yuhyuck 2

3.8K 193 6
                                    

Ini sudah sangat malam ketika tadi haechan meminta izin untuk pulang. Tapi nana menangis tidak ingin ditinggal olehnya, jadi sekarang haechan masih di rumah yuta dengan nana yang duduk bersandar pada dadanya disofa ruang keluarga.

Entahlah haechan nurut saja. Toh yuta juga mengizinkan. Kata nana tadi.

"kak echan mau tidak bacakan cerita untuk nana? Nana ingin mendengar cerita ketika tidur. Daddy sering membacakan nya untuk nana, tapi nana gasuka dengernya suara daddy terlalu besar." katanya dengan mendongak pada haechan. Dan kembali berbalik melihat kearah handphone haechan yang dia pegang menampilkan kartun.

Haechan terkekeh mendengar ucapan nana yang mengatakan suara daddy nya besar. Mungkin yang dimaksud suaranya dalam dan terdengar tegas.

"baiklah tuan kecil. Akan kaka bacakan cerita apa saja yang nana ingin dengar," ucapnya dengan nada seceria mungkin untuk membuat nana juga senang.

"emm ka echan tidak boleh bilang tuan kecil, aku nana bukan tuan kecil." cemberutnya.

"kata daddy tuan kecil hanya pangilan untuk bibi dirumah ini, kan ka echan bukan bibi yang sering didapur." lanjutnya dengan muka garang yang dia punya. Berbalik melihat kearah haechan.

Dengan polosnya dia berbicara dan coba untuk memarahi haechan karna memangilnya tuan kecil. Bukannya terlihat seram malahan dia sangat lucu ketika cemberut dan membuat wajah marah pada haechan.

"haha, baiklah baiklah. Jadi nana ingin dibacakan cerita apa nanti?" tanyanya dengan menyamankan nana pada pangkuannya.

"banyak buku cerita di kamar nana, nanti akan nana tunjukkan." senangnya.

"okayy, sekarang nana mau apa? Mau lanjut menonton atau bermain lego?"

Tadi nana sempat mengeluarkan legony dan dibawanya pada haechan.

"nana ingin main lego!" lagi lagi anak itu terlihat antusias berbicara padanya.

Dan haechan membawa nana untuk main lego dengannya. Dikarpet berbulu dekat tv.








Yuta lagi lagi hanya memperhatikannya, dia tidak mendekat sekalipun pada mereka sejak pulang tadi. Entahlah dia sedang memikirkan keputusannya untuk menikahi haechan.

Dia pikir lagi. Apa ini tidak terlalu cepat untuk haechan dan dirinya. Karna mereka baru saja bertemu tadi.

"hah, apa ini keputusan yang terbaik untuk menikahinya winniee?" yuta menghela nafasnya pelan.

"haruskah secepat ini? Aku belum yakin dengannya. Tapi ketika melihat dirinya bermain dan membuat nana senang aku sangat ingin memilikinya. Maaf kan aku, sepertinya aku mulai suka padanya yang belum ada satu hari diriku bersamanya. Apa ini tidak apa winniee" lirihnya dengan air mata yang tanpa disuruh meluruh pada pipinya dan membasahi lantai.

Yuta usap kasar air matanya dan berbalik untuk kembali lagi masuk kedalam kamarnya.

Tanpa dia sadari ada satu maid yang sudah lama bekerja degannya sedang memperhatikan dirinya tadi. Bibi han, dia sudah bekerja dengannya bahkan dari yuta masih remaja dan sekarang sudah mempunyai nana.

"winwin apa kau menyetujui jika yuta menikah dengan pemuda itu? Bibi pun melihatnya dia pemuda yang baik," lirihnya diapun menangis dalam diam.

Memang dia tidak diizinkan untuk memanggil yuta dan winwin seperti halnya majikan dan pekerja. Yuta sudah menganggap nya ibu karna hnya bibi han yang dia punya. Orang tuanya sudah lama meninggal ketika bibi han baru seminggu memasuki rumah ini. Mereka pergi karna kecelakaan beruntun sewaktu akan pulang dari tugas nya diluar kota.

Haechan harem Where stories live. Discover now