- trois -

3.9K 157 0
                                    


...


"Ahh.. Mashh sakitthh" Haechan bergerak gelisah saat kejantanan sang suami mulai memasuki hole nya. Rasa perih bercampur dengan rasa tak nyaman membuatnya terus mengeluh kesakitan.

"Diam, Haechan" Mark yang berada diatasnya terus memaksa miliknya itu masuk dan mulai merobek hole Haechan yang sempit. Haechan mendesah keras karena hal ini baru pertama kali baginya.

"Kamu sempit sekali. Sial!" Haechan memejamkan matanya dan menutup mulutnya rapat-rapat menahan semua suaranya. Ia tak mau suaranya yang terus menerus memekik kesakitan membuat Mark kesal. Ia tak mau.

"Mendesahlah, aku tau kamu kesakitan. Cepat mendesah!" Mark mulai menggerakkan pinggulnya. Haechan meraih lengan Mark lalu merematnya menyalurkan rasa sakit yang ia rasakan.

"Aahh.. Ahh.. Masshh.. Sakitthh.."

"Pelan-pelanhh Mashh.. Ahh.. Ahh.. Ahhh!" Mark tersenyum tipis lalu menaikkan temponya. Melihat Haechan yang tersiksa dibawahnya membuat gairahnya naik dua kali lipat.

"Mashh.. Udahh udahh.. Sakitthh Mas Markhh!! Akhh!" Haechan nyaris menangis, sudut matanya terus mengalirkan air matanya. Rasanya sakit, benar-benar sakit. Mark tak memberikannya celah sedikitpun untuk bernafas, Haechan tak sanggup lagi.

Setelah berkali-kali Mark maju mundurkan kejantanannya didalam hole Haechan. Haechan mulai terbiasa dan mulai mengimbangi permainan Mark.

"Masshh.." Haechan merasakan kejantanan Mark mulai mengeluarkan cairannya. Cairan kental itu mengalir deras didalam hole nya. Haechan merasakan kehangatan di lubangnya yang sudah Mark masukkan dalam sekali hentakan.

Mark tarik kejantanannya keluar dari lubang Haechan. Mengalirlah sedikit cairan kental miliknya dari dalam sana. Mark terkekeh lalu memasukkan dua jari kirinya masuk dan mengocok lubang itu.

"Ahh.. Ahh.. Mashh.. Aahh.." Haechan meremat seprai dibawahnya dengan gerakan acak.

glup!

Mark menarik dua jarinya itu lalu memasukkannya kedalam mulut Haechan yang terbuka. Menyuruhnya untuk mengemut kedua jari itu hingga basah.

"Kamu sangat gila, Haechan. Rasanya tak cukup jika hanya sekali menikmati mu"

Mark langsung jatuh berbaring disebelah Haechan dengan dua jarinya yang masih Haechan emut. Keduanya tertidur hingga pagi menjelang.

...

"Mas?" Haechan terbangun dengan tubuh yang lemas. Rasanya energinya benar-benar terkuras habis.

"Mas?" Haechan menoleh ke kiri dan kanannya. Mencari keberadaan sang suami yang semalam pulang mabuk dan menyetubuhinya setelah hampir 6 bulan usia pernikahan mereka.

"Mas Mark?" Haechan menyingkap selimut itu lalu memandangi tubuh telanjangnya. Ia lupa bahwa ia tak berpakaian sejak semalam.

"A-Ahh.." Haechan menunduk mencengkram pahanya. Rasa sakit dan perih itu rupanya masih terasa. Haechan meringis menahan sakit.

"A-Aku harus cepat memasak sarapan.." Monolognya. Dengan perlahan ia bangkit lalu berjalan dengan telanjang menuju kamar mandi.

"Shh.. Ouhh.." Selesai membersihkan diri. Haechan turun menuruni satu persatu anak tangga menuju dapur. Tetapi apa yang dilihat dengan matanya sulit untuk dipercaya.

Mark sedang memasak menggunakan setelan kemeja kerjanya serta apron yang menempel ditubuhnya. Setelah anak tangga terakhir, Haechan sedikit terhuyung kedepan dan,

hup!

"Perhatikan langkah kamu, Haechan" Haechan mengangguk kaku. Ia kembali berjalan dengan tertatih menuju meja makan.

"Biar aku saja yang masak, Mas.. Mas duduk disini, tungguin aku masak"

"Kamu mau masak dalam keadaan kayak gitu? Kamu hampir celakain diri kamu sendiri tadi" Haechan terdiam. Mark membuatnya sedikit merasa bersalah.

Seharusnya sudah kewajibannya untuk melayani suami. Termasuk membuatkannya sarapan.

"Makan" Mark menyodorkan sepiring nasi dengan telur mata sapi diatasnya dihadapan Haechan.

"Aku tak bisa memasak selain itu. Cepat makan, dan tolong pasangkan dasiku seperti biasa" Haechan mengerjapkan matanya. Tak biasanya Mark berbicara sepanjang ini dengannya. Dan apa tadi? Mark blak-blakan bilang bahwa dirinya tak bisa memasak?

"I-Iya.." Haechan mulai memakan satu suapan pertama masakan buatan sang suami.

Mark diam menunggu Haechan memasukkan satu suapan itu dan menilai rasa masakannya.

"Enak" Ujarnya. Mark pun melanjutkan acara makannya dengan cepat.

tbc.

Mas?Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt