42

17K 830 5
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
.
.
Assalamualaikum readers!!
.
.
Happy Reading!!
.
.

B

eberapa hari telah berlalu kini Gus Rafka dan Aqilah sedang mengunjungi pesantren Al-Fattah

Kini hari sudah mulai gelap, Aqilah sedang muroja'ah hafalan nya di balkon kamar bunda nya

"Huruf nya ketinggalan satu tuh" peringat gus Rafka sembari menarik hidung Aqilah

"Hish, sakit tau" sungut Aqilah sembari mengelus hidung nya

"Afwan ya humaira" pinta Gus Rafka dengan kekehan nya

"Gak terima maaf untuk hari ini" jawab Aqilah malas

"Yasudah tapi jangan sampai lebih dari 3 hari, wallahi mas ga rela kalo istri mas yang cantik ini punya catatan..."

"Hish, udah lah gausah bawa bawa itu" potong Aqilah

"Trus mau bawa gimana heum? mas cuma mau mengingatkan"

"Beliin aku seblak yang di deket basecamp"

"Ini aja nih, aku baru beli bakso di bawah ini juga kan kesukaan kamu" tawar Gus Rafka sambil menyodorkan sebuah kresek yang berwarna hitam

"Gamau bakso mau nya seblak!" paksa Aqilah dengan menggembungkan pipinya

"Seblak itu pedes sayang, ga baik buat magh kamu sama debay nya juga" peringat Gus Rafka

"Ngapapa anak aku kan kuat"

Mendengar jawaban istrinya yang masih kekeh dengan pendiriannya, Gus Rafka hanya menggeleng pelan dan membuka bakso yang ia baru saja ia beli

"Ngapain dibuka sih, aku mau nya seblak bukan bakso" sarkas Aqilah

"Dih, emang siapa yang mau bukain kamu" ledek Gus Rafka

"Aaaaaa!!!" teriak Aqilah

"Rafka, jangan ganggu anak ummi ya!!!!" teriak Ummi Halimah dari bawah

Sang pemilik nama yang mendengar teriakan itu seketika ketar ketir "Ehh, ngga sayang bercanda doang kok" ujar Gus Rafka pelan

"Heeemm" dehem Aqilah dengan suara manja nya

"Sayang, kalo keluarin suara manja kamu gini jangan kenceng kenceng, wallahi mas ga rela kalo ada yang denger suara kamu ini dan mas juga ga rela kalo ada malaikat pencatat amal menulis kamu karna suara kamu yang seperti ini di dengar oleh mahrom mu"

"Emang kenapa? oh iya tau suara aku fals jadi kamu malu karna suara istri kamu ini fals ha?"

"Ngga gitu humaira, suara perempuan juga bisa dikatakan aurat, kamu ga inget ceramah mas kemarin heum?"

"Iya, inget"

"Ihh mas kok makan siii!!!" sungut Aqilah dengan ekspresi wajah yang cemberut

"Kan kamu gamau makan"

"Mau seblak bukan bakso"

"Seblak itu pedes sayang, udah ya ini aja, itung-itung belajar bersyukur"

"Gamau, aku bosen makan bakso mulu"

"Yakin, gamau?" tanya Gus Rafka dengan menyuapi 1 buah pentol ke mulut istrinya

"Gak, mau nya seblak" jawab Aqilah yang masih kekeh, namun tidak dengan mulut nya yang mau menerima suapan pentol itu

"Pengen seblak apa bosen sama bakso heum?" tanya Gus Rafka lagi dengan tangan yang masih menyuapi sang istri, namun masih diterima oleh sang empu

"Dua duanya"

NADHIELFATHAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang