Side Story: A "Special" Gift (2)

2.7K 168 5
                                    

Sebagai bentuk permintaan maaf dan ganti rugi atas kejutan perayaan hari jadi pernikahan Ayu dan Arya yang gagal tercapai, akhirnya sepasang suami isteri itu membawa ketiga puteranya untuk berlibur bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebagai bentuk permintaan maaf dan ganti rugi atas kejutan perayaan hari jadi pernikahan Ayu dan Arya yang gagal tercapai, akhirnya sepasang suami isteri itu membawa ketiga puteranya untuk berlibur bersama. Syukurlah kondisi Natha membaik dengan cepat, alhasil mereka bisa menikmati liburan kali ini dengan penuh kegembiraan.

Meskipun beberapa kali hampir terseret ombak, Natha tetap berusaha berdiri tegap menghadap luasnya lautan. Leon hampir saja melancarkan ide jahilnya pada sang adik saat Juna tiba-tiba menyerangnya.

"JUNA!!!"

Pakaian Leon sudah basah total, Juna berhasil membuat kembarannya itu berguling di pasir dan merasakan ombak kecil mengenai tubuhnya tanpa aba-aba. Leon bisa saja tersedak air laut jika tidak menutup mulutnya rapat-rapat. Walaupun sedikit kesulitan, akhirnya anak itu bisa berdiri tegap lagi, siap untuk membalaskan dendamnya pada Juna yang kini sudah berlari ke tepian. Akhirnya aksi kejar-kejaran pun tak terelakkan.

Semuanya tertawa. Ayu, Arya, dan Natha, tawa mereka terdengar begitu renyah. Natha bahkan tak bisa melunturkan senyumnya, sekalipun ombak yang datang menerpa kaki membawa banyak pasir bersamanya.

Setelah puas bermain, Ayu membantu ketiga puteranya untuk berganti pakaian. Leon sempat khawatir sebelumnya karena ia tidak membawa pakaian ganti satupun, tapi naluri seorang ibu tidak pernah salah. Kini tubuh mereka sudah sepenuhnya terbebas dari sisa pasir ataupun basah air laut.

"Waaaaa, ini bunda yang siapin?" Tanya Juna setelah melihat ada banyak makanan yang tertata rapi diatas alas tipis itu, semuanya tampak menggugah selera.

Ayu tersenyum seraya menganggukkan kepalanya, "Makan yang banyak ya, Bunda udah masakin makanan kesukaan kalian masing-masing."

"Makasih Bunda!" Teriak ketiga bersaudara itu bersamaan.

Arya memang tipikal orang tua yang tidak banyak bicara, jadi dia memilih diam saja dan memperhatikan betapa lahapnya anak-anak itu makan. Senyum diwajahnya yang terkesan dingin itu tercetak, hatinya menghangat bersamaan dengan cahaya langit yang mulai tampak berubah warna menjadi jingga.

"Ayah, Bunda." Panggil Natha kepada 2 orang dewasa didepannya itu, yang dipanggil tentu saja langsung menoleh. "Makasih, ya, kalian udah jadi orang tua yang hebat buat kita," lanjutnya diiringi anggukan si kembar.

Ayu dan Arya seketika kehilangan kata-kata. Sebagai orang tua, mereka pasti selalu mengusahakan banyak hal baik untuk keluarga kecil itu, menjamin kebahagiaan dan senyum yang terus merekah di wajah ketiga putera tercintanya. Walaupun takdir seringkali menjatuhkan mereka ke tempat paling bawah, tapi selalu ada tangan-tangan kecil yang menarik mereka untuk kembali bangkit dan bertahan. Bertahan untuk tetap menjadi orang tua yang kuat.

Bukan perkara mudah bagi Ayu menjalani hidupnya sebagai seorang ibu, disaat dia menghabiskan banyak waktu mudanya dengan limpahan kekayaan. Kini Ayu harus giat memasak, harus telaten dalam merawat, harus patuh sebagai isteri. Banyak hal yang berubah dalam hidupnya, tapi Ayu bersyukur karena Tuhan menempatkan dia pada keluarga yang indah ini.

Broken Piece of Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang