7. Hui's POV (surprise)

8 1 4
                                    

Ganti pov ke Hui dulu kuy ntar kita ke Soojin lagi okeii

.
.
.
.
.

Sudah 10 hari sejak aku tak bertemu Soojin karena urusanku di luar kota, aku sangat rindu dengannya. Hari-hariku terasa sepi tanpa melihat senyumnya yang sudah membuatku candu setiap hari dan hari ini aku kembali dengan semangat yang luar biasa.

Aku tiba pukul 7 pagi tanpa memberitahu Soojin. Dia sering mengejutkanku dan aku ingin membalas dendam padanya hahaha.

Taksi yang kutumpangi berhenti di depan rumah. Sang supir membantuku menurunkan koper dan aku segera masuk ke pekarangan rumah. Suara bel rumah sedikit terdengar setelah aku menekannya. Kudengar langkah seseorang berjalan ke arah pintu dan aku merentangkan tangan bersiap untuk memeluknya.

Klekk

Pintu terbuka.

"Aku pula.."

"Selamat datang, Pak. Maaf, ibu lagi sakit."

Tak menghiraukan perkataan seorang perempuan di depanku, aku berlari meninggalkan koperku di teras rumah menuju ke kamar mendapati Soojin duduk di pinggiran tempat tidur.

"Soojin, kamu sakit?"

Aku mengambil posisi duduk di depannya dan menggenggam tangannya juga sebelah tanganku mengusap lembut pipinya.

"Kecapean aja kok." Ucapnya dengan suara pelan dan tangannya beralih menangkup pipiku.

"Kamu selalu ngomel kalau aku ga jaga kesehatan, lihat kamu sekarang." Kataku dengan sedikit tegas dan dia hanya tersenyum.

"Kamu tega banget deh aku lagi sakit malah dimarahin."

"Ga.. ga gitu.."

"Bener aku gapapa, Haejin ngerawat aku dengan baik, aku juga ambil cuti sampe bener-bener sembuh. Gimana kerjaan kamu di sana?"

"Apa pentingnya kerjaan aku? Kesehatan kamu tuh yang lebih penting."

"Aku ngambek deh mau tidur aja, kamu marah-marah terus."

Soojin merubah posisinya menjadi tidur dan membelakangiku. Apa aku terlalu kejam karena memarahinya?

"Soojin.. aku.. maaf ya sayang, aku ga bermaksud marahin kamu."

Kudengar kekehan kecilnya yang lemah.

"Kalau khawatir sini peluk aku, kangen soalnya." Ucapnya lagi dengan membalik posisi berbaringnya menjadi menghadapku.

Aku menuruti permintaannya dan dia menenggelamkan kepalanya di dadaku. Kuusap lembut rambutnya dan sesekali mengecup puncak kepalanya. Dahinya bahkan terasa hangat.

Tak ada percakapan apapun setelahnya, aku yang terus-menerus mengusap rambutnya dan Soojin yang semakin lama nafasnya semakin teratur. Kurasa dia kini sudah tertidur.

"Kamu seorang dokter dan kamu selalu bilang ke pasien untuk jaga makan dan istirahat, tapi kenapa kamu ga ngelakuim hal itu untuk kamu sendiri?"

Daisy - [Pentagon Hui - Seo Soojin]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora