7. Bertemu Kembali

165 18 2
                                    

'Aku selalu ingin melihatmu, tapi kita berada di dunia yang berbeda, semoga selalu ada celah maaf untuk segala dosa pada wanita baik sepertinya.'

Noda Dalam Ikatan Suci

~Thierogiara

***

Jodi memegang kedua bahu Sasya, membawa Sasya duduk dan berusaha membuat Sasya lebih tenang, Sasya sedang sangat menggebu-gebu, memang hal yang dibutuhkannya pasti ditenangkan.

"Tenang dulu," kata Jodi, berusaha agar situasinya kondusif sekarang ini, karena Jodi juga sudah ketar-ketir dengan banyak hal. Memang dia sudah tahu kalau nanti pasti akan ada waktu di mana semua ini terungkap, tapi baiknya saat Sasya sudah hamil, nanti Jodi akan membuat negosiasi baru.

Sasya menatap mata Jodi. "Kalau ada yang kurang di dalam diri aku, ngomong mas, mumpung masih seumur jagung, kita bisa perbaiki," jelas Sasya, dia masih mau marah sebenarnya, masih kesal juga, tapi karena melihat tatapan sendu Jodi, sekarang Sasya menjadi lebih tenang.

Jodi menarik napasnya, dia kemudian mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan Sasya, tentu saja yang akan dia lakukan adalah meyakinkan Sasya lagi.

"Aku minta maaf kalau kamu merasa ada yang aneh dari aku, dari sikapku, dari semua hal yang ada di rumah tangga kita, aku nggak berniat membuat kamu bingung, sungguh." Jodi menjelaskan semua itu sambil terus menatap mata Sasya dan Sasya anggap itu sebagai sebuah kejujuran dari Jodi atas apa yang sedang berusaha dia sampaikan.

"Tapi, aku mau kalau kamu benar-benar siap, aku nggak tau di malam pertama kita waktu itu, nanti kamu akan langsung hamil atau nggak, aku jadi merasa bersalah Sya, seharusnya kita bicarakan dulu. Kita butuh banyak komunikasi di dalam hubungan ini," jelas Jodi. Lagi-lagi dengan sorot matanya itu, Sasya jadi berusaha untuk yakin.

Sasya memang lemah, dia adalah sosok yang tidak bisa melakukan pemberontakan, semua hal yang terjadi di dalam hidupnya akan menjadi sesuatu yang dia terima.

Mungkin karena perjalanan hidupnya juga yang berbeda dari orang lain, sejak kecil dia sudah di hadapkan pada fakta bahwa dia adalah anak angkat, sudah di hadapkan pada kenyataan bahwa ya dia berbeda, akhirnya Sasya tumbuh menjadi sosok yang hanya menerima apa pun yang terjadi, sosok yang hanya pasrah apa pun yang terjadi di dalam hidupnya.

"Aku minta maaf kalau menurut kamu ada yang terasa aneh," ucap Jodi.

Sasya menatap mata Jodi, sejak awal dia melihat Jodi juga semua adalah sesuatu yang terasa sangat meyakinkan, bahkan kali ini, dia melihat mata Jodi dan dia yakin bahwa memang Jodi perlu mempersiapkan banyak hal di rumah tangga mereka untuk mereka berdua melangkah lebih jauh lagi nantinya.

Sasya kemudian menganggukkan kepalanya, ya apalagi coba? Dia hanya harus percaya atas semuanya.

Jodi bangkit dan memeluk tubuh Sasya. "Sekali lagi, aku minta maaf atas semuanya," ucap Jodi, dia memang sudah belajar, belajar untuk bisa meyakinkan Sasya, bisa terus melobi Sasya dan menang atas segala rencananya dengan keluarga ini.

***

Karena mereka harus melanjutkan kehidupan, jadi hari ini tetap groceries shopping karena ya mereka berdua butuh makan sebagai manusia, sementara stok bahan makanan di rumah sudah habis, jadi walaupun sebelumnya ada masalah, sebal-sebalan, tetap harus belanja bersama.

Jodi merangkul bahu Sasya, mereka berdua berjalan bersama menyusuri rak-rak yang berisi bahan pokok makanan, mulai dari daging-dagingan, buah, sayur-sayuran, sampai makanan cepat saji lainnya. Satu hal yang selaku membuat Sasya rasanya ingin selalu memaafkan Jodi, karena dari sudut manapun Jodi kelihatan sangat baik, menemani istrinya dengan sabar memilih apa yang mau dibeli seperti ini saja menurut Sasya sudah merupakan sebuah kebaikan.

"Hari ini kita makan di luar aja," kata Jodi, karena memang mereka banyak menghabiskan waktu di luar, mereka banyak melakukan kegiatan ini dan itu, jadi akan sangat melelahkan kalau nanti sampai di rumah masih harus masak juga.

Sasya hanya menganggukkan kepalanya, dia jadi lebih sedikit bicara, bukan karena masih kesal dengan Jodi, lebih ke malu, malu karena sebelumnya dia meminta Jodi untuk menyentuhnya, tapi Jodi sama sekali tidak melakukan itu.

Jodi tahu kalau Sasya masih tidak enak hati, maka dari itu dia tidak terlalu banyak mengajak Sasya bicara, lebih ya membiarkan Sasya membeli apa yang dia mau, biasanya berbelanja cukup mampu membuat perasaan seseorang menjadi lebih baik.

Bohong kalau Jodi tidak ada rasa bersalah pada Sasya, karena dia manusia biasa, dia bukan orang jahat, mungkin kejahatan yang paling besar yang Jodi lakukan adalah jahat pada Sasya.

Jodi tetap merangkul bahu Sasya dan ikut ke mana Sasya melangkah, menemani Sasya belanja pokoknya.

Sesekali dia mengelus bahu Sasya, karena mungkin memang Sasya butuh diyakinkan atas banyak hal di dalam hidupnya. Maka, Jodi ingin meyakinkan bahwa dia akan selaku berada di sana, walaupun semua ini juga menyiksa Jodi sendiri.

***

Mereka istirahat di sebuah tempat makan, Jodi menyibukkan dirinya dengan beberapa pekerjaan yang mungkin memang harus dia selesaikan.

"Oh iya, gue di sini, mending lo ke sini, makan sekalian bareng gue," ujar Jodi, dia tersambung dengan seseorang via telepon, Sasya sendiri tidak tahu siapa itu.

Sasya memutuskan tidak ambil pusing, dia memainkan ponselnya sembari menunggu makanan mereka datang.

"Temanku mau ke sini, boleh ya?" tanya Jodi.

Sasya menganggukkan kepalanya, ya silakan saja, memangnya harus dipermasalahkan?

Tidak lama, sekitar sepuluh menit kemudian, seseorang datang, dia terkejut sekali melihat Sasya, tapi karena Sasya tidak mengenalnya, Sasya memutuskan untuk tidak ambil pusing.

"Gue sama istri gue, nggak apa-apa ya?" tanya Jodi.

Eldar menatap Jodi dengan sorot matanya yang tajam, kenapa Jodi harus begini? Selama hidupnya setelah malam itu, yang ada di dalam diri Eldar hanyalah rasa bersalah, apa Jodi mau terus-terusan menjebak Eldar di dalam rasa bersalah ini?

Tapi, karena Jodi atasannya, maka Eldar hanya menganggukkan kepala, apalagi coba?

"Kenalan dulu," pinta Jodi.

Sasya kemudian menglurkan tangannya. "Sasya," ujar Sasya.

"Eldar."

***

Jangan bosen ya

Noda Dalam Ikatan SuciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang