LIBURAAAN (3) : Dimulaiii

311 39 27
                                    

Beberapa jam setelah kereta jalan, suara anak anak happy ending ga kedengeran sama sekali lagi. Nyaris semuanya bersandar pada kursi masing masing sambil pejamin mata mereka. Tapi ga semua, kecuali seungcheol yang diem aja liatin ke arah kursi shua, seungkwan yang nunduk aja di kursinya, dan ichan yang kayaknya lagi main game di belakang.

Dari point of viewnya seungcheol, suara game dan gerutuan kecil dari ichan bisa kedengeran di bagian belakang kanannya. Tak apa. Namanya juga "liburan", mungkin chan ga ngantuk.

Pikiran si bapak ketua masih melayang kemana mana. Apa yang dia takutkan saat ini jauh lebih besar dari urusannya dengan jeonghan. Bahkan dia tuh sebenernya belom ada niat sedikit pun buat nyari keberadaan jeonghan. Antara dia belum siap ketemu mantan yang masih memenangkan hatinya sampai detik ini, atau takut jeonghan akan terkena imbasnya lagi jika dia menemui jeonghan sebelum urusan ini selesai.

Suara dan raut wajah Joshua saat itu tergambar lagi di otak seungcheol, ngebuat dia sendiri jadi kesulut emosi yang harus dia tahan. Tapi dia keinget lagi sama omongan jihoon yang sedikit membela jeonghan saat di kost hoshi.

Ga munafik, kalopun mingyu beneran pernah main sama jeonghan di bar itu, dia bukan yang pertama. Gitu gitu seungcheol juga kelebihan hormon makanya masuk dajjal genk kan. Jadi ya— sebenernya dia sama jeonghan beberapa kali udah ngelakuin. Cuma— seungcheol tetep seungcheol. Dia ga sudi berbagi apa yang jadi miliknya sama orang lain.

Suara gesekan kertas tiba tiba sampe di telinga seungcheol tepat dari kursi di samping kanannya. Pas dia nengok, itu seungkwan. Dia megang 2 kertas berwarna, itu yang seungcheol liat. Raut wajahnya ga bisa diliat jelas sama seungcheol karna rambutnya yang sedikit panjang nutupin itu.

Seungcheol bukan tipe yang kepoan. Terlebih seungkwan jadi diam saat ada joshua dateng tadi, seungcheol tau, moodmaker happy ending itu lagi banyak yang dipikirin. Yaudah dia abaikan, membiarkan seungkwan yang juga lagi perang sama pikirannya sama seperti dirinya.

Beberapa jam berlalu, hari semakin petang. Kereta mereka sudah masuk di daerah Pekalongan. Beberapa anak happy ending udah bangun, tapi ada juga yang kebangun gara gara Hoshi yang berdiri terus nepuk nepuk pundak temannya satu satu. Hosh, sekarang lu bener bener keliatan kayak personal assistant nya seungcheol wkwkwkwk.

"oy bangun oy! dah mau sampe nih, nanti kelewat stasiunnya." - hosh

"hmmm.. udah sampe, hosh?" - woonwoo yang ngeregangin badannya sampe bunyi krek gitu.

"belom. tapi abis ini udah stasiun pekalongan. sekitar 10 menit lah. prepare kopernya" - hosh yang masih nyusurin koridor sambil sesekali nundukin kepalanya sama penumpang lain, takut takut kalo mereka keganggu.

"bang cheol! asistannya kerjanya bagus nih" - sol

Semuanya terkekeh. Termasuk seungcheol yang diajak ngomong sama vernon dari kanannya. Hoshi yang denger dah maen mau layangin tinju aja, tapi melayang kok ga sampe kena.

Laju kereta mulai melambat, dan satu satu koper anak happy ending diambil dari bagasi atas. dan saat kereta berenti, sayu per satu anak ayam itu turun dengan hoshi yang ada di paling depan. Seungcheol mengekor di paling belakang. Katanya mau memastikan semua turun dulu.

"haaaahhh! akhirnya" - chan

"waahh lumayan juga" - hao

"lama ga liburan, enak juga" - jun yang nengok kanan kiri liatin orang lalu lalang di stasiun

"ya lu kan terbang ke isekai, ga ada jejak" - woo

Semuanya ketawa lagi karna ledekan wonwoo yang cuma dibalas cengiran sama yang jadi tersangka. Hoshi angkat telepon dari seseorang sambil mimpin jalan keluar stasiun. Di depan, ternyata ada 2 orang yang nungguin dia dan menyapanya sambil bawain koper punya dia.

SEQUEL! Masa depan (SEVENTEEN STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang