3. The Academy Awards

48 8 8
                                    

Alegra Convention Center (ACC) yang maha luas malam itu telah disulap menjadi gedung mewah yang dipenuhi perabotan serba kristal. Spotlight dari bagian bawah selasar memancarkan cahaya kuning keemasan yang memantul pada permukaan kristal hingga menimbulkan kesan magis, menerangi bentangan karpet merah menuju pintu masuk megah ACC. Pilar-pilar besar yang menyangga teras Alegra Convention Center malam telah dihias kain beludru emas sehingga sekilas jalan masuknya mengingatkan Magnus akan istana para dewa Asgard yang sering dimimpikannya.

Malam itu, The Academy Awards memang mengusung tema God and Goddess. Arak-arakan para selebritas dan sineas yang bergerak menuju pintu masuk terlihat istimewa. Pakaian-pakaian glamor nan couture berparade sepanjang karpet merah polos kebanggaan The Academy Awards. Setiap individu berlomba-lomba memamerkan kemewahan busana serta kemutakhiran desain yang turut menonjolkan tampilan fisik mereka, berusaha mematuhi tema God and Goddess. Kristal-kristal yang melatari ACC bahkan terlihat kalah berkilau jika dibandingkan dengan sebagian selebritas yang berdandan bak perhiasan hidup. Namun, selain tampilan fisik yang sempurna dan mewah, tak satu pun unsur kedewaan yang sebetulnya terwakili oleh mereka. Konsep dewa dan Dewi di Hiddenland telah lama hilang, bahkan hanya sebatas mitos mengenai paras yang rupawan. Kepercayaan mereka, terutama masyarakat Alegra terhadap dewa dan Dewi memang sedangkal itu.

Begitu pula halnya dengan Magnus Harr. Malam itu, setelah sesi ganti pakaian singkat di dalam Limousine mewahnya, ia hanya memilih mengenakan setelan jas hijau tua, nyaris terlihat seperti hitam jika tak ada cahaya yang memantul di permukaannya. Magnus, seperti kebanyakan masyarakat Alegra juga tidak memercayai konsep tentang dewa yang rigit. Baginya, kedewaan hanyalah kerupawanan dan kemewahan fisik semata. Meski demikian, Magnus menambahkan unsur kekuatan dalam penampilannya dengan membawa sebilah pedang peninggalan nenek moyangnya sebagai atribut. Selebihnya, Ruelle menyarankan sepasang tanduk hitam yang kini terpasang di atas rambut gondrong terawat Magnus. Persis tanduk yang mencuat dari dalam kepalanya.

Meski lebih mirip iblis daripada dewa, Magnus amat menyukai penampilannya malam ini. Terlebih lagi, Ruelle telah memesankan jas khusus untuknya rancangan Balenciaga, Limited Edition dengan serat benang emas dan kancing kristal Swarovski. Yah, barangkali Magnus bisa menyebut dirinya sendiri sebagai Dewa Flexing, jika ada konsep dewa semacam itu di Asgard.

Penampilan paripurna Magnus malam itu tidak terlepas dari kerja keras Ruelle, dan tentu saja ketampanan dan talentanya sendiri. Mungkin setelah ini, Magnus akan memikirkan cara terbaik untuk menghadiahi dirinya sendiri dan mungkin sedikit menaikkan gaji Ruelle.

Namun, bukan itu saja sisi terbaik dari segala kemewahan perhelatan The Academy Award. Ketika Magnus berjalan melewati red carpet, karpet merah yang membentang dari tangga masuk menuju teras ACC hingga ke panggung utama Academy Award, kilat cahaya kamera yang berkedip silih berganti mengerubungi Magnus. Dengan senyum terbaik, sang aktor memandang berkeliling ke arah kamera-kamera yang menangkap bayangannya. Sebelah tangannya terangkat ke udara, melambai pelan pada para wartawan dan paparazi yang mengepung jalannya. Inilah saat-saat terbaik menurut Magnus. Perasaan dipuja dan dikagumi begitu membuncah.

Dan, Magnus Harr tidak hanya berhenti sampai di situ. "Sampai bertemu di atas panggung utama!" serunya lembut tetapi dengan keangkuhan di atas rata-rata. Bukan Magnus Harr namanya jika menampilkan kesan yang biasa-biasa saja.

***

The Academy Award sebetulnya telah berlangsung sejak beberapa bulan sebelum malam ini. Para sineas perfilman dari seantero Hiddenland yang tergabung dalam Onar Creator Academy mulai menonton setiap film yang telah terdaftar secara administratif, untuk kemudian memilih beberapa film yang mereka anggap terbaik pada setiap kategori. Selain penghargaan terhadap film-film di tahun berjalan, The Academy Award juga memberi penghargaan kepada para pekerja seni yang terlibat, seperti para aktor dan artis pemeran. Terkadang, tingkat popularitas aktor dan artis pemenang penghargaan Onar bahkan mengalahkan filmnya sendiri. Di sinilah letak gengsinya.

Simbol penghargaan The Academy Awards berupa trofi yang dilapisi emas 24 karat dengan bobot 9 pon yang dinamai Onar. Trofi rancangan seniman ternama yang febimenal itu sudah barang tentu dapat ditukar dengan cukup banyak uang, tetapi keberadaannya sendiri jauh lebih berharga dari pada nilai nominal yang dapat dihasilkannya. Dan, seumur eksistensi karirnya, Magnus Harr benar-benar menginginkan trofi itu. Nyaris terobsesi malah.

Magnus menarik sudut-sudut bibirnya, formal dan menawan, sebagaimana yang telah sering dilatihnya berulang kali sebelum ini. Bayangan wajah tampannya yang kharismatik dan memesona terpantul pada puncak trofi, yang berupa kepala plontos seorang pria bertuksedo. Magnus sudah dapat membayangkannya, beginilah seharusnya, selebrasi yang telah dilatihnya selama beberapa hari, ralat, ratusan hari yang lalu, seumur hidupnya yang telah lalu, sebelum momen ini. Magnus merasakan sepasang tungkainya yang berbalut sepatu kulit aligator asli menapak kokoh di puncak dunia, dengan segenap kedigdayaan yang tidak manusiawi. Sempurna. Malam ini benar-benar sempurna!

Lelaki berusia dua puluh tujuh tahun itu menundukkan pandangan dengan takzim dan penuh haru ke arah trofi berkepala plontos, lalu menciumnya dengan dramatis. Benda berkilauan itu, piala Onar, yang diinginkan hampir seluruh insan perfilman Hiddenland kini berada dalam genggaman Magnus. Tidak hanya satu, tetapi lima. Magnus memenangkan lima kategori penghargaan sekaligus. Lima trofi Onar menjadi milik Magnus Harr dalam kategori Aktor Utama Pria Terbaik, Pemeran Utama Terbaik dalam Film Epic Bachelor, Pemeran Pendamping Terbaik dalam Film The Gangster, Pemeran Antagonis Terbaik dalam Film Your Life, dan Pemeran Aktor Laga Terbaik dalam Film Fist From Hell.

Magnus Harr telah mencetak rekor baru dalam sejarah perfilman Hiddenland. Satu-satunya aktor yang pernah memenangkan lima trofi dalam lima kategori Awards di tahun yang sama.

Setelah mencium kelima puncak trofinya dengan penuh sayang dan kebanggaan, Magnus lantas berdeham. "Trofi-trofi ini adalah benda terbaik yang kuterima sejauh ini, sejauh eksistensi karirku sebagai aktor. Benda luar biasa ini yang membuatku nyaris kehilangan kata-kata...."

Ucapan Magnus menggantung di udara ACC yang dingin. Suaranya serak, sementara aula megah yang disesaki para selebritas itu mendadak hening. Mereka menanti Magnus menyelesaikan pidato kemenangan di atas panggung utama AAC. "Trofi-trofi ini adalah perwujudan upaya kerasku selama ini di dunia perfilman. Hadiah atas kerja kerasku dalam berakting. Hadiah atas totalitasku di dunia gemerlap ini untuk menghibur para penggemar. Semoga segala kerja seniku dapat sampai ke hati kalian semua. Untuk itu, aku dedikasikan trofi-trofi ini untuk kalian para penggemar yang telah mendukungku sampai sejauh ini."

Ucapan Magnus sontak disambut tepuk tangan gemuruh dari segenap hadirin yang memadati ACC. Semua mata mengagumi Magnus, memujanya dengan kentara.

Dukungan verbal tersebut melambungkan ego Magnus setinggi langit-langit aula ACC. "Terima kasih. Terima kasih. I LOVE YOU ALL!" seru Magnus seraya melambaikan sebelah tangannya yang tak menggenggam trofi dengan congkak. Senyum sang aktor mengembang, tetapi tetap simetris sempurna. Meski ia sedang tersenyum saat itu, tetapi nyatanya hatinya tidak. Rasa bahagia tidak lebih besar dari kebanggaannya. Senyum itu adalah senyum kemenangan yang dipamerkannya bersama trofi-trofi yang berhasil ia menangkan. Tidak ada yang dapat membuatnya tersanjung selain kilau emas 24 karat simbol talenta dan popularitas, tidak juga sorak-sorai para pendukungnya yang hadir di aula ACC.

"MAGNUS! MAGNUS!"

"Magnus Harr!"

"Kami mencintaimu Magnus!"

"WE LOVE YOU, MAGNUS!"

Magnus tersenyum sekali lagi. Lebih lebar dan lebih congkak ketika salah satu sudut matanya mendapati seraut wajah marah dan penuh dengki pada baris ketiga deretan kursi VIP. Di sanalah Baron Van Imhoff duduk membisu dengan tubuh kaku dan sepasang mata cokelat yang menatap tajam ke arah panggung utama. Kemenangan Magnus kali ini terasa lebih sempurna karena telah membuat salah satu aktor kawakan memendam iri padanya.














Pontianak, 30 Mei 2023, pukul 19.53 WIB

LOKI; The Actor of Mischief (END)Where stories live. Discover now