Pelukan

659 115 24
                                    

"Katakan yang sebenarnya, siapa ... yang mengajarimu menertawakanku!"

"Sebentar, sebentar!" Zhan menahan dada  Yibo, sambil mengusap air mata komedi yang ikut serta bersama gelak tawa yang nyaring.

"Hahaha ... lucu sekali.  Yibo si paling keren ternyata ... hahaha!" Zhan kembali tertawa. Hingga ia berguling-guling di tempat tidur. Tidak takut sama sekali dengan wajah kesal  Yibo yang asap di kepalanya sudah di ubun-ubun.

"Yuna!"  Yibo berteriak, mencekal lengan Zhan hingga terasa pergelangan tangan tubuh wanita itu memerah.
Zhan seketika terdiam, bukan karena takut. Melainkan karena ia tersadar, bahwa tubuh yang ia tempati adalah milik kekasih  Yibo. Bisa jadi wanita itu sudah tahu kelainan  Yibo sejak awal. Sedang reaksi Zhan malah menunjukkan sebaliknya.

"Apa tidur bergilir dengan pria lain tak cukup untukmu sampai kau harus menertawankan kelainanku?" Mata  Yibo terluka, ia menghempas lengan gadis itu ke samping.

Lalu berdiri sambil bersidekap di pinggir ranjang. "Pergilah, cari kesenanganmu. Dan pulanglah ketika kau puas. Seperti biasa!"

Saat mengatakan itu,  Yibo tidak melihat ke arah Yuna. Ia berlalu dari kamar membawa makanan yang sudah dingin di tangan. Sedingin perasaan Zhan saat ini.

Niat awal ia ingin mempermainkan  Yibo mencari titik lemahnya. Tapi begitu ia mendapat apa yang ia cari. Zhan merasa luapan gembira di dada yang selama ini ia bayangkan, mendadak jadi dingin dan suram.

Dua kenyataan yang ia dengar sekaligus membuat api persaingan di dada Zhan berubah jadi simpati. Awalnya ia menertawakan kelainan  Yibo seperti lelucon yang konyol. Kemudian kenyataan lain bahwa pria itu rela diselingkuhi sekian lama, hanya untuk menutupi kelemahannya membuat Zhan terenyuh.

Jika Zhan yang ada di posisi  Yibo, ia pasti akan frustasi bisa saja depresi. Karena Zhan itu gila wanita, akan sangat menyiksa jika ia malah dijauhi karena kurang lelaki, parahnya lagi diselingkuhi.

Zhan tidak mau berdiam lama di kamar  Yibo. Ia harus kembali ke apartemennya dan mencari tahu dimana tubuhnya berada untuk bertukar kembali. Yang penting ia sudah mengetahui kelemahan  Yibo, tak peduli itu berguna atau tidak suatu saat nanti.

Meski merasa simpati, Zhan tak ada niatan untuk menghibur  Yibo. Karena tubuh yang ia pakai adalah milik Yuna. Biarkan saja  Yibo tetap merasa kecewa pada gadis itu. Wanita macam Yuna memang pantas dibenci.

Zhan sudah memakai pakaiannya kembali. Ia bergegas keluar kamar lalu pulang, tidak perlu lagi berpamitan pada  Yibo yang berada di dapur memakan spaghetti sambil berlinang air mata.

Langkah Zhan terhenti, saat tangannya meraih gagang pintu. Panggilan  Yibo membuatnya urung untuk memutar knop pintu.

Pria Wang itu tahu-tahu sudah berdiri di belakangnnya. Memeluknya dari belakang, sambil meletakkan dagunya di bahu Zhan.

"Maafkan aku belum bisa jadi kekasih yang kau inginkan!" Bisiknya yang membuat Zhan merinding. Egonya runtuh seketika.

Pria itu begitu tulus, dan baik. Harusnya  Yibo bisa mendapatkan banyak wanita yang lebih baik dari Yuna. Tapi pria itu malah semakin menjatuhkan harga diri, hanya untuk menyenangkan kekasih wanitanya yang begitu sialan di mata Zhan.

Zhan lupa tujuan utama, ia benar-benar lupa jika  Yibo adalah rival yang harus ia kalahkan. Saat suara gemetar pria itu berubah jadi isakan.

"Lakukan sesukamu, tapi jangan tinggalkan aku!"

Zhan berbalik, memeluk  Yibo yang matanya masih sembab. Menepuk punggungnya seperti seorang sahabat. Dan sesekali tangannya mengusap rambut  Yibo agar pria itu tenang.

Fucking CrocodileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang