9. Semua Semu

94 8 0
                                    

'Sebab aku merasakannya dengan hati, makanya cepat kesimpulkan bahwa kamu mencintaiku.'

Noda Dalam Ikatan Suci

~Thierogiara

***

Mungkin memang kesannya terlalu cepat Sasya percaya pada Jodi, tapi di sisi lain ya mau bagaimana lagi? Tidak mungkin dia tidak percaya pada sosok yang hidup bersamanya, pada sosok yang sudah berjanji untuk menjaganya seumur hidupnya.

Lagipula, sejauh ini, sejauh mereka menjalani semua ini, kebetulan Sasya masih belum merasa ada yang aneh pada diri Jodi selain dia tidak mau menyentuh Sasya, hanya itu, sisanya semuanya kelihatan baik.

Ada banyak waktu di mana kepercayaan dirinya mengkhianati dirinya sendiri, tapi kali ini semoga saja rasa percaya Sasya benar dan berbuah kebaikan untuk mereka.

Jodi tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia adalah cowok jahat, buktinya dia bangun tidur langsung menciumi perut Sasya.

"Sayang banget ya?" tanya Sasya, dia terharu sih melihat bagaimana interaksi Jodi dengan calon anak mereka.

"Sayang bangetlah!" kata Jodi. "Anak pertama, keluarga besar aku juga pasti seneng banget kalau denger ini," jelas Jodi, bukan hanya dia yang mengharapkan Sasya hamil, tapi juga keluarganya. Tujuan mereka dijodohkan juga itu, karena mereka mau menampik semua gosip soal Jodi dan pembuktiannya adalah dengan kehamilan istri dari Jodi sendiri.

Sasya tersenyum, mereka masih di atas kasur, tapi ini sudah pagi, sama-sama sudah bangun karena jelas bahwa Jodi harus bersiap untuk ke kantor.

"Sehat-sehat ya," pesan Jodi.

"Aamiin," ucap Sasya, doa baik harus selalu diaminkan.

"Kamu harus kerja," ingatkan Sasya.

Jodi justru menempelkan kepalanya di perut Sasya.

"Nggak mau banget sebenarnya ninggalin," kata Jodi.

Sasya terkekeh. "Aku sama anak kamu nggak akan ke mana-mana kok," kata Sasya, ya mau ke mana juga?

"Aku pasti kangen terus," kata Jodi.

"Nanti di rumah ketemu lagi," ujar Sasya, rasanya memang malas pasti memulai hari, apalagi mereka berdua sudah memulainya dengan tidur-tiduran, tapi namanya hidup harus tetap berjalan, jadi harus tetap dijalani.

Sasya mengelus rambut Jodi, Jodi tersenyum ke arahnya dan kembali mencium perut Sasya, dia hanya mencium perut Sasya, tidak dengan Sasya.

Agak membingungkan sih, bukankah saat mereka sudah menikah, mereka sudah sedekat itu? Tapi, Sasya bahkan jarang mendapatkan ciuman kecil, tidak pernah mendapatkan sesuatu yang spesial, membuatnya agak bertanya-tanya dengan apa yang terjadi.

"Ya udah, aku mandi dulu ya," kata Jodi.

Sasya menganggukkan kepalanya, mandi bersama dalam hubungan yang bisa dikatakan sebagai pengantin baru seharusnya lumrah, tapi apa? Sasya tidak pernah menerima ajakan tersebut dan dia juga tidak mungkin memulai.

Kalau semua-semua Sasya yang memulai, dia juga takut kalau tiba-tiba saja Jodi ilfeel padanya.

Jodi mengambil handuk dan sebelum masuk ke kamar mandi, dia tersenyum dulu ke Sasya, Sasya juga membalas senyuman itu, berusaha kelihatan tidak ada beban pikiran. Walaupun Sasya terpikir, tapi dia tidak mau juga membuat Jodi merasa bersalah atau merasa punya perasaan lain di dalam dirinya, biarlah hanya Sasya yang merasakan semua ini.

***

Sasya tetap turun ke bawah, dia tetap membuatkan roti untuk menjadi sarapan Jodi, hanya mengoleskan selai di roti jodi dan menatanya di atas meja, bukan sesuatu yang spesial sih, tapi mampu membuat Sasya tersenyum, Jodi melakukan banyak hal untuknya, maka dari itu Sasya akan membalas semua yang sudah Jodi lakukan.

Sasya tersenyum selesai dia menata semua makanan di atas meja, hanya ada roti lapis, susu serta cookies, tapi ya semoga saja Jodi tidak keberatan dengan ini semua.

"Ya ampun Sya, nggak perlu repot-repot," kata Jodi, dia mengatakan itu sembari berjalan menuju meja makan.

"Nggak repot kok mas, kan kamu mau berangkat kerja, harus aku siapin sarapan dong. Lagian ini cuma roti sama susu," jelas Sasya, dia tersenyum manis ke arah Jordan, itu adalah bonusnya.

"Ya ampun," kata Jordan, dia mendekat dan mencium puncak kepala Sasya. Itu, itu yang masih membuat Sasya bingung sampai sekarang.

Untuk hal-hal yang berhubungan dengan suami istri yang lainnya memang Jodi tidak melakukan apa pun, tapi dia seringkali melakukan hal kecil, untuk seseorang yang selama ini jarang berurusan dengan laki-laki, menurut Sasya itu adalah sesuatu yang spesial.

Sekarang ini, Sasya seperti dibuat ragu, tapi detik selanjutnya diyakinkan, begitu terus.

Tapi, lagi-lagi Sasya hanya membalasnya dengan senyuman, dia kemudian menyodorkan semuanya ke hadapan Jodi, menemani Jodi sarapan pagi ini.

"Makasih ya," ucap Jodi.

Sasya menggelengkan kepalanya. "Nggak mas, udah tugas aku," kata Sasya, tugasnya sebagai istri, Sasya tidak akan mempertanyakan soal fungsi dirinya jika dia sudah melakukan semuanya dengan baik untuk Jodi, jadi menurutnya apa yang dia lakukan sekarang sudah menjadi tugasnya.

***

"Kenapa?" tanya Reynal, dia bisa melihat Jodi yang tidak bersemangat padahal ini masih pagi.

"Capek banget gue harus pura-pura setiap hari, habis energi gue buat itu doang," jelas Jodi, dia memijat pelipisnya sendiri, pusing sendiri kalau dipikir-pikir.

Reynal mendekat dan mengelus lengan Jodi, tentu hubungan mereka tidak sekadar pertemanan biasa, mereka selalu saling membutuhkan.

"Makasih ya," ucap Jodi tersenyum ke arah Reynal.

Reynal menganggukkan kepalanya.

"Malam ini nginap apartemen gue?" tanya Reynal.

"Izinnya susah sekarang, gue harus punya alasan yang jelas," ujar Jodi, dia tetap harus mengondisikan yang di rumah kalau ingin pergi, kalau ingin melakukan apa pun, jangan sampai Sasya curiga.

Reynal mengedikkan bahunya. "Bilang aja lo lagi di kantor, lembur? Emang dia tukang ngadu?" tanya Reynal, dia juga sudah melihat sosok Sasya, sosok itu kelihatan lumayan polos sih.

"Nggak sih, tapi dia mulai curiga," ujar Jodi, dia belum ceritakan ini pada Reynal, mungkin akan dia ceritakan sekarang.

"Soal apa?" tanya Reynal, pagi-pagi sekali Reynal sudah di ruangan Jodi, itu tidak masalah karena semua orang juga sudah tahu, maksudnya tahu kalau Reynal adalah teman baik Jodi.

"Karena gue nggak pernah sentuh dia, kayaknya soal banyak hal juga dia mulai curiga," jelas Jodi, dia sendiri sedang berusaha untuk memikirkan apa yang bisa dia lakukan untuk terus meyakinkan Sasya.

"Terus, lo gimana?" tanya Reynal, sebagai pasangan Jodi, tentu dia mau tahu respons Jodi.

"Apa gue paksa? Tidurin aja, toh dia udah hamil sekarang, paling nggak gue nggak renggut keperawanan dia," jelas Jodi.

Reynal mengeraskan rahangnya, mengatupkan bibirnya, sebagai sosok yang notabene pasangan Jodi, dia tidak bisa terima sih.

"Gue nggak mau nyakitin hati lo, tapi gue juga nggak punya pilihan sayang."

***

Nggak mau janji apa-apa.

Tapi ingetin aja kalau aku lupa update heu heu.

Benci banget aku sama Jodi tuh😤

Semoga bisa mengobati kerinduan kalian ya.

Apa emosi sekarang?

Noda Dalam Ikatan Suciحيث تعيش القصص. اكتشف الآن