukan ke samping " cibirnya.

Alezya melotot, karena kesal, ia langsung menginjak kaki keanno membuat sang empu memekik kesakitan. Kunci mobilnya pun terlepas dari tangan keanno, dengan sigap ia langsung mengambilnya, lalu menjulurkan lidahnya.

" Mampus Lo, makanya nggak usah hina gue. Enak aja Lo bilang gue pendek, gue itu cewek paling tinggi di kelas kalo Lo lupa " sombongnya dengan menepuk dada.

Keanno memutar bola matanya malas. Memang benar, Alezya adalah perempuan yang memiliki tinggi badan paling unggul dari yang lainnya, yaitu 168 cm.

" Ciee, bang keanno bawa cewek ke rumah " ujar Qeira yang berdiri di depan pintu.

Secara spontan keanno dan Alezya menoleh, ternyata ada Qeira dan Kirana yang tengah tersenyum kearah keduanya. " Kean, ayo masuk, mama udah masakin makan siang, aja juga pacar kamu itu " ucap Kirana dan menggiring Qeira masuk ke dalam rumah.

Keanno menarik tangan Alezya, Dan gadis itu hanya bisa pasrah. Melawan juga percuma, keanno itu sangat keras kepala dan tak ingin di bantah.

Alezya tersenyum canggung ketika duduk di meja makan bersama mama dan adik keanno. Untungnya ia kenal dengan Qeira dan bisa mengajak gadis itu bicara.

" Jadi ini Kakak baik yang kamu ceritain waktu itu qei? " Tanya Kirana pada putrinya itu seraya menyodorkan piring.

Qeira mengangguk. " Iya ma, kak Alezya itu baik banget, nggak kayak senior yang lain " ucapnya lalu memeluk lengan Alezya.

Alezya tersenyum malu, ketika mendengar ucapan Qeira. " Qeira bisa aja kamu " balasnya seraya mengusap puncak kepala gadis itu.

" Udah udah, cepetan makan, udah laper nih " rengek keanno, membuat mereka terkekeh.

Kirana mengangguk. " Iya, ayo di makan Alezya, jangan malu-malu, kalau mau nambah bilang aja "

Alezya tersenyum tipis. " Iya Tan "

Mereka pun makan siang dengan hangat. Alezya tersenyum melihat perhatian Kirana yang di tujukan untuk kedua anaknya, ia jadi merindukan sosok bundanya.

" Zey, ikut gue "

Suara berat nan datar itu membuat Alezya dan Qeira menoleh ke belakang, dan mendapati keanno yang berdiri di hadapan mereka.

Qeira menggeleng, lalu memegang lengan Alezya. " Nggak boleh, qei lagi ngerjain tugas sama kak Alezya "

Alezya menatap keanno dengan mengangkat salah satu alisnya.
" Emang mau ngapain? "

" Ada hal penting yang mau gue omongin. Menyangkut Abang Lo " ucapnya.

Merasa penasaran, Alezya pun mengangguk. Ia menatap lengannya yang di pegang Qeira, lalu menatap wajah gadis itu. " Qei, kakak bicara sama Abang kamu sebentar ya, nanti kita terusin lagi buat cerpennya ya? " Ucapnya lembut.

Perlahan pegangan di lengannya pun terlepas, Qeira pun mengangguk. " Iya "

Alezya pun beranjak dari duduknya dan berjalan mengikuti keanno. Mereka berdua berdiri di balkon kamar keanno.

" Jadi?, Lo mau bicarain apa? " Tanya Alezya dengan tangan memegang pagar pembatas balkon.

Keanno menghela nafasnya. " Apa Abang Lo punya kembaran? "

Alezya mengerutkan keningnya. " Apa
Kembaran?, ya nggak lah " ucapnya di akhiri dengan kekehan.

Keanno terdiam, lalu siapa yang dia lihat waktu itu?. " Tapi ken- "

Belum juga selesai menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba ponsel Alezya bergetar.

" Bentar, gue angkat telpon dulu " ujar Alezya, lalu mengangkat telponnya.

" Halo "

" ... "

Mata Alezya berbinar. " Serius? "

" ... "

" Oke, gue ke sana sekarang ". Ia menatap keanno. " Sorry, gue ada urusan mendadak sekarang, jadi kita lanjutin nanti di sekolah oke, gue pamit pulang dulu "

Alezya langsung berjalan keluar dan pamit pada Kirana dan Qeira, lalu bergegas pergi.

*

" So, jadi info apa yang kalian dapetin? " Tanya Alezya yang baru saja sampai dan langsung duduk di sebelah Tami.

Dimas memberikan selembar kertas pada Alezya. " Kita nemuin ini di rumah Riska "

Alezya mulai membaca tulisan di kertas itu.

'cempakalimaselamatkanakudanibukuhatihati!'

Alezya mengerutkan keningnya seraya menatap kearah Naya, Tami, dan Dimas secara bergantian. " Jadi? "

" Kita harus pergi ke jalan Cempaka lima, lalu selamatkan Riska sama ibunya " ujar naya.

" Tapi sebelum itu, kita harus buat rencana, jangan gegabah " sahut Tami dengan nada datar.

Dimas mengangguk setuju. " Ya, gue juga udah kirim beberapa orang ke jalan itu buat mastiin. Kita tinggal nunggu mereka balik "

Ketiga gadis itu mengangguk. " Dim, tolong masakin makanan dongg, laper nih " rengek Naya.

Dimas berdecak. " CK, masak sendiri Sono, gue bukan babu Lo " balasnya sewot.

Naya memasang puppy eyes. " Ayo dong dim, masakan Lo itu enak, nggak kayak masakan gue. Plissss "

Dimas menatap jengah pada Naya.
" CK, iya, iya gue masakin, awas aja kalo nggak dimakan "

Naya terkekeh, lalu menatap kearah Alezya dan Tami yang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Alezya sedang bermain ponsel, dan Tami yang sedang melamun, sepertinya dia sedang memikirkan rencana.

Naya memilih berbaring di sofa lalu mengambil ponselnya. Tak lama Dimas datang dengan membawa nampan berisi 4 piring nasi goreng yang dirinya masak.

" Ayo para babu ku, kita makan " ujar Dimas dengan menyimpan nampan di meja.

Dengan semangat 45 Naya langsung turun dari sofa dan mengambil satu piring nasi goreng. " Makasih Dimas, Lo makin ganteng deh kalo baik kek gini "

Dimas memutar bola matanya malas.
Ia langsung menatap kearah Alezya dan Tami. " Woy, Lo berdua sini makan dulu "

Alezya menoleh, lalu beranjak menghampiri Naya dan Dimas. " Wih kayaknya enak nihh. Tam, sini, Lo belum makan kan? " Ajaknya pada Tami yang terus saja sibuk dengan laptopnya.

Tami menoleh, ia menutup laptopnya dan berjalan menghampiri mereka.
Ia mengambil satu piring nasi dan memakannya dengan tenang.

" Emm, emang nggak pernah gagal masakan Lo dim, selalu enak. Kayaknya Lo cocok masuk ke acara lomba masak " puji Alezya.

Naya mengangguk setuju. " Iya Zey, bener itu, pasti Dimas bakalan menang "

Dimas berdecak pelan. " Mana mungkin gue bisa menang, modal cuma bisa masak nasi goreng sama telur dadar mah, alamat di tendang gue sama jurinya " kekehnya.

" Heleh, sok ngerendahin diri Lo dim " cibir Tami, lalu kembali memakan nasi gorengnya.

Alezya mengangguk. " Tuh, Tami aja nggak percaya, apalagi gue sama Naya "

Dimas tersenyum paksa. " Y " balasnya singkat.


















........

The Story Of AlezyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang