HOT SEAT

15 0 0
                                    

Setiap bulan, bos bule mengadakan kontes. Kontes bulan ini adalah sepeda motor. Telesales yang lebih dulu mengumpulkan total deposit 250 juta akan jadi pemenangnya.

Sebagai newbie, aku gak berharap apa-apa. Jangankan dapat klien. Ada satu nomor yang nyambung aja udah syukur alhamdulilah. Ada satu nomor aja yang mau dengerin aku ngomong tanpa berteriak 'penipu!' terus dimatikan - itu udah hampir sebuah keajaiban. Si Bondan yang gak kuat ditolak tiap hari sama nomor yang dia telpon, pamit ke Pak Charli dari WA.

Hari keempat setalah tanda tangan kontrak, dia gak datang lagi.

See? Pantesan di sini sistem rekrutmennya gak ribet. Karena ujian sebenarnya adalah setelah bekerja di sini. Orang yang punya 'muka tebal', pantang menyerah setelah ditolak tiap hari adalah mereka yang bakalan survive di perusahaan pialang ini. Selain itu tak lupa modal utama seorang bussines counsultant (baca : telesales) :

1. nokia senter jadul (gak bakalan rusak meski udah beribu kali dilempar ke meja

2. Segepok kertas berisi nama, nomor dan alamat orang (percayalah, persentase data ini valid hanya 7%)

3. keahlian bersilat lidah (ini wajib sekali)

"Skrip sudah diperbaharui ya. Jadi kalian pake yang terbaru. Sudah saya kirim di grup," Pak Charli saat briefing tim. Kepergian si Bondan kayaknya gak berpengaruh sedikitpun sama beliau.

"Kenapa diubah bos?" -Abi, telesales yang merangkap part time mahasiswa.

"Menurut lu kenapa, tukang siomay? Ya karena kita ingin ada perubahan. Supaya ada yang deposit. Ini udah pertengahan bulan loh. Tapi Ferrari total depositnya masih 50 juta."

Ruangan hening.

"Ada pertanyaan soal skrip?"

Ruangan kembali hening.

"Kalau gak ada, lanjut. Langsung canvassing pake skrip baru ya."

Kami pun kembali ke meja masing-masing. Kulihat si Firman yang duduk di depanku. Dari statusnya yang udah menikah dan punya anak, kayaknya dia gak bakalan lama di sini. Aku menghela nafas.

"Lah, masih pagi Len. Udah hela nafas aja kamu." - Mbak Dwi. Kubalas dengan senyuman.

Lagian Pak Charli juga. Pake skrip lama aja anak baru masih belepotan. Malah dibikin skrip baru. Kan harus hapalin dari awal lagi.

"Halo?"

"Halo, selamat siang, Bu Tari. Saya Butet dari perusahaan pialang ternama berjangka di Jakarta. Saya-"

"KAMU NYARI TARI SIAPA? SAYA BUKAN TARI!!! SUDAH BERAPA KALI SAYA BILANG SAYA BUKAN TARI!!!"

Tutt..tut..tut.

I told ya. Ke-valid-an data ini hanya 10%.

Aku mencoret nama itu dan lanjut ke nomor berikutnya.

Dari sebelum lahir ke dunia, kita sudah bersaing dengan ribuan sperma lain. Setelah lahir dan akhirnya dewasa, persaingan bukannya lenyap melainkan semakin berat. Bersaing di sekolah, bersaing lulus dengan IPK terbaik, bersaing mendapatkan pekerjaan. Setelah mendapatkan pekerjaan persaingan belum selesai.

Di kantor ini supaya gaji gak dipotong, aku harus berhasil mengajak satu orang untuk join dan deposit setidaknya 25 juta. Kami para telesales harus bersaing mendapatkan klien itu dari database kantor yang udah banyak coretan di setiap sisinya. Database yang digilir sama telesales lain. Database yang kebanyakan tulisan NA alias no answer dan NI atau not interest dan DC atau disconnect = tidak terhubung.

Bahkan di kertasku saat ini ada nomor yang dicoret sampai angkanya tidak terbaca lagi, terus ada tulisan 'NM' di sampingnya.

NM? Not married? Atau Not mood?

"Eh, Firman. Tanya dong. Kalau tulisannya NM kira-kira apaan ya?"

"Mungkin No Money?"

Ah iya. Itu lebih masuk akal.

Minggu pertama aku masih berapi-api menghadapi setumpuk kertas berisi nomor HP penuh coretan itu. Tapi begitu memasuki akhir minggu kedua udah lemas. Mana kalimat penolakannya selalu sama begitu kusebutkan dari perusahaan pialang ternama di Jakarta.

Ini menandakan skrip baru Pak Charli tak begitu berpengaruh.

*****

Bisa kurasakan gak cuma aku yang muak menghadapi nomor yang gak ada habis-habisnya di atas meja itu. Makanya beberapa telesales di tengah-tengah jam sale hour malah duduk santai ngobrol sama telesales di sebelahnya. Sampai tiba-tiba pintu ruangan Mr Carol terbuka dan kepala botak Mr Oskar menyembul. Mukanya terlihat tidak senang.

"HOT SEAT GUYS, HOT SEAT! SALE HOUR, OK? Pasar bagus hari ini! Come on, DEPOSIT! Hadiah motor menanti!" Mr Oskar gak segan-segan menggebrak meja. Dalam struktur organisasi perusahaan, posisi Mr Oskar adalah Marketing Advisor, sementara posisi Mr Karol : Marketing Manager. Jadi bisa saja Mr Karol nyuruh si bule botak itu 'meneror' kami.

Tapi demi mendengar bos bule ini ngomong bahasa indonesia dengan logat english-nya bikin aku hampir ngakak. Sementara telesales yang tadi ngerumpi langsung mode sibuk. Yang tadinya lagi bikin kopi di pantry langsung balik ke mejanya.

"Saya ada informasi bagus untuk bapak hari ini. Saham apple hari ini naik lagi, Pak. Naik 5 poin hanya dalam semalam. Kalau bapak deposit kemarin, profit 5 juta sudah di tangan bapak. "

"Dasar penipu!!"

Tutt..tut..tut. Coret.

Arrrgghh!!


THE NAKED JOBSEEKERHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin