high school girl

2.5K 58 1
                                    

"Maaf tuan, kami tidak menemukan wanita dengan kriteria seperti itu"

"Percuma saya membayar kalian dengan mahal. Saya akan mencari wanita itu sendiri. Saya tak ingin wanita murahan yang kalian pilih itu. Berikan uang kompensasi padanya!"

Pria bertubuh tinggi itu keluar dari ruangan pribadinya. Ia begitu kesal dengan suruhannya. Apa susahnya mencari wanita penghibur sesuai dengan kriterianya? Ia tak habis pikir dengan anak buahnya yang tak becus itu.

Na Jaemin, pria berumur 25 tahun yang sedang menghabiskan waktunya untuk menyenangkan diri. Selama ia hidup, selalu dipenuhi oleh kedua orang tuanya yang sudah meninggal dua tahun lalu akibat kecelakaan yang disengaja. Sayangnya, Na Jaemin hidup dan tumbuh dengan uang juga harta. Hal itu tak membuatnya merasa kehilangan sosok orang tua.

Hari harinya hanya bekerja, bekerja, dan berfoya foya di akhir minggu. Dan itu terjadi di hari ini. Pria tampan berdarah Korea itu tengah meneguk semua anggur yang ia pesan. Wah, kenikmatan surga dunia baginya. Banyak wanita yang mengelus punggung, bahu, lengannya, wajahnya, bahkan pahanya. Namun tak membuat Jaemin bergairah.

Ia bosan dengan semua wanita yang hanya menunjukkan dada dan pinggul besarnya. Ia butuh sesuatu yang berbeda dan unik. Jika ia mendapatkan wanita seperti itu, ah, rasanya akan ia jadikan istri saat itu juga. Hanya saja, hal seperti itu hanya akan menjadi mimpi. Tak ada lagi wanita seperti itu di zaman kotor sekarang.

Jaemin tak menyelesaikan botol anggurnya. Ia keluar dari bar dengan mencari taksi yang akan melewati jalanan sepi itu. Sayangnya, sudah terlalu larut. Tak ada lagi taksi yang beroperasi di jam seperti ini.

Jaemin melihat minimarket yang ada di samping bar. Ia masuk ke dalam untuk membeli air sembari menelpon asistennya untuk segera menjemputnya.

"Hei! Kau tuli? Dimana otakmu, bodoh?!"

"Maaf, aku akan menggantinya. Aku harus bekerja"

"Kau bekerja? Apakah ada orang yang mau menerima orang bodoh seperti mu? Dasar bodoh!"

Jaemin berdecak. Mengapa masih ada perundungan sesama anak sekolah di zaman ini? Sangat mengganggu. Matanya menoleh ke salah satu jalan buntu dekat persimpangan. Beberapa siswa merundungi siswi yang tampaknya tengah berlutut.

"Kalian!"

Seketika para siswa melihat ke sumber suara.

"Ada apa tuan? Kau mengusik kami! Pergi!"

Jaemin tersenyum miris melihat segerombolan siswa itu. Ia merogoh dompetnya dan mengambil beberapa uang pecahan besar dan memberikannya kepada salah satu dari siswa tersebut.

"Ambil uang ini dan tinggalkan dia. Kalian bisa ke bar di sana jika kalian mau. Katakan saja bahwa kalian tamu Tuan Na." Jaemin dengan mudahnya membuat keributan menjadi keheningan. Para siswa bodoh itu langsung berlari menuju bar dengan mata yang berbinar-binar.

"Hei, apa kau anak SMA? Dimana rumah mu? Mengapa kau masih menggunakan seragam?" Jaemin melihat siswi itu masih berlutut. Ia tak berani untuk menatap ke atas. Jaemin menekuk satu lututnya. Ia mendengar isakan kecil yang begitu lembut dari siswi tersebut.

"Apa kau selalu seperti ini?"

Gadis SMA tersebut mengangguk pelan. Di balik rambut panjangnya, ia menghapus air matanya. Ia juga mencoba menghentikan tangisannya dengan paksa.

"Dimana rumah mu? Kau harus segera kembali. Orang tua mu akan mencari mu. Aku akan mencari taksi," tutur Jaemin dengan berdiri.

"Tuan"

Jaemin terkejut. Ia merasakan jari kelingkingnya di genggam oleh gadis tersebut.

"Bisakah kau membelikan es krim untukku?"








Life of Love (æspaXnctdream)Where stories live. Discover now