14. Hari yang buruk

7.3K 643 21
                                    

Asgara masih setia menunggu didepan ICU, pandangannya tak pernah lepas dari arah pintu.
Sudah 1 jam penanganan Raymond, tapi tak satupun dokter atau perawat yang keluar untuk memberitahukan bagaimana keadaan putranya di dalam sana.

Hari semakin gelap, senja orange kini bertukar peran dengan gelapnya malam. Lampu-lampu rumah sakit sudah dinyalakan, tapi pintu ICU tempat Raymond ditangani masih setia tertutup.

"Ayah, makan dulu" tegur Archiell "ini bang Calvino yang beli tadi saat kekantin" lanjut Archiell.

Sedangkan Calvino dia memberikan makanan pada kakek dan Daddy nya yang baru dia beli di kantin.

"Archiell" panggil Valle.

"Ya kakek?" jawab Archiell, dia hanya merotasikan badannya menghadap sang kakek, namun tak beranjak dari hadapan sang ayah.

Valle bangkit berdiri dan pergi ke arah Archiell dan Asgara.

"Makan dulu, jangan sampai asam lambung mu naik" tegur Valle karena melihat Asgara tak merespon Archiell.

"Aku tidak lapar" balas Asgara pelan, pandangannya tetap terkunci kearah pintu ICU.

"Ckk, kau jangan menyusahkan anak-anak mu. Setidaknya jika ingin egois jangan sekarang, apa kau pikir hanya kau saja yang khawatir dengan Ray?" Valle tak habis pikir dengan anak bungsunya.

"Kakek sudah, tenanglah ini rumah sakit. Tidak baik kakek berteriak seperti ini" tegur Archiell.

"Ckk, urus ayah mu" Valle pergi keluar, dan menuju ketaman untuk menenangkan pikiran.

"Ayah ayo makan, jangan sampai bang Ray tau ayah tidak makan hanya karena khawatir dengan abang" tegur Archiell sekali lagi.

Brakkk...

Bungkusan ditangan Archiell terhempas begitu saja dan jatuh di lantai. Kuah panas yang Calvino beli tumpah dan mengenai kaki Archiell.

"Shhh" desis Archiell menahan perih pada kaki nya yang terkena kuah panas.

"Adek!" kaget Calvino

"Cukup Asgara! Kau keterlaluan!" tegas Gavendra yang merasa muak dengan sikap sang adik.

Asgara tersadar, dilihatnya kaki sang bungsu yang memerah. Tangannya terulur untuk menyentuh Archiell, tapi ditepis begitu saja oleh Calvino.

"Ayah keterlaluan" Calvino langsung mengangkat tubuh sang adik dan membawanya agar segera dirawat oleh dokter.

Asgara termenung, dia merasa bersalah kepada Archiell.

"Kau boleh bersedih karena kondisi putramu, tapi bukan seperti ini caranya. Jangan hanya karena satu kesalahan hubungan dengan putra mu menjadi renggang kembali" nasehat Gavendra sebagai abang tertua Asgara.

"Maaf" lirih Asgara

"Bukan padaku, katakan pada anak mu" jawab Gavendra

Asgara berdiri dan berjalan kearah Calvino berlari, namun dia tidak tau dimana ruangan Archiell diobati. Ditanyainya para perawat yang berada disekitar sana, namun tidak ada yang tahu.

Brukk

"Ckk" decak Asgara "Abang!" kaget Asgara saat mengetahui kalau orang yang menabraknya tadi adalah abang keduanya, Gevandra Vallorand.

"Jangan teriak Asgara, suara mu sangat tajam ini rumah sakit tidak bagus untuk ketenangan pasien" tegur Gevandra.

"Jika kau mencari Archiell dan Calvino, aku sudah menyuruh mereka pulang. Ini sudah malam, besok mereka harus sekolah. Lanjut Gevandra yang melihat wajah cemas sang adik.

Archiel & Gabriello [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang