BAB 47: NASIHAT PERNIKAHAN

6K 901 33
                                    

SELAMAT MEMBACA 

*** 

Setelah melalui proses yang panjang dan berliku selama ini Arjuna bisa merasa lega sekaligus berbahagia karena besok dia akan menikah. Arjuna menatap langit malam yang malam ini terlihat penuh dengan bintang-bintang. Mungkin saja langit juga berbahagia untuk dirinya.

"Jangan senyum-senyum sendiri, nanti kesambet masa besok tidak jadi menikah." Ucap Abi yang entah kapan datangnya tapi tiba-tiba saja sudah berdiri di belakang Arjuna. 

"Ayah," panggil Arjuna pada sang Ayah. 

Abi tertawa pelan dan ikut bergabung bersama putranya. 

"Kok belum tidur Bang, besok biar segar. Jangan begadang nanti punya mata panda lho." Ucap Abi saat melihat putranya yang bukannya segera tidur justru duduk sendirian di halaman belakang.

"Belum ngantuk." Jawab Arjuna pelan.

"Belum ngantuk atau tidak bisa tidur?" Ucap Abi lagi, yang ternyata tepat sasaran. Bukannya belum ngantuk, tapi Arjuna tidak bisa tidur. Matanya terpejam tapi pikirannya berkelana kemana-mana.

"Apa lagi yang kamu fikirkan?" 

"Tidak ada. Cuma tidak bisa tidur saja." 

"Kamu gugup Bang?" Abi terkekeh saat mengatakan itu. Dan wajah Arjuna seketika tersipu. 

"Wajar kali Yah, mau menikah gugup." Ucap Arjuna sebagai pembelaan.

"Ayah menikah 3 kali tidak gugup sama sekali. Mentalmu saja yang lemah." Cibir Abi.

Arjuna hanya bisa mendengus kesal karena menjadi bahan olok-olokan sang ayah. 

"Awas lo kalau besok sampai salah baca ijab kobul, ayah ejekin kamu. Bukan cuma ayah, Jani pasti juga tidak akan diam." Ucap Abi lagi.

Arjuna tidak menjawab, dia memilih diam. Merasa ejekan sang ayah tidak akan ada habisnya jika di ladenin terus.

Abi pun memutuskan untuk tidak lagi mengganggu putranya. Dia hanya duduk diam di sebelah Arjuna, mereka sama-sama memandang langit malam itu.
Lama mereka berdua terdiam, sama-sama sibuk dengan pemikirannya masing-masing.

"Rasanya baru kemarin, Ayah tau kalau ternyata Ayah itu juga punya putra. Ayah baru tau kalau ternyata anak ayah itu dua bukan cuma satu. Sepertinya baru kemarin, tapi ternyata besok ayah akan mengantarkan putra ayah itu untuk menikah. 22 tahun, seperti baru terjadi kemarin." Ucap Abi dengan pelan. Matanya tidak lepas dari langit malam, tapi sepertinya pikirannya mengingat kejadian jauh di belakang.

Arjuna yang mendengar ucapan sang ayah, hanya bisa mengangguk dengan pelan. Terlalu bingung untuk menanggapinya.

Dia juga merasakan apa yang ayahnya rasakan. Rasanya baru kemarin dia bertemu dengan ayahnya. Tau seperti apa rasanya punya ayah. Ternyata yang dia katakan kemarin itu sudah berlalu hampir 22 tahun.

"Rasanya ayah belum rela ini, kenapa sih kamu cepat dewasa Bang. Ayah lebih suka kamu yang sibuk dengan mobil-mobilan." Ucap Abi lagi.

Arjuna langsung terkekeh pelan. Seingatnya kemarin-kemarin kedua orang tuanya itu gencar sekali mencarikannya istri. Bahkan selalu menjodohkannya dengan berbagai perempuan. Tapi sekarang giliran dia ingin menikah, justru ayahnya mengatakan tidak rela.

"Ayah ini aneh, kemarin ngejekin Abang karena belum nikah-nikah. Besok mau menikah malah tidak rela," ucap Arjuna dengan di bareni kekehannnya. 

"Mulai besok kamu akan menikah, kamu akan jadi seorang pemimpin.  Punya seseorang yang akan kamu pimpin itu tidak mudah Bang, jangan sampai apa yang pernah ayah alami di rumah tangga ayah dulu kamu tiru. Yang penting jangan gengsian, suka bilang suka tidak suka bilang yang jelas. Komunikasi itu penting. Menikah itu hampir semuanya di isi dengan komunikasi." Abi memulai nasihatnya. Anggap saja ini nasihat pernikahan untuk putranya itu.  

CINTA ARJUNA (DELETE) Where stories live. Discover now