12

2.9K 300 9
                                    

Becca benar-benar menghindari freen. Ini sudah kesekian kalinya dia pergi ke rumah becca namun sayang, becca selalu pergi sebelum freen sampai disana

Freen memasuki ruangannya dengan lemas. Mata yang terlihat seperti orang susah tidur mengambil atensi nam yang kala itu sedang ada di ruangan freen.

"Hoii ada apa denganmu" ucap nam.

Nam mengajak freen untuk duduk di sofa. Freen masih tak mau bicara, bahkan dia tidak mau saat nam menyuruhnya minum.

"Kau..."

"Sangat berantakan"

Tak biasanya nam melihat freen seperti sekarang. Sejak beberapa hari yang lalu dia selalu menjumpai freen melamun dengan muka lelah.

Dia berusaha membujuk freen untuk bercerita masalah yang dialaminya. Tapi freen tetaplah freen. Dia tidak mau membaginya dengan orang lain.

Beberapa kali pula dia menghubungi becca untuk menanyakan keadaan freen kini. Yang dia dapatkan hanya kata 'tidak tau'.

"Aku mohon ceritakan padaku apa yang kau alami" pinta nam pada freen yang masih dipelukannya.

Setelah sekian lama terdiam, freen mulai membuka suara. Dia menceritakan yang dia alami dari awal sampai hari ini. Saat dia bertemu seng dan kini becca yang ingin mengakhiri hubungan dengan freen.

Nam yang mendengar itu sebenarnya marah dan juga kecewa pada freen. Bisa-bisanya sahabatnya melakukan hal itu pada orang lugu seperti becca.

"Dan kau masih mencintai mantan mu itu?" tanya nam pada freen yang menangis.

"A-aku tak tau. Aku sangat senang ketika dia kembali hingga aku melupakan becca selama seminggu ini"

"Nam bantu aku, aku harus bagaimana.. aku tidak ingin kehilangan becca"

Freen menutup muka dengan kedua tangannya. Dia sangat lelah. Entah itu pola makan atau tidurnya semua berantakan seperti hidupnya kini.

Freen menangis dengan tubuh gemetar. Disela-sela tangisannya, freen juga memukul dadanya merasa sesak. Nam mencoba menenangkannya dengan memeluk tubuhnya. Setelah merasa tubuh freen sudah tidak gemetar lagi dan tangisannya sudah mulai hilang membuat nam yang awalnya bernapas lega tiba-tiba gelisah.

"Freen bangun... freenn.."

Nam menepuk-nepuk pipi freen agar dia tersadar. Lalu dia memanggil noey. Noey datang dengan muka terkejut melihat keadaan bos nya itu. Mereka segera membawa freen menuju rumah sakit.

.
.
.

"Saya harap keluarga selalu memperhatikannya. Mungkin beberapa hari ini, khun freen tidak makan, minum maupun tidur. Apalagi dengan gangguan kecemasannya sekarang akan lebih sering terjadi dikarenakan dia memiliki pikiran yang berat. Jadi saya mohon untuk selalu mengawasinya dan mendampinginya agar terhindar dari kejadian yang tak diinginkan"

Dokter menjelaskan pada nam dan noey. Mereka bingung harus bagaimana. Freen hanya sendiri disini, walaupun tak jarang orang tuanya datang mengunjungi. Nam dan noey juga mereka hanya bisa menemani freen saat di kantor saja.

Mereka kembali ke ruangan freen di rawat. Bisa mereka lihat muka sahabat mereka yang pucat.

"Apa yang harus kita lakukan nam?" tanya noey.

Nam terdiam seperti memikirkan sesuatu. Lalu dia meminta izin untuk pergi keluar dan meminta Noey menjaga freen sebentar.

Ditempat lain, tepatnya di kampus becca. Dia dengan para temannya sedang berada di sebuah ruangan yang di khususkan untuk mahasiswa mengerjakan tugas.

Sea and You (end)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt