Chapter 1

3.5K 187 10
                                    

Seorang pria menatap bosan kearah jendela mobil milik nya karena lagi dan lagi ia pulang sangat larut karena pekerjaan dikantor miliknya sangat lah menumpuk.

Andai saja daddy nya tidak menghubungi dirinya untuk menyuruh pulang kerumah, mungkin saja ia tidak akan berada dijalan seperti sekarang. Karena mungkin saja ia masih mengerjakan beberapa dokumen yang ada di kantor nya.

Selalu seperti ini jika ia pulang sangat larut atau bahkan tidak pulang kerumah, daddy nya itu akan menelpon diri nya terus-terusan bahkan sampai mendatangi diri nya kekantor langsung, sebegitu ketat nya penjagaan yang daddy nya itu lakukan membuat ia sering kali merasa tidak nyaman karena itu semua.

Edward Uxas Valentino, anak bungsu dari keluarga Ivander. Edward sudah sangat sering mendapatkan semua ini sejak kembaran nya sudah menikah karena daddy nya itu takut ia salah dalam pergaulan sehingga bisa membahayakan diri nya sendiri, padahal ia sudah sangat dewasa untuk mendapatkan penjagaan ketat seperti ini.

Sayang nya Edward mengerti apa yang daddy nya itu lakukan demi keselamatan dan juga keamanan diri nya, sehingga membuat pria yang sudah berumur 26 tahun itu hanya bisa menuruti apa yang daddy nya inginkan karena tidak ingin membantah itu.

Dan karena penjagaan ketat yang daddy nya itu lakukan membuat Edward tidak bisa bertemu orang baru yang bisa berkenalan atau mungkin menjalin hubungan dengan diri nya karena daddy nya itu selalu melarang diri nya berteman dengan sembarangan orang.

Terdengar sangat posesif, seakan-akan Edward masih anak kecil yang tidak boleh kena pergaulan bebas karena akan merusak diri sendiri, ia sering merasa jika apa yang daddy nya itu lakukan sekarang karena daddy nya itu masih mengangap diri nya anak kecil yang sangat polos sehingga tidak bisa membedakan mana yang benar dan juga mana yang salah.

Padahal nyata nya Edward sudah sangat dewasa sekarang namun perlakukan daddy nya itu tidak pernah berubah sejak dulu saat ia masih kecil, mungkin karena diri nya anak terakhir sehingga membuat semua ini terjadi, Edward selalu berpikir positif tentang apa yang daddy nya itu lakukan walaupum harus membuat diri nya kesepian karena tidak mempunyai pasangan atau pun teman dekat karena itu semua.

Tatapan Edward kembali mengarah kedepan untuk memperhatikan jalan walaupun jalanan didepan nya terlihat sangat kosong sekarang karena sudah sangat larut malam, mengingat jalanan sepi membuat Edward kembali mengingat perkataan daddy nya tadi yang akan mengirim beberapa bodyguard untuk menemami perjalanan pulang diri nya kerumah, namun dengan sangat cepat Edward menolak semua itu.

Sungguh terkadang perlakukan daddy nya itu membuat Edward merasa sedikit terkekang dan juga tidak nyaman, walaupun mungkin banyak orang yang diluar sana yang menginginkan sosok orang tua seperti daddy nya tapi untuk Edward sendiri, ia lelah karena sekarang diri nya sudah dewasa otomatis semua yang salah atau pun benar ia tau itu semua tanpa harus dikasih tau daddy nya.

Cukup lama Edward memikirkan semua itu sebelum mobil yang ia kendarai melewati sebuah jembatan, disana terlihat seseorang tengah berdiri dipembatas jembatan dengan motor yang terparkir dengan sempurna disamping orang itu.

Pikiran Edward langsung tidak bisa diajak kerja sama saat melihat itu semua sehingga secara refleks mematikan mesin mobil milik nya sebelum berjalan keluar dari dalam mobil, ia mengira sudah pasti orang yang tengah berdiri di pembatas jembatan itu ingin bunuh diri karena Edward sudah sering melihat semua ini ditayangan drakor yang ia tonton, otomatis alarm didalam hati nya langsung menunjukan tanda-tanda akan terjadi hal yang tidak diinginkan didepan sana.

Dengan sedikit berlari Edward langsung berjalan kearah seseorang yang tengah berdiri itu, sebelum menarik dengan kasar tangan orang yang sekarang menatap diri nya dengan tatapan terkejut.

Edward langsung menatap seorang pemuda yang sekarang berada dihadapan diri nya, pantas saja pemuda itu ingin melakukan acara bunuh diri karena pemikiran nya masih sangat labil sekarang.

"Heh! Lo bego atau gimana sih? Kenapa lo mau bunuh diri segala tadi? Semua masalah yang ada didunia ini nggak semua nya harus diselesain dengan bunuh diri. Dengan lo ngelakuin semua ini, lo pikir masalah lo akan menghilang begitu saja? Lo akan ngerasa tenang gitu? Gak! Yang ada banyak masalah yang bakalan muncul karena itu semua,"seru Edward dengan sangat cepat mengatakan semua itu kepada pemuda yang sekarang tengah menatap diri nya dengan tatapan datar.

Edward bisa melihat dengan jelas ada beberapa luka diwajah pemuda itu, membuat ia yakin jika masalah yang ada pada pemuda dihadapan diri nya sekarang tidak lah mudah, tapi tidak semua hal diselesaikan dengan cara bunuh diri kan?

Terdengar decakan kesal, "lo nggak tau posisi yang terjadi sama gue, jadi lo nggak usah berlagak sok ngasih gue nasehat karena itu semua basi. Setiap masalah orang beda-beda, dan gak semua orang bisa kuat ngejalani semua itu. Jadi dari pada semua nya semakin jauh lebih baik bunuh diri kan? Biar semua masalah nya terselesaikan, karena semua masalah itu berasal dari diri gue sendiri,"

Edward menatap kedua tatapan datar serta tanpa semangat dimata pemuda yang sekarang mengalihkan tatapan milik nya setelah mengatakan semua itu.

Benar, semua yang pemuda itu katakan memang benar. Tapi bunuh diri bukan solusi yang terbaik dari semua masalah yang ada.

"Gue tau masalah yang lo hadapi sekarang berat. Gue tau mungkin lo ngerasa gue gak jelas karena mengatakan semua itu tadi tanpa merasakan apa yang sekarang lo rasakan,"ujar Edward dengan pelan, entahlah setelah melihat pemuda itu ia merasa harus menolong pemuda itu agar bisa keluar dari rasa frustasi nya yang ingin bunuh diri.

"Semua orang cuman bisa bilang kalo gue gak pernah bersyukur dengan apa yang gue terima sekarang. Gue gak pernah bersyukur miliki semua hal yang nggak mungkin orang lain rasakan. Gimana gue mau bersyukur jika dengan mendapatkan ini semua, gue harus kehilangan sosok ayah yang berperan sangat penting dalam kehidupan seorang anak, setelah ibu nya. Ibu gue udah lama pergi untuk selama nya, meninggalkan gue yang kayak gini bersama dengan ayah yang sangat sibuk dengan tugas nya sebagai pejabat dan juga bermain perempuan. Gue capek ngejalani ini semua, maka dari itu gue mau ikut ibu aja biar semua masalah ini selesai."

Edward terdiam mendengar semua perkataan yang pemuda itu gumam kan barusan, masalah keluarga pasti sangat berat karena mental dipertaruhkan untuk semua itu. Ia paham apa yang sekarang pemuda itu lakukan pasti karena merasa lelah dengan semua nya, lelah dengan takdir yang sekarang terjadi kepada diri nya.

Bersambung..

Votmen_

TAKDIR { BXB } END✔Where stories live. Discover now