13. Takdir

2.7K 306 25
                                    

Asgara menatap datar gedung yang berada didepannya dengan Rajendra yang tersenyum lebar menyambut kedatangan mereka. Beberapa bodyguard tingkat A+ yang diperintah Asgara untuk menelusuri hutan tersebut juga sudah tak berdaya dibuat Rajendra, dengan posisi berlutut didepan Rajendra menghadap kearah Asgara dan yang lainnya.

Rizal mengeraskan rahangnya, baginya para bawahannya sudah dianggap keluarganya.

"Lepaskan dia brengsek!" bentak Rizal sambil berjalan menuju kearah Yudha Rajendra.

"Oh boy ayolah! Kenapa kau marah seperti itu?" tanya Yudha sembari melepaskan bawahan Rizal dengan santainya.

Asgara mengerutkan keningnya melihat bagaimana Rizal melangkah dengan santainya ke arah musuh.

"Bagaimana selama beberapa tahun ini mencuri ilmu dari musuh mu sendiri?" tanya Rajendra.

"Biasa saja" balas Rizal.

Rajendra menunjukan smirknya saat melihat ekspresi Valle dan anak-anaknya saat ini.

"Ahh maaf tuan-tuan, perkenalkan dia Rizal Rajendra, putra keduaku" Yudha Rajendra memperkenalkan Rizal sebagai putranya.

"Dialah yang selama ini menjadi informan yang paling ku percayai, dan kalian dengan bodohnya malah membunuh sebagian bodyguard kalian yang dianggap sebagai penghianat, hahahha bodoh! Padahal bodyguard itu terpaksa mengaku karena ancaman yang Rizal buat" Yudha tertawa kencang.

Valle dan Zevran mengeraskan rahangnya, mereka merasa benar-benar kecewa. Karena pada dasarnya mereka sudah meganggap Rizal bagaikan anak kandung mereka sendiri.

"Rizal!" geramam Zevran benar-benar membuat yang lainnya merinding, Sedangkan Rizal hanya menatap datar Zevran namun ada sesuatu yang sulit diartikan dari pandangan datar Rizal tersebut. Padangan merendahkan atau sebaliknya?

"Jangan panggil nama putraku dengan mulut dan nada rendahan mu!" geram Yudha.

"Bawa mereka kemari!" titah Yudha kepada bawahannya.

Asgara dan yang lainnya mengeraskan rahangnya sekali lagi, dihadapan mereka kini sudah ada kelima anak dan cucu mereka dalam keadaan yang mengenaskan. Luka akibat kecelakaan belum sembuh, mungkin beberapa luka ada yang infeksi. Asgara dan Gevandra seolah ingin menelan Yudha dan yang lainnya hidup-hidup saat itu juga.

"Ayah/papa" lirih Archiell dan Anggara bersamaan.

Hati Asgara dan Gevandra seolah teriris mendengar panggilan lirih sang anak. Beberapa bodyguard Valle ingin maju menyerang, namun kalah cepat dengan bawahan Yudha, mereka segera menodongkan pistol kearah kepala Reza, Raza, Calvino, Anggara, dan Archiell.

Dengan cepat Zevran mengangkat tangan kanannya memberi kode agar bodyguard mereka berhenti.

Yudha menampilkan smirknya lagi, dan berjalan pelan kearah Archiell lalu menarik rambutnya keras kebelakang hingga wajahnya menengadah keatas, menampilkan leher mulusnya.

"Putra mu manis Asgara, aku ingin sekali merasakan darahnya" ucap Yudha pelan dan sensual tapi masih bisa didengar semuanya.

Asgara mengepal kuat kedua tangannya, urat dilehernya tercetak jelas, menunjukan bahwa Asgara benar-benar dalam keadaan marah.

"Singkirkan tangan kotor mu sialan!" ucap Asgara tenang, namun penuh penekanan.

Yudha melihat sekilas ke arah sang putra, dan kembali fokus pada Archiell. Sedangkan Yudha yang dilirik sang ayah hanya menampilkan wajah datar.

"Berikan pisau lipatku!" titah Yudha.

Seorang bodyguard maju dan memberikan pisau lipat tersebut. Yudha menerimanya dengan senang hati dan hendak menggores leher Archiell menggunakan pisau tersebut.

Archiel & Gabriello [END]Where stories live. Discover now