04🫧

88 13 8
                                    

HAPPY READING!

🫧🫧🫧

Setelah kejadian seminggu yang lalu, (Name) menjauhi diri dari Keisya dan yang lainnya dengan alasan ia sibuk mengurus sesuatu. Tidak sepenuhnya berbohong, (Name) memang menggunakan situasi ini untuk sibuk menyiapkan berkas-berkas pendaftaran test menjadi ahli medis.

Hari ini jadwal test wawancara, beruntung ia lulus di test-test sebelumnya. Ternyata otaknya dapat bekerja dengan baik, buktinya ia dapat menerapkan ilmu yang didapatkannya sewaktu kuliah saat di test sebelumnya.

Kini (Name) sudah berhadapan dengan pihak perusahaan yang menguji ia dan para pelamar lainnya. Berdasarkan info yang di dengarnya dari peserta lainnya, hanya akan ada sepuluh peserta yang akan di terima lalu di sebarkan ke berbagai tim nasional voli putra maupun putri. Besar harapan (Name) bisa menjadi salah satu dari sepuluh orang tersebut.

Hampir 15 menit ia di wawancarai, begitu selesai ia pun pamit dan keluar dari ruangan. Wawancaranya berjalan dengan lancar, menurutnya.

(Name) berpamitan pada beberapa peserta yang cukup akrab dengannya.

"(Name)! "

Saat dirinya menginjakkan kaki di lobi sembari merogoh kunci mobil dari dalam tas, kepalanya menoleh ke kiri, tertegun melihat kehadiran Bokuto yang buru-buru menghampirinya.

(Name) yang melihat itu pun jadi panik, takutnya Bokuto akan curiga mengapa ia ada disini. Namun dugaannya salah, cowok itu malah menarik lengannya dengan ekspresi panik.

"Eh! Kenapa lo?! " tukas (Name) sebab dirinya di tarik keluar oleh Bokuto.

"Gue nebeng!"

"Hah?! Kemana? "

Bokuto menolehkan kepala padanya, "Gak baca grup lo?! Eca melahirkan woi! "

Sontak langkah kaki (Name) berhenti, dan bola matanya melotot tak percaya.

"WHAT?! "

"What whet what whet! Udah buruan! Kita udah telat! " Bokuto kembali menarik (Name)  menuju mobil cewek itu.

(Name) menyerahkan kunci mobilnya agar Bokuto saja yang menyetir. Kurang dari sepuluh menit bagi mereka untuk sampai di rumah sakit tempat (Name) bersalin. Mereka berdua berlarian di sepanjang lorong rumah sakit membuat orang-orang menatap ke arah mereka.

Begitu melihat keluarga (Name) dan keluarga Atsumu dari kejauhan, mereka pun memperlambat langkah seraya mengatur pernapasan yang ngos-ngosan.

"Sam... gimana??? " tanya (Name) disela-sela napasnya yang ngos-ngosan.

Osamu yang tadinya duduk langsung berdiri, "Lagi proses." jawabnya.

"Atsumu? " tanya (Name) lagi.

"Di dalam."

(Name) pun mengangguk, matanya menoleh ke arah pintu ruang persalinan, terdapat kedua orang tua Keisya yang terlihat sangat khawatir. Namun netranya tak sengaja mendapati seseorang yang menatap ke arahnya dengan ekspresi datar, berdiri di sudut samping pot tanaman.

Ada yang berubah dari tatapan tersebut tetapi (Name) segera mengalihkan pandangannya lagi pada Osamu.

"Bang Kou? " Osamu kembali melihat ke arahnya begitu dirinya bersuara.

"Pulang ngambil keperluan Eca." kening (Name) mengernyit mendengad hal itu.

"Kok gak lo siapin sih? Kan Eca di rumah lo."

Osamu mendengus, "Ketuban Eca pecah di jalan pas lagi jalan-jalan santai sekitaran komplek bareng Tsumu pagi tadi. Gue lagi di resto, Buna sama Ayah juga lagi gak di rumah. Karena panik jadi Tsumu langsung bawa Eca ke rumah sakit gak pulang ke rumah dulu, gue yang di kabari Buna juga langsung ke sini, jadi pas lagi nunggu pembukaan terakhir bang Kou di suruh Buna buat ngambil keperluan Eca yang udah di siapin dari kemarin, karena emang prediksinya minggu ini bakalan melahirkan." jelas Osamu panjang lebar yang tanpa sadar (Name) dan Bokuto sampai terpelongo mendengarnya.

MANTAN || SUNA RINTAROU X READERSWhere stories live. Discover now