01🫧

182 27 0
                                    

Selamat Membaca!

🫧🫧🫧


Di pagi hari yang cerah ini, dimana waktu menunjukkan pukul 7 pagi. Gadis berusia 23 itu mencepol tinggi rambut panjangnya, memperhatikan kembali kerapiannya dari pantulan cermin sebelum keluar dari kamarnya.

Senyumnya mengembang mendapati kedua orang tua dan juga adiknya yang kini duduk di bangku kelas 5 SD tengah menikmati sarapan mereka di ruang makan.

"Pagi, Bu, Yah, dedek jelek! " sapanya seraya mengacak rambut pendek sebahu adiknya sebelum mendudukkan diri di samping sang adik.

"Aaa! Kak (Name)! Rambut Leina udah rapih tadi! " kesal gadis kecil itu.

Asara--Ibu kakak beradik itu menggeleng pelan.

"Udah-udah, cepetan sarapan nanti kalian telat." ujarnya.

"Maaf ya, dek. Nanti kakak beliin es krim deh."ucap gadis bercepol itu seraya mengelus dan merapihkan rambut adiknya.

"Heungg! Dengan pudding sama cokelatnya!"

'Eh buset. Malah ngelunjak nih bocah' ucap (Name) membatin.

"Turuti aja, Kak. Nanti kayak kemarin lagi pas kamu gak beliin tempat pensil."

(Name) menghela napas, "Iya, Bu."

"Cepat sarapan." Suara berat itu membuat ketiga wanita itu kembali fokus dengan sarapan mereka.

Setelah sarapan (Name) bergegas ke sekolah dimana ia mengajar, dengan menjalankan mobilnya ia menjauhi pekarangan rumah. Sang adik di antar oleh Ayah nya karena mereka searah, berbeda dengan dirinya yang tidak searah.

Kini perempuan itu turun dari mobil merahnya, membawa tas punggungnya dengan menyampirkan di sebelah bahunya. Memastikan mobilnya terparkir rapih dan terkunci lalu berjalan masuk menyusuri gedung sekolah itu.

"Selamat pagi, Pak Roto." sapanya pada satpam yang tengah duduk sembari sarapan di pos satpam.

"Selamat pagi, Bu (Name)."

"Sarapan nih, Pak? " ujarnya lagi membuat satpam tersebut menyengir.

"Iya nih, Bu. Ibu udah sarapan? Saya ada roti nih, Bu, sisa satu."

"Enggak usah, Pak. Untuk bapak aja, saya udah sarapan tadi di rumah." tolaknya halus berusaha untuk tidak menyinggung hati satpam tersebut.

"Oalaahh, syukurlah, Bu."

(Name) tersenyum ramah lalu mengangguk, "Kalo gitu saya masuk dulu ya, Pak. Selamat bekerja."

"Semangat mengajar ya, Bu."

"Terima kasih, Pak." Perempuan itu pun beranjak dari sana menuju ruang guru.

Sepanjang jalan ia disapa oleh siswa-siswi yang telah datang. (Name) memang berprofesi sebagai guru olahraga di SMA AKKEI dimana direktur sekaligus pemilik yayasan AKKEI ini adalah teman baiknya. Ia yang lulusan ilmu keolahragaan diberi kesempatan oleh teman baiknya tersebut untuk mengajar di sekolahnya yang sangat membutuhkan guru olahraga.

"Selamat pagi, Pak, Bu."

"Oh, Bu (Name). Selamat pagi."

"Pagi, Bu (Name)."

(Name) tersenyum seraya menunduk sopan, "Bu Kara sudah mau ke kelas? Bell belum bunyi kok, Bu." katanya pada guru Matematika yang hendak keluar ruang guru itu.

"Sengaja, Bu. Soalnya kelas yang mau saya masuki jauh banget, ada di gedung sebelah kelas paling pojok." jelas Bu Kara.

"Waduh, jauh ya, Bu." ucapnya bersyukur karena dia tidak mengharuskan untuk masuk ke dalam kelas. Ia selalu mengadakan kelas di lapangan, walaupun materi ia lebih memilih menjelaskan di lapangan terbuka di banding kelas. Selain karena jauh, ia juga tahu bahwa murid-muridnya ingin berada di daerah yang sejuk setelah berjam-jam jengah berada di kelas. Yaa walaupun ada AC tetap saja udara segar yang terbaik.

MANTAN || SUNA RINTAROU X READERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang