4. Kehidupan Nyaris Sempurna

113 14 2
                                    

'Kulihat kesempurnaan pada dirimu, sehingga rasanya tidak akan sulit untuk jatuh cinta.'

Noda Dalam Ikatan Suci

~Thierogiara

***

Sepulang dia melakukan tugas konyolnya, Eldar langsung masuk ke kamar mandi dan mengguyur dirinya sendiri dengan air dingin di bawah shower, karena memang selama ini Eldar selalu berusaha melakukan yang terbaik di dalam hidupnya, berusaha untuk tetap menjadi manusia yang baik walaupun semua hal terasa berat untuknya.

Tapi, kali ini, meski dia melakukan sebuah kesepakatan, tetap saja ada rasa bersalah di dalam dirinya, karena masalahnya itu, dia selalu berusaha melakukan yang terbaik, tapi usahanya yang kali ini adalah sebuah kejahatan. Membayangkan akan sehancur apa wanita itu ketika tahu saja sudah membuat perasaan Eldar menjadi tidak karuan.

Eldar dibutakan dengan jumlah uang yang akan dia dapatkan, sampai mengabaikan bahwa akan ada sebab lain dari semua ini. Nanti dia akan punya anak dan anak itu tidak akan pernah mengenalnya sampai kapan pun, agak menyakitkan untuk dirinya sebenarnya.

Eldar menyugar rambutnya sendiri, Jodi punya permainan konyol dan entah kenapa Eldar malah setuju untuk masuk ke dalam permainannya, mengabaikan dirinya sendiri.

Waktu awal dia setuju dengan perjanjian mereka, Eldar sama sekali tidak memikirkan kalau efeknya akan sejauh ini dan ternyata pada akhirnya dia merasa bersalah dengan semuanya. Gadis yang dia tiduri benar-benar masih gadis, jelas sekali di telinga Eldar rintihannya saat dia merasa kesakitan, tapi Eldar justru menikmati semuanya.

***

Menikah dengan Jodi, membuat Sasya hanya merasa beruntung. Sebab begitu pulang dari hotel, mereka langsung pulang ke rumah Jodi, rumah yang memang dipersiapkan ketika Jodi sudah menikah dan karena sekarang yang menjadi istrinya adalah Sasya maka Sasya yang ikut pulang bersama Jodi ke rumah tersebut.

Sasya adalah anak angkat, dia anak pancingan yang pada akhirnya membuat kedua orang tuanya punya anak sekarang. Jadi, menikah dengan seseorang yang mapan dan membawa pengaruh baik ke dalam hidupnya seperti sebuah keberuntungan untuk Sasya, seperti sebuah berkah untuk Sasya.

Dia hanya selalu bersyukur, apalagi perlakuan Jodi juga sangat baik terhadap dirinya.

Sepanjang jalan menuju ke rumah, Jodi selalu menggenggam tangan Sasya, membuat Sasya merasa bahwa dia benar-benar dicintai sekarang ini.

"Kamu akan tinggal berdua aja sama aku," kata Jodi.

Sasya menganggukkan kepalanya. "Bahkan, sekarang ini aku cuma punya kamu mas," kata Sasya, ya siapa lagi coba? Mungkin memang keluarga angkatnya masih akan bisa untuk menjadi tempat pulang Sasya, tapi tidak akan pernah benar-benar bebas pulang ke sana.

Jodi agak tersentil hatinya sebenarnya mendengar itu, tapi dosanya sebagai manusia memang banyak sekali, jadi meski hatinya tersentil juga tidak akan ada yang berubah, mungkin dia akan tetap jahat pada Sasya.

"Jadi, aku siap, bahkan sudah punya banyak ekspektasi soal semua hal baik yang akan kita lakukan berdua," jelas Sasya, selama ini dia hidup dengan keterbatasan bahwa dia adalah seorang anak angkat, sekarang Sasya sudah punya rumahnya sendiri, dia sudah punya tempat pulang lain, jadi sebisa mungkin dia akan menyamankan dirinya di sini.

Jodi kembali menganggukkan kepalanya, ya semoga saja dari banyak hal di dunia ini, Sasya tidak akan kecewa dengan apa pun.

"Aku nggak sebaik itu Sya," ujar Jodi, sekadar mengingatkan, agar ketika ternyata nanti semua yang terjadi tidak sesuai dengan ekpektasi Sasya, Sasya tidak terlalu kecewa.

"Bukan nggak sebaik itu, kamu baik, tapi mungkin nggak sempurna. Kita semua tau kalau manusia emang nggak ada yang sempurna," jelas Sasya, dia akan menyamankan dirinya pada Jodi, akan membagi semua yang harus dibagi bersama-sama, pokoknya semuanya sudah Sasya pikirkan dengan baik.

Jodi kemudian hanya menipiskan bibirnya, ya bagus kalau Sasya bisa begitu sangat percaya dengannya karena memang yang paling Jodi butuhkan adalah kepercayaan Sasya atas dirinya.

Kalau Sasya sudah percaya sepenuhnya dengan Jodi, maka sisanya Jodi akan melanjutkan hubungan mereka dengan seenaknya saja.

***

"Namanya Reynal, dia yang aku percaya buat jaga rumah ini," ujar Jodi, dia memperkenalkan seseorang yang menyambut mereka saat keduanya sampai di rumah Jodi.

Tanpa menaruh curiga sedikitpun, Sasya mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Reynal.

"Sasya." Sasya memperkenalkan dirinya.

"Reynal," balas Reynal yang juga memberikan senyuman termanisnya pada Sasya.

"Makasih ya Kak Reynal udah jagain rumah mas Jodi selama ini," ucap Sasya, Reynal memandang Sasya sebagai gadis yang sangat polos, bisa-bisanya dia malah menikah dengan Jodi, yang sudah jelas pasti pemain.

Reynal menganggukkan kepalanya. "Aku juga makasih banyak sih sama kalian berdua, karena dengan tinggal di rumah ini jadi aku nggak perlu sewa apartemen selama beberapa bulan," jelas Reynal, Reynal sendiri sebenarnya hanya ikut permainan yang Jodi ciptakan, Jodi memintanya untuk mengatakan semua ini, akhirnya Reynal mengatakan semuanya tanpa beban.

"Jadi temen aku juga dong sekarang," kata Sasya.

"Dengan senang hati Sya," kata Reynal, dia sudah lama mengenal Jodi, jadi semua orang yang berdekatan dengan Jodi sudah pasti akan menjadi temannya juga, itu sudah seperti hukum alam, hanya berjalan begitu saja.

Jodi kemudian mengajak Sasya masuk, karena penting untuknya memperkenalkan rumah baru untuk Sasya. Rumah itu adalah rumah minimalis dengan dua lantai, sangat sederhana, tapi kelihatannya nyaman karena didominasi oleh warna putih dan coklat.

"Kamar kita ada di lantai dua," ujar Jodi.

Sasya menganggukkan kepalanya.

"Kamu boleh ke kamar dulu kalau mau beres-beres, aku mau ngobrol sebentar sama Reynal," jelas Jodi.

Sasya menganggukkan kepalanya, hal yang terpenting adalah mereka sudah punya rumah, sudah pasti akan menempati kamar yang sama, akan memulai semuanya sebagai sepasang suami istri, sisanya Sasya sebisa mungkin tidak akan memikirkan yang lain-lain.

"Kamu benar nggak tidur sama dia kan?" tanya Reynal saat mereka sudah berdua saja.

"Mungkin setelah ini akan tidur sama dia, tapi untuk sentuh dia kayaknya nggak, nggak bisa," jelas Jodi.

Reynal langsung tersenyum. "Bagus kalau gitu," kata Reynal.

Jodi menganggukkan kepalanya. "Ya, gimanapun aku juga bakal tetap menghargai perasaan kamu," kata Jodi.

Reynal menganggukkan kepalanya, sejauh ini memang hubungan mereka baik-baik saja. Reynal juga merasa bahwa Jodi memang harus menikah dan mereka harus menutup rapat semua yang ada diantara mereka.

***


Ngerti kan sekarang?

Jodi jahat banget gila!

Noda Dalam Ikatan SuciWhere stories live. Discover now