FM 7 : SINCE

9 2 0
                                    

“Aku akan mempersiapkan semuanya, jadi hari ini aku menyerahkan galeri padamu Cho Boram-ssi.”

Wanita itu nampak sibuk membawa beberapa berkas dan perlengkapan kamera yang ia kalungkan di leher putihnya.

“Baik, Nyonya. Akan saya berikan laporan kegiatan galeri pada Anda sore ini.” Gadis muda berketurunan Korea-Jerman yang beberapa bulan lalu bergabung di galeri milik Taehyung itu kini menjadi lebih akrab dengan Seohyeon semenjak wanita itu mengambil alih seluruh tugas suaminya.

“Baiklah, aku akan segera ke lokasi pemotretan dan menyiapkan latar settingnya. Dan, terima kasih Boram-ah.” Senyum tulusnya nampak sangat menawan setelah ia sedikit menjeda kalimatnya, menutup dengan sempurna segala kekalutan yang hingga kini masih meruntuhkan dunianya.

Taehyung belum juga berhasil ia temukan kembali semenjak kejadian malam itu. Malam mengejutkan dimana ia mengetahui bahwa ada tanggung jawab lain yang harus ia jaga mulai saat ini.

“Hati-hati Nyonya, jangan terlalu memaksakan diri kumohon.” Kerutan samar di dahi Cho Boram cukup menyuarakan kekhawatiran yang gadis muda itu rasakan saat melihat atasannya saat itu.

Seohyeon kembali berkutat dengan urusan bisnis galeri studio milik suaminya sejak beberapa hari setelah kabar kehamilan yang ia terima. Mengesampingkan nasehat dokter yang mengharuskannya tetap beristirahat hingga satu minggu lamanya.
“Terima kasih gadis cantik. Aku akan tetap menjaga tubuhku, jangan terlalu khawatir, oke.” Seohyeon mulai melajukan mobilnya setelah ia melambai singkat pada salah satu karyawan kepercayaannya.

::

“Kali ini kami akan mengusung tema Classic Elegance, jadi kami membutuhkan beberapa hasil produk dan bahan mentah berkualitas dari produksi awal Anda, Tuan.” Seohyeon mencoba menjelaskan konsep yang akan ia terapkan di proyeknya kali ini. Menjabarkan bagaimana ia akan memamerkan produk unggulan dari kliennya agar dapat diterima baik saat memasuki product selling di pemasaran modern.

“Saya percayakan semuanya pada Anda Nyonya Han. Akan saya siapkan berbagai hal yang Anda butuhkan untuk pemasaran produk saya nantinya.” Senyum semringah pria muda itu menunjukkan bagaimana ia begitu tertarik dengan proyek pemasarannya kali ini. Memberikan seluruh produk mentah terbaik yang ia miliki untuk mendapatkan hasil bidikan sempurna dari agen photoshoot yang ia sewa.

“Baik Tuan Choi, akan kami berikan hasil yang terbaik untuk produk Anda.” Seohyeon memberikan senyum simpulnya dan mengembalikan fokus pada proyek pertamanya setelah sekian lama ia tak ikut serta dalam segala kegiatan studio.

Wanita itu kembali berkelut dengan kamera dan latar pencahayaan yang akan mempengaruhi pengambilan gambar buah anggur segar dan produk wine yang dihasilkannya. Raut serius itu nampak jelas di wajah cantiknya saat mengarahkan beberapa crew untuk mengatur ulang posisi target bidikan sebelum ia menekan tombol klik pada kameranya.

Minho yang sedari awal sengaja ikut serta dalam pengambilan gambar produknya merasa kagum pada sosok wanita yang cukup handal mengatur semuanya seorang diri. Dan kekagumannya semakin sempurna dengan dibuktikannya hasil yang jauh dari kata mengecewakan. Saat itu pula Minho tahu, ia tertarik dengan wanita luar biasa di hadapannya. Ia tertarik dengan Han Seohyeon.

“Kami masih harus menyusunnya di proses peyuntingan Tuan Choi. Jadi jika ada yang ingin Anda perbaiki, Anda bisa menghubungi saya dalam kurun waktu maksimal dua hari dari hari ini.” Seohyeon kembali memberikan penjelasannya setelah menunjukkan hasil pemotretannya pada monitor kecil yang menampilkan hasil bidikannya hari ini.

“Hasilnya sudah cukup memuaskan Nona Han. Saya percayakan semuanya yang terbaik pada team anda.” Minho tersenyum lebar hingga menunjukkan barisan gigi putihnya. Menampakkan wajah berserinya yang tak memudar karena terlampau bersemangat.

Feel MeWhere stories live. Discover now