Reja sudah mengetahui nama dan biodata teman-teman Reinald saat dia memeriksanya di ruang TU. Cowok yang rambutnya dikepang, Nicko Alaric. Si cowok ber-hoodie, Pandu Oliver. Sedangkan cowok yang giginya dibehel, Felix Sebastian dan cowok berkacamata bernama Simon William.
Dia memikirkan tentang mereka sambil berjalan santai di sekitar taman sekolah. Sesekali menendang bebatuan kerikil yang menghadang jalannya ke sembarang arah, sampai kemudian gendang telinganya menangkap suara seseorang.
"Kamu gapapa? Gisel apain kamu lagi? Kenapa kamu ga ada bilang ke aku?"
Saat Reja mengedarkan pandangan untuk mencari sumbernya, ia dapat melihat seorang cowok sedang duduk berduaan di kursi taman bersama dengan gadis yang tak begitu asing di matanya.
"Itu kan cewek yang di-bully Gisel," pikir Reja seraya menyembunyikan diri untuk melihat gerak-gerik dua orang itu. "Kalo ga salah namanya Daisha."
"Ga apa-apa, Zion. Aku baik-baik aja, kok. Gisel mungkin cuman lagi badmood, makanya lampiasin amarahnya ke aku." Dengan suara lembut dan lemah gemulai serta senyum menenangkan, Daisha membalas.
Pupil Reinald sempat melebar sebentar. Jadi benar cowok yang bersama Daisha itu adalah Zion Nathanio? Ah, sesuai dugaannya.
"Kamu ga perlu belain Gisel. Dia tuh udah jahatin kamu. Terlalu baik itu ga baik, Cha." Zion berpaling muka, tak terlalu suka dengan sifat naif yang dimiliki Daisha.
Daisha terkekeh kecil. "Terlalu baik itu ga baik. Hm, kalimat yang bagus." Ia mengulangi kalimat terakhir Zion karena merasa lucu.
"Jangan ketawa." Zion justru mendelik. "Kalau sampe terjadi apa-apa sama kamu, aku mungkin ga akan pernah maafin diri aku sendiri."
Raut wajah Daisha seketika berubah sendu. Matanya berkaca-kaca. Ia terdiam. Lalu dengan intonasi rendah dia berkata, "Mm... maaf."
Zion melunak mendengar pemintaan maaf gadis itu. Ia dengan lembut membawa Daisha ke dalam pelukannya, lalu mengusap kepala belakang Daisha.
"Aku benci orang-orang yang nyakitin kamu. Aku bakal pastiin hidup mereka ga akan bahagia kalo berani ngusik kamu," bisik Zion.
Daisha tersenyum manis dalam pelukan cowok ganteng itu. "Makasih, Zion. Makasih banyak."
Hatinya menghangat, ia selalu merasa terlindungi jika ada Zion di dekatnya.
Sementara itu, Reja membalikkan badannya dan berpikir. Jika ingin Ruby dalam diri Gisel selamat, maka ia hanya perlu menjauhkan Gisel dari Daisha dan membuat gadis itu berhenti membully-nya. Karena sebenarnya, tujuan utama para protagonis adalah melindungi Daisha.
Namun, yang menjadi hambatan adalah sifat keras kepala Gisel. Dari tingkah lakunya saja, Reja sudah bisa tahu kepribadian aslinya. Satu lagi penghambatnya. Reinald dibenci oleh Gisel. Jadi, akan sangat sukar untuk mendekati gadis itu.
Judul novel ini adalah Deep Love. Di mana seorang gadis lugu diperebutkan oleh tiga protagonis lelaki yang tampan dan memiliki latar belakang berbeda-beda. Mereka berambisi melindungi si gadis lugu dari kekejaman siapapun, terutama antagonisnya yaitu Giselle Rosalie.
Reja baru bertemu satu protagonis laki-laki yang juga merupakan MC pria dari novel ini. Zion Nathanio. Berasal dari keluarga terhormat, putra sulung dari pasangan pengacara dan selebriti terkenal. Memiliki adik kembar bernama Ziana Violetta. Zion merupakan cahayanya SMA Madeline, masuk dalam urutan sepuluh besar siswa-siswi berprestasi.
Ketika melihat figur Daisha dan Zion pergi, Reja juga memutuskan untuk meninggalkan area taman. Saat itulah, perutnya terasa lapar. Kebetulan sekali ia bertemu Felix.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI MENJADI BADBOY
Random"Ga ada cowok yang sempurna di dunia ini. Makanya gue menciptakan Reja Syaputra dalam wujud manusia fiksi." - Azura Hayakawa - *** Reja Syaputra memiliki kepribadian yang baik hati, ramah, dan humble. Karena itulah, dia bisa dengan mudah mendapat pe...