3. Perlakuan Baik

166 21 2
                                    

'Kuharap, kebaikanmu bukanlah kebahagiaan semu.'

Noda Dalam Ikatan Suci

~Thierogiara

***

Bahwa memang seharusnya Sasya siap dengan ini semua, dia sudah menjadi istri orang dan ya mau tidak mau, siap atau tidak, dia akan tetap menghadapi malam pertamanya.

Sasya diam saja saat suaminya menggerayangi tubuhnya, entah kenapa Jodi juga banyak diam, dia hanya menyentuh Sasya tanpa mengajak Sasya berkominikasi, atau memang saat begini harusnya diam? Soalnya Sasya baru pertama kali melakukannya.

Perlahan sosok yang sedang bersama Sasya saat ini itu membuka baju Sasya, karena di dalam kepalanya tertanam bahwa sosok ini adalah suaminya, maka semua hal yang dia lakukan berusaha untuk Sasya ikuti. Walaupun Sasya masih belum berpengalaman dalam hal ini, masih belum belajar juga, karena dia mengira bahwa mungkin belajar bisa dilakukan dengan seiring berjalannya waktu, saat dia bersama dengan Jodi, rupanya hal semacam ini memang menjadi sesuatu yang tidak bisa ditunda-tunda.

"Mashhh..." Suara Sasya benar-benar tertahan, karena jujur dia tidak pernah merasakan ini sebelumnya.

Sosok yang berada tepat di hadapannya itu menatap mata Sasya, Sasya agak terkejut karena ada perasaan bahwa sosok itu bukan Jodi.

"Aku... aku..." kata Sasya karena dia sendiri tidak tahu harus mengatakan apa, sungkan untuk menyampaikan apa yang ada di dalam hatinya.

"Tenang ya." Suara berat dan serak itu seolah berusaha untuk meyakinkan Sasya dan akhirnya Sasya berusaha untuk tenang.

Mungkin suara Jodi berubah? Soalnya mereka berada di dalam situasi yang tidak sama seperti biasanya, Sasya tidak berpengalaman, jadi dia berusaha untuk memasukakalkan semua ini.

Kembali pria itu mencium bibir Sasya, sebelumnya Sasya sama sekali belum pernah ciuman dan kali ini ternyata ciumannya bukan ciuman biasanya. Ciuman pria itu turun ke dagu, kemudian turun ke leher dan cukup lama menggerayangi lehernya sampai desakan demi desakan keluar dari bibir Sasya, sesuatu yang Sasya baru tahu kalau akan begini.

Tidak hanya itu, tangan pria itu juga tidak tinggal diam, awalnya Sasya kaget, tapi sepertinya memang begitu, tangan itu meremas payudaranya untuk membuatnya semakin terangsang lagi dan lagi.

Ada beberapa saat di mana Sasya merasa pria ini kaku, tapi juga profesional, entahlah Sasya hanya ikut bagaimana permainannya, hanya ikut bagaimana semua ini berjalan. Yang ada di pikirannya dia hanya mau menyerahkan dirinya, menjadi seorang istri yang baik dan memuaskan sang suami.

***

Tidak pernah Sasya terbangun dari tidur dengan kondisi tubuh yang sangat lelah begini, lelah tapi dia bisa merasakan bahwa dia bahagia menjalani semua ini, dia bahagia dengan apa yang dia alami semalam. Sasya tersenyum mengingat-ngingat yang terjadi, ah jadi begini rasanya malam pertama? Dia kira menikah dengan jalur perjodohan tidak akan membuatnya punya kisah yang semanis ini.

Sasya asik tersenyum saat sadar sudah tidak ada sosok di sebelahnya, Sasya terdiam sejenak dan saat asik terdiam Jodi keluar dari kamar mandi dengan rambut basah, artinya apa? Benar bahwa pria yang bersamanya malam ini adalah Jodi.

"Mau mandi?" tanya Jodi. Wajahnya juga berbinar, menguatkan kepercayaan Sasya bahwa Jodi juga bahagia malam ini.

Dengan malu-malu Sasya menganggukkan kepalanya, tubuhnya masih polos tanpa sehelai benangpun, maka dari itu sebisa mungkin Sasya menutup tubuhnya.

Sasya berusaha untuk bangkit dari kasur, tapi kemudian terdiam sejenak karena merasakan perasaan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

"Ah, sakit ya? Ya udah, aku bantu." Dengan sigap akhirnya Jodi berjalan mendekat ke Sasya, kemudian pria itu membopong tubuh Sasya seolah tanpa beban, Sasya tersenyum saat dia bisa melihat wajah Jodi dari jarak yang sedekat ini.

Jodi membawa Sasya ke dalam kamar mandi, meletakkan tubuh istrinya itu ke dalam bathup, setelahnya dia menghidupkan air hangat.

"Aku nggak nemenin mandi nggak apa-apa ya?" tanya Jodi.

Sasya menganggukkan kepalanya, toh selama ini juga dia sudah terbiasa mandi sendiri, hanya karena sekarang dia sudah punya suami, bukan berarti Sasya harus terus bermanja-manja ria dengan suaminya, tidak begitu konsepnya.

***

Selesai mandi, Jodi terus merangkul bahu Sasya, mereka sarapan bersama, menyapa para keluarga yang juga masih berada di hotel yang sama dengan mereka berdua. Beberapa keluarga yang ada di sana juga turut bahagia karena melihat Jodi dan Sasya langsung bisa menyesuaikan diri, keduanya kelihatan seperti dua orang yang saling mencintai satu sama lain, bisa langsung menjalani semuanya dengan baik, tidak ada drama penolakan satu sama lain, jadi mereka yang mengatur perjodohan ini juga perasaannya menjadi tenang.

"Aku yang ambil makanan," kata Jodi, sebelum meninggalkan Sasya, doa kemudian mencium puncak kepala Sasya. Sasya tidak pernah punya kisah cinta, entah kenapa hal-hal kecil yang Jodi lakukan, sangat bermakna besar untuk Sasya.

Sasya menatap Jodi yang sekarang sedang sibuk mengambil makanan, jujur dari banyak waktu di dunia ini, dia merasa beruntung karena menikah dengan Jodi, pria itu hanya menunjukkan hal-hal baik untuk Sasya dan itu

Selesai mengambil makanan Jodi kembali ke meja mereka, dia menyerahkan jus jeruk untuk diminum oleh Sasya.

"Makasih Mas," ucap Sasya, Jodi menepuk puncak kepala Sasya sebelum akhirnya mendudukkan dirinya di kursi hadapan Sasya.

"Harus makan banyak ya, sama aku kamu harus gemuk," kata Jodi, dia bahkan memberikan senyuman terbaiknya hingga membuat Sasya terus-terusan merasa spesial.

Sasya tersenyum dan mengangguk, kalau perlakuan Jodi selalu sama nantinya dan Sasya hidup dalam lingkup yang bahagia, sudah pasti berat badannya bisa saja bertambah.

***

Haiii

Kayaknya Jodi bakal jadi tokoh paling jahat dan aku benci banget wkwkwk🥲🥲

Noda Dalam Ikatan SuciWhere stories live. Discover now