O4

17 2 7
                                    

"Haahh.."

Helaan napas kasar keluar dari mulut Aruna. Mata pelajaran terakhir tadi matematika, Aruna nggak suka matematika.

"Gue balik duluan ya, Run." Ujar Razen. Setelah mendapati anggukan Aruna, cowok itu melengos pergi keluar kelas.

Gadis bersurai panjang itu menyampirkan tas dibahunya, tangan kanannya menggenggam handphone. Dua menit sebelumnya, Dimitri mengirim pesan kepadanya. Sekadar bertanya 'kapan pulang?'. Aruna tersenyum tipis karena Dimitri begitu banyak memberikan perhatiannya.

Aruna langsung berjalan keluar kelas.

Ting!

Abang :
Nanti pulang sama siapa? Mau abang jemput?

Aruna :
engga usah, abangg. aku pulang bareng jona dan radit

Abang :
Oke cantiknya abang, hati hatii 🥰

Selesai dapat balasan dari Dimitri, Aruna memasukkan handphone nya kedalam saku. Kedua tangannya mengangkat kebelakang untuk mengikat rambut. Pelajaran matematika bikin gerah.

"Eh,"
Langkah gadis itu terhenti.

"Oh, udah selesai?" Razen bertanya kepada Aruna. Lelaki itu berada dihadapannya sekarang. Razen memang menunggu Aruna didepan kelas.

"Tanya ke aku?" Aruna balik bertanya. Ia menengok kebelakang, siapa tahu Razen berbicara pada orang lain.

"Memang siapa lagi?"

Ah, Razen memang bertanya kepadanya.
Aruna mengipaskan tangannya ke leher seraya bertanya lagi, "ada apa, Kak?

Razen berjalan mendekati Aruna. "Handphone kamu ada?"

Aruna menunjuk dada nya. Maksudnya, handphone nya Ia simpan didalam saku yang ada didada.

Tanpa ragu, cowok bersurai coklat itu mengambil handphone tersebut.

"Kak!"

Tentu saja Aruna sangat kaget. Dimatanya saat ini, Razen sangat tidak sopan. Padahal posisi handphone nya itu bisa berbahaya jika yang mengambilnya orang lain. Aruna merasa dilecehkan.

Razen tidak mengindahkan suara pekikan Aruna. Dia malah mencoba membuka handphone yang ada ditangannya.

Aruna mengambil paksa alat pintar miliknya tersebut. Menatap marah pada Razen. "Gak sopan banget, Razen. Seharusnya emang gak pantes aku panggil kamu kakak, kan? Seenaknya ambil barang orang tanpa ijin!"

Razen terdiam.

"Kalo kamu paham, yang tadi itu bisa aku laporin sebagai pelece—"

"Aruna!" Sentak Razen.

Mata Aruna berkaca. Gadis itu diam terkejut. Tidak habis pikir dengan tingkah laku Razen yang notabenenya hanya orang asing. Benar-benar tidak sopan.

Sudah salah malah menyentak.

"Aruna, maaf.." Suara Razen melembut.

"Maaf.." Aruna masih terdiam. Tangan cowok itu terangkat dan mengusap kepalanya, "aku salah, aku lancang. aku sama sekali nggak berniat sesuatu yang bikin kamu rugi." Kemudian tangannya turun ke pipi, mengelus pelan.

Razen memberikan tatapan dalam. Dia tau Aruna pasti sedih.

Sangat aneh. Razen hanya orang asing. Tapi Aruna merasa aman-aman saja ketika diperlakukan lembut oleh Razen seperti ini. Apa ada sesuatu yang salah? Atau memang Aruna yang sulit mengingat?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 13, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sweet HellWhere stories live. Discover now