29. Pulang lebih dulu[End]

460 15 0
                                    

"Jadi ini dendam di masalalu." -Kenzo Galaksa Reynaldo

*****

Kedua orang yang duduk berhadapan di sebuah cafe itu menampakkan wajah gelisah satu sama lain. Walaupun Karel sendiri berusaha sebisa mungkin kepanikan dalam dirinya.

"Udah hubungi ayah lo?" tanya pria dewasa dihadapan nya. Setengah jam yang lalu Kelio menelpon nya. Memberitahukan semua kejadian dirumah. Jelas Karel tidak tau karena cowok itu sedang memiliki urusan yang sangat penting.

"Udah om, ayah bilang kita harus tenang."

Kelio mengangguk mengerti. Jujur pria itu takut akan terjadi sesuatu yang membahayakan.

"Kenapa dia bilang mau ketemu sama ayah?" tanya Karel menatap bingung. Padahal cowok itu memprediksi rencananya tidak akan berubah seperti ini.

"Pembagian perusahaan yang ayah lo kelola. Dia bilang Kanagara sendiri harus dateng kesana. Lo juga katanya akan dapet," jelas Kelio mengingat pembicaraan semalam yang ia dengar.

"Perusahaan yang di kelola ayah? Ayah gue gak pernah megang perusahaan dia om," ujar cowok jangkung tersebut. Kelio membulatkan kedua matanya.

Benar sejak awal Kelio banyak sekali melihat keganjalan yang terjadi. Dari pernah dia datang kerumah. Dan tiba-tiba berbaik hati kepada Kanagara yang padahal dulu dibencinya.

Tapi yang membuat mereka semua percaya. Waktu itu dirinya sempat menunjukkan bukti salah satu perusahaan yang dia berikan untuk di kelola Bumi.

"Sorry telat," seru seseorang yang datang menghampiri keduanya. Pria paruh baya yang masih terlihat tampan dengan setelan jas berwarna crem yang melekat ditubuhnya.

"Kak Bumi enggak ada diluar negeri?" Pertanyaan yang keluar dari mulut Kelio tentu saja mendapat gelengan.

"Dia pasti membohongi kalian," tebak Bumi memicingkan matanya. Jelas sekali pria itu sudah tau akan terjadi hal seperti ini.

Kelio mengangguk lalu berkata, "Kanagara dibawa keluar negeri."

"Tidak, anak itu masih disini. Tapi berada di suatu tempat, kita harus menghubungi Kenzo."

Mendengar penuturan ayah nya, Karel segera merogoh saku celananya.   Menaruh ponsel ditelinga untuk menghubungi seseorang.

"Ada apa sih Rel?"

"Lo sama Elvano sekarang kesini, gue serlok." Setelah mengatakan itu, Karel mematikan telepon nya sepihak. Segera mengetikkan sesuatu pada layar ponselnya.

"Gue udah hubungi kak Kenzo, kak," cicit Kelio menatap kearah pria tersebut. Kemudian Bumi mengalihkan pandangan pada putranya.

"Lakukan yang sudah kamu dapat. Ayah akan kerumah dengan om Kelio," ujar pria tersebut menepuk pelan bahu sang putra. Karel mengerti lantas mengangguk. Matanya menatap kepergian kedua orang dewasa berbeda usia sampai menghilang dibalik pintu cafe.

"Dendam ini tidak akan berakhir sebelum ada korban."

Di lain tempat seorang pemuda bergerak kesana-kemari mencoba melepaskan ikatan yang menjerat tangannya. Hingga kemudian terdengar suara langkah kaki yang mendekat. Cowok itu terdiam ketika melihat seseorang masuk kedalam.

"Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu akan segera tiba," ujar seseorang yang berdiri dengan angkuh. Mengenakan pakaian serba hitam dengan pistol ditangannya.

"Ternyata selama ini Kakek pelaku teror itu?" Pria tua dihadapan nya mengangguk kecil dengan seringai dibibirnya.

"Cucu saya memang pintar, tapi...

KANAGARA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang