Cum

730 110 27
                                    

Yibo tersedak ludahnya sendiri, spaghetti di tangannya hampir saja tumpah. Saat ia masuk ke kamar, berniat mengajak kekasihnya makan. Membawa sepiring masakan khas itali yang masih mengepulkan asap. Mata  Yibo juga hampir berasap karena pemandangan tak lazim di depannya.

Bae Yuna, kekasih yang sudah bersama  Yibo hampir setahun. Yang sudah beberapa bulan ini tidak mau melakukan hubungan badan. Yang selalu mengelak saat diajak bermesraan, yang terlihat dingin dan datar sejak fakta  Yibo lemah syahwat terkuak.

Tiba-tiba saja menjadi binal, liar, nakal, dan mengundang. Berbaring terlentang di ranjang, dengan celana dan dalaman yang sudah luruh hingga lutut. Satu tangan meremas payudaranya sendiri. Sedangkan tangan lain, menyentuh daerah pribadi. Sambil memejam mata, mendesah nikmat dan menganga mengeluarkan saliva. Sungguh pemandangan luar biasa.

"Yuna!"  Yibo tercekat, ia tak mampu mengucapkan kata lagi melihatnya, hanya mampu memanggil dengan suara lirih.

Orang yang dipanggil tak juga menoleh, tentu Zhan tak akan menoleh karena yang dipanggil bukan dirinya. Ia masih menikmati fantasi menyentuh kekasih  Yibo. Dan ia memang sedang menyentuh tubuh perempuan itu. Mendesah oleh perlakuannya sendiri. Sampai ... ia merasakan kehadiran seseorang. Bersama aroma makanan.

Zhan membuka mata dan lekas menoleh pada sumber aroma yang berasal dari spaghetti di tangan  Yibo. Zhan gelagapan, seolah tengah terciduk mencuri. Lekas saja ia menaikkan celananya dan menurunkan kaos yang sudah ia angkat hingga dada.

"Yuna!"  Yibo memanggil lagi.
Zhan hampir lupa bahwa ia sedang berada di tubuh kekasih  Yibo. Ia langsung mengingat rencananya untuk mempermainkan  Yibo.

"Kau ... apa yang kau lakukan?" Mulut  Yibo bergetar, masih shock oleh pemandangan barusan.

"Aku mencicipi tubuh kekasihmu. Maksudku ...." Zhan menutup mulut hampir keceplosan.

"Maksudku, aku ingin merasakan ...."
Belum selesai Zhan dengan kalimatnya,  Yibo tahu-tahu sudah mendekapnya. Meletakkan makanan dengan cepat di nakas. Lalu menangkup pipi Zhan hingga kedua mata mereka bertemu.

"Apa kau benar ingin melakukannya?" Nada  Yibo bergetar, setelah puasa tiga bulan. Akhirnya sang kekasih menginginkan sentuhannya lagi.

"Melakukan apa?" Zhan bertanya tak mengerti.

"Seperti tadi ... kau ingin aku menyentuhmu, kan?"  Yibo tersenyum samar. Mengunci Zhan dengan tatapan tajam. Entah kenapa tatapan itu malah membuat Zhan yang awalnya ingin membuat perhitungan malah kebingungan.

"Menyentuhku?" Zhan balik bertanya.

"Tentu, Sayang!"  Yibo mengelus pipi Zhan. Dan Zhan segera menepisnya, karena ia merasa aneh. Tubuhnya memang seorang perempuan, tapi jiwanya masih milik Xiao  Zhan. International playboy penyuka payudara, bukan penyuka dada rata.

"Kau salah paham, Bro. Kita ini sama-sama-" aduh, Zhan hampir keceplosan, ia tak boleh membongkar rahasianya. Masih terlalu awal untuk mengakui. Ia masih ingin mencari tahu lebih banyak tentang Wang Yibo.

"Aku paham maksudmu, kita sedang sama-sama bergairah, kan, Sayang!"  Yibo kembali melayangkan tatapan tajam berselimut kemesuman. Satu sudut bibirnya terangkat, yang dengan terpaksa Zhan akui.  Yibo terlihat begitu tampan saat ini.

Apalagi wajah mereka yang hanya berjarak tiga senti. Ketampanan  Yibo tak bisa disangkal lagi. Pantas saja para wanita di kampus begitu sangat mengaguminya.

Zhan harus segera mencari alasan sebelum semua menjadi lebih kacau. Akan sangat kacau jika Zhan membiarkan  Yibo menyentuhnya. Karena, catat Zhan masih laki-laki tulen. Ia ngeri membayangkan senjata miliknya harus menerobos anal  Yibo. Ia lebih suka va**** yang lembut, bukan lubang du*** yang kotor.

Fucking CrocodileWhere stories live. Discover now