09

2.2K 111 6
                                    

Ezza sekarang sudah berada di dekat gerobak mang Ucup ia sedang menunggu pesanannya sambil memainkan HP yang baru ia beli tadi sebelum mampir ke tempat mang Ucup.

Ia asyik memainkan HP nya itu dengan seragam SD yang masih melekat di tubuhnya.

"Nih den nasgor nya silahkan di makan"Ucap Pak ucup sambil meletakkan nasgor Ezza di atas meja dan mendudukkan tubuhnya bersebrangan dengan bocah itu, mumpung lagi sepi jadi bisa santuy dulu.

"Makasih mang."Ezza pun meletakkan benda pipih yang ia mainan tadi ke atas meja dan menyantap nasgornya dengan khidmat.

" Aden teh masih SD saya kira anak SMP, udah kelas berapa den?"Tanyanya.

"Kelas 6 mang tapi bentar lagi masuk kelas 8 kalau lulus" Jawab Ezza sambil menyantap makanannya.

"Salah atu den aturannya aden masuk kelas 7 bukan 8"

"Saya ikut ujian untuk Akselerasi mang jadi bisa loncat kelas"

"Wah hebat atuh den Ez Moga-moga lolos ya"

"Makasi mang"

"Aden tinggal di mana?".

"Di kos putra yang di ujung sana mang yang pagar nya warna biru".

"Orang tua aden ke mana, kok nge kos?".Tanya pak Ucup semakin penasaran dengan bocah SD yang berada di hadapannya ini.

"Saya yatim-piatu mang jadi tinggal sendiri, Oh iya mang ini uangnya saya pamit pulang dulu"Pamit Ezza buru-buru karena ia tau pasti pak Ucup akan semakin banyak bertanya akan masa lalunya.

Ezza belum siap menceritakan tentang kehidupannya selama ini kepada siapapun dan Ezza tidak akan memberi tahu kan nya kepada siapapun biarlah itu menjadi pembelajaran nya untuk agar menjadi sosok yang kuat di dunia yang kejam ini.

Sedangkan pak Ucup yang melihat Ezza pergi pun hanya menatap punggung kecil itu yang mulai menjauh darinya, Entah sekeras apa hidup bocah malang itu

Krek...

Ezza membuka pagar kos yang berwarna biru itu dan masuk ke dalam tak lupa menutupnya kembali ia sempat bingung karena melihat dua motor asing yang terparkir di depan kos milik Rangga tapi ia memilih acuh dan berjalan menuju kamar kos nya.

Ezza mengeluarkan kunci kamar kos nya dari saku celana nya.

"Ez" Panggil Rangga yang baru membuka pintu kamar kos nya.

"Apa?"

"Kalau udah ganti baju langsung ke kamar kos kakak" Surutnya.

"Oke".Ezza pun masuk ke dalam kamar kos nya dan segera berganti pakaian.

Ezza mengenakan kaos hitam polos di padukan dengan celana hitam panjang. Setelah di rasa pas Ezza keluar dari kamar kos nya.

"Kak Rangga".Panggil Ezza.

"Langsung masuk aja Ez kan gak di kunci".Saut Rangga dari dalam.

Ezza pun masuk ke dalam kamar kos milik Rangga, Ia sedikit kaget karena ternyata di dalam tidak hanya ada Rangga tapi juga seorang orang remaja laki-laki yang masih mengenakan seragam putih Abu-Abu nya.

"Sini Ez duduk gue mau genalin lo sama sohib gue".Suruh Rangga.

Ezza pun duduk lesehan di atas lantai yang sudah di lapisi dengan karpet, Maklum anak kos jadi.

"Gue Daffa".Ucap remaja laki-laki itu dengan dingin dan ekspresi datarnya sambil mengulurkan tangannya kearah Ezza.

Ezza membalas uluran tangan pemuda itu "Ez".Balas Ezza tak kalah dinginnya.

Mereka pun melepas jabat tangan itu dan suasana kembali menjadi hening Rangga, Daffa dan Ezza sibuk dengan benda pipih yang ada di dalam genggaman mereka.

"Ez lo udah makan?" Tanya Rangga memecah keheningan.

Ezza menatap kearah Rangga kemudian mengangguk sebagai balasan.

Cklek...

Suara pintu kamar mandi di buka mengalihkan perhatian mereka yang sedang asyik dengan telfon gengam mereka.

Mereka menatap seorang pemuda yang baru saja keluar dari dalam sana.

"Ahh... Nikmatnya Boker".Ucap pemuda itu yang tak sadar akan keberadaan Ezza di sana"Ehh... Kok ada bocil di sini".Lanjutnya kaget.

"Dia yang gue ceritain di sekolah tadi".Sahut Rangga sambil makan kacang.

"Oh bocil Es yang lo kira anak SMP itu padahal dia anak SD".

"Seratus deh buat lo".Ucap Rangga sambil melemparkan kulit kacang kupas yang ia makan ke arah sosok pemuda itu.

"lempar nya bunga dong yakali kulit kacang nggak elit banget lochhh".

Dan terjadilah aksi lempar-lemparan kulit kacang di antara Rangga dan pemuda itu. Sedangkan Daffa yang melihat teman-teman yang mulai kumat pun memandangnya datar.

"DIAM".Bentak Ezza dengan nada dingin dan datarnya tak lupa tatapan tajam yang ia layangkan kepada kedua pemuda itu.

Sementara kedua pemuda yang kena semprot Ezza pun diam dan saling menyalahkan dengan sura berbisik.

"gara-gara lo sih".

"Lo yang salah bukan gue, lagian nih bocil serem amat".Garang sosok pemuda tersebut menolak di salahkan.

"Kalian berdua diam dan bereskan tempat ini SEKARANG".tekan Ezza di akhir kalimatnya saat melihat Rangga yang akan melayangkan protes.

Setelah selesai beberes Rangga dan pemuda itu pun duduk bersender ke tembok.

"kenalin cil nama gue Rico".Ucapnya sambil mengulurkan tangannya kearah Ezza.

Ezza menerima ukuran tangan Rico, "Ez".

"singkat, padat, jelas kayak yang" Ucap Rico menggantung sambil menatap Daffa.

"Apa?"Tanya Daffa nyolot.

Rico menggeleng saat merasakan aura berbahaya dari Daffa.

"Nama lengkap lo siapa? Dan orang tua lo mana ko ngekos lu kan masih SD".Tanya Rico yang jiwa kepo nya sudah meledak-ledak.

"Ezza Alfanza, Gue yatim piatu".Jawab Ezza.

"maaf gue nggak tau".Ucap Rico tak enak hati apa lagi melihat tatapan kedua temannya yang seakan-akan akan menelan dirinya bulat-bulat.

"lo kabur dari panti? ".tanya Rangga.

"Ngk".

"Terus selama ini lo tinggal di mana?".tanya Rico yang makin penasaran.

"Rumah ortu yang udah gue jual buat bertahan hidup".Bohong Ezza.

Rangga dan Rico yang mendengar hal itu pun merasa kasihan akan hidup Ezza selama ini, Begitu berat kah hidup bocah malang di hadapannya ini.

"Bohong"Ucap Daffa yang sedari tadi menyimak pembicaraan mereka.

Rangga dan Rico yang mendengar itu pun balik menatap Ezza dingin.

"Jelasin yang sebenarnya", Tuntut Rangga pada Ezza dingin.

Ezza bungkam , ini masalah pribadinya dan mereka bukan siapa-siapa yang berhak tau tentang kehidupannya .

"EZZA" Bentak Rico dingin sambil menatap bocah itu tajam.

"KALIAN NGGAK PUNYA HAK APA-APA BUAT TAU KEHIDUPAN GUE" Bentak Ezza pada ketiga pemuda itu. Ia bangkit dan berjalan keluar sebelum Daffa menariknya hunga punggungnya terbentur dengan tembok.

"CERITA SEKARANG EZZA ALFANZA" Murka Daffa.

"Oke".Pasrah Ezza, ia pun menceritakan semua yang terjadi padanya kepada ketiga pemuda itu.

TBC

EZZA  [promise to be happy] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang